JAKARTA- China menemukan sumber energi ‘tak terbatas’. Para ahli geologi di Beijing mengklaim sumber energi tersebut dapat menyediakan cukup bahan bakar untuk memberi tenaga bagi China hingga 60 ribu tahun.
Menurut survei nasional China, kompleks pertambangan Bayan Obo di Mongolia Dalam, daerah otonom di China utara, mungkin mengandung cukup thorium untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga China ‘hampir selamanya’.
Unsur yang bersifat sedikit radioaktif ini dapat digunakan untuk membuat jenis pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut reaktor garam cair, dan dapat menyediakan energi dalam jumlah besar.
Dikutip dari 𝘋𝘢𝘪𝘭𝘺 𝘔𝘢𝘪𝘭, para ilmuwan memperkirakan kompleks pertambangan tersebut dapat menghasilkan 1 juta ton thorium jika dieksploitasi sepenuhnya.
Studi tersebut mengklaim bahwa sumber daya thorium dalam limbah pertambangan negara itu tetap sama sekali tidak tersentuh, dan jika diekstraksi dengan benar, dapat menjadi cukup besar untuk mengakhiri ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil.
Laporan itu muncul saat China, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) berlomba-lomba memperluas teknologi nuklir mereka dan menjadikan energi nuklir sebagai sumber daya utama. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump akan menandatangani kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang akan memungkinkan Amerika untuk menambang cadangan tanah jarang Ukraina.
Studi tersebut mengidentifikasi 233 zona kaya thorium di seluruh China, dan jika akurat, menunjukkan bahwa cadangan thorium di China secara signifikan melebihi perkiraan sebelumnya.
Diperkirakan 500 kali lebih melimpah daripada uranium-232 yang digunakan dalam reaktor nuklir konvensional, thorium telah dianggap sebagai solusi potensial untuk memenuhi permintaan tenaga nuklir.
Reaktor nuklir menciptakan energi dengan memaksa unsur-unsur radioaktif menjalani proses yang disebut fisi. Selama proses ini, unsur tersebut terurai menjadi unsur-unsur yang lebih kecil dan lebih stabil dan melepaskan panas yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Torium sendiri tidak bersifat fisil, artinya tidak dapat digunakan untuk fisi, tetapi dapat menyediakan dasar untuk reaksi fisi. Hal ini karena thorium bersifat ‘subur’, artinya ia dapat berubah menjadi uranium-233 (U-233) saat dibombardir dengan neutron.
Dalam reaktor garam cair, thorium dicampur dengan bahan kimia yang disebut litium fluorida dan dipanaskan hingga sekitar 1400°C. Campuran ini kemudian dibombardir dengan neutron hingga sebagian thorium mulai berubah menjadi uranium-232 yang kemudian meluruh dalam reaksi fisi.
Saat meluruh, uranium ini menghasilkan lebih banyak neutron yang mengubah thorium tambahan menjadi bahan bakar. Secara teori, desain reaktor ini dapat mengubah unsur yang sangat melimpah menjadi sumber daya yang hampir tak terbatas.
𝗧𝗼𝗿𝗶𝘂𝗺 𝗱𝗶 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Dr.-Ing. Suhendra. Mantan peneliti 𝘍𝘦𝘥𝘦𝘳𝘢𝘭 𝘐𝘯𝘴𝘵𝘪𝘵𝘶𝘵𝘦 𝘍𝘰𝘳 𝘔𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘭 𝘙𝘦𝘴𝘦𝘢𝘳𝘤𝘩 𝘈𝘯𝘥 𝘛𝘦𝘴𝘵𝘪𝘯𝘨, 𝘎𝘦𝘳𝘮𝘢𝘯𝘺 mengungkapkan cadangan thorium di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 100.000 ton, lebih banyak dibandingkan cadangan uranium.
Potensi pengendapan thorium banyak ditemukan di daerah penghasil mineral monasit seperti Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sumatera, sementara uranium lebih banyak terlihat di Papua, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Dengan jumlah yang lebih besar dan distribusi geografis yang lebih luas, thorium berpotensi menjadi bahan alternatif bakar nuklir yang dapat dikembangkan untuk mendukung ketahanan energi nasional. (Calvin G. Eben-Haezer)