JAKARTA- Indonesia seharusnya tidak membebek Amerika Serikat dan NATO yang berhasil menggalang dukungan pada Resolusi PBB yang mengecam dan melakukan embargo pada Rusia. Demikian Ketua Komite Umum Persahabatan Rakyat Indonesia dan Rusia, Joko Purwanto kepada pers di Jakarta, Senin (7/3) menanggapi kesertaan diplomat Indonesia mendukung resolusi PBB atas komflik Rusia dan Ukraina.

“Arahan Presiden Joko Widodo sudah sangat jelas yaitu menghentikan perang tanpa berpihak pada Rusia ataupun Ukraina. Ini sejalan dengan politik bebas aktif,” jelasnya.
Namun sikap diplomat Indonesia mendukung resolusi PBB tersebut menunjukkan keberpihakan diplomat Indonesia yang berpihak pada Ukraina.
“Bukan rahasia lagi dibalik Ukraina ada kepentingan NATO dan Amerika Serikat yang sudah lama mengganggu Ukraina dengan operasi intelejen. Tujuannya adalah masuk ke Ukraina dan menguasai batas halaman depan Rusia,” jelasnya.
Joko mempertanyakan pengetahuan dan kemampuan diplomat Indonesia yang menutup mata atas sejarah Ukraina dan Rusia dalam hubungannya dengan Indonesia.
“Tahukah para diplomat bahwa embargo yang diinisiasi Amerika Serikat itulah yang akan menyebabkan krisis energi dan ekonomi dunia hari ini? Krisis ini akan segera sampai di Indonesia dan memberatkan masyarakat, negara dan pemerintah kita sendiri,” ujarnya sambil mengingatkan bahwa semua pemberitaan berat sebelah pada Ukraina dan anti Rusia merupakan rekayasa media barat untuk mendeskreditkan Presiden Putin dan Rusia.
Menurut Joko, kalau para diplomat Indonesia tidak cukup informasi dan pengetahuan valid tentang konflik Rusia dan Ukraina, sebaiknya memilih abstain.
“Mendukung resolusi PBB yang mengecam dan mengembargo Rusia, artinya Indonesia akan ikut bertanggung jawab atas krisis akan datang. Para diplomat Indonesia juga akan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Indonesia yang akan diterpa krisis energi dan ekonomi akan datang,” tegasnya.
Satu lagi menurut Joko Purwanto mendukung Ukraina berarti mendukung rezim Neo-Nazi yang menguasai Ukraina.
“Aneh kalau Indonesia yang pernah.dijajah fascisme Jepang, malah mendukung rezim fascis Ukraina,” tegasnya
Embargo Deklarasi Perang
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sementara itu
Perang Rusia dan Ukraina makin panas. Terbaru, Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara yang memberlakukan sanksi ke Rusia.
Ia menyebut mereka sama dengan mendeklarasikan perang.
“Sanksi yang dikenakan ini sama dengan deklarasi perang,” kata Putin, berbicara Sabtu (5/23/2022) waktu setempat, dikutip Reuters dan CNN International.
Ia juga memperingatkan pemberlakuan zona larangan terbang di Ukraina yang diminta Kyiv ke Barat akan memiliki konsekuensi besar bagi Eropa dan dunia. Negara-negara itu akan dianggap Rusia masuk ke dalam konflik militer.
“Kami akan segera menganggap mereka sebagai peserta dalam konflik militer,dan tidak peduli anggota organisasi mana mereka,” kata Putin.
“Tidak mungkin melakukannya, di wilayah Ukraina, itu hanya mungkin dari wilayah beberapa negara tetangga. Tetapi setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata,” tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah negara Eropa telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat-pesawat Rusia. Ini membuat perjalanan laut menjadi satu-satunya alat transportasi menghubungkan dunia dengan Rusia.
Penutupan juga dilakukan Polandia dan Lithuania, yang sangat dekat dengan Rusia. Ini tanggapan atas serangan negara itu ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. (Web Warouw)