Minggu, 6 Oktober 2024

INI LOH DEMOKRASI..! Australia Cabut Visa Bagi Orang yang Mendukung Hizbullah

CANBERRA – Pemerintahan Australia yang dikendalikan Partai Buruh mengancam akan membatalkan visa bagi siapa pun yang memicu “perselisihan” di negara itu menyusul protes selama akhir pekan terhadap serangan Israel di Lebanon.

“Setiap indikasi dukungan terhadap organisasi teroris dikutuk dengan tegas,” kata Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.

“Ada tingkat pengawasan yang lebih tinggi jika seseorang memegang visa. Saya telah menegaskan sejak hari pertama bahwa saya akan mempertimbangkan untuk menolak dan membatalkan visa bagi siapa pun yang berusaha memicu perselisihan di Australia.”

Oposisi Australia berspekulasi bahwa orang-orang yang membawa gambar Nasrallah di demonstrasi tersebut adalah pemegang visa dan menyerukan pembatalannya. Namun, tidak ada bukti yang diberikan untuk klaim tersebut.

PM Anthony Albanese juga mengeluarkan pernyataan pagi ini, yang mengatakan “kami tidak ingin orang-orang membawa ideologi radikal konflik ke sini”.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot berkunjung ke Lebanon. Ia adalah diplomat asing senior pertama yang mengunjungi negara itu sejak Israel meningkatkan serangannya seminggu yang lalu.

Ia bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati setelah tiba pada Minggu malam dan mengatakan Paris mengupayakan “penghentian segera” atas serangan Israel.

Barrot dijadwalkan bertemu dengan koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan. Ia tiba tak lama setelah Prancis mengonfirmasi bahwa warga negara Prancis kedua telah tewas di Lebanon.

Parlemen Australia Blokir

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Canberra, para senator Australia melakukan upaya baru di parlemen negara itu pada Selasa (25/6/2024) untuk mengakui negara Palestina tetapi gagal karena pemerintah yang dipimpin Partai Buruh menentang usulan tersebut.

Usulan tersebut diajukan di Senat oleh anggota parlemen sekaligus Wakil Pemimpin Partai Hijau Australia Mehreen Faruqi, menurut laporan kantor berita Anadolu.

Itu adalah upaya kedua dalam beberapa bulan oleh anggota parlemen Australia untuk mengikuti 145 negara yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

“Hari ini, saya mengajukan usulan sederhana yang menyerukan tindakan keadilan dasar dan fundamental, untuk mengakui Palestina,” ungkap Faruqi di X.

Dia menjelaskan, “Saya senang bahwa teman saya Senator Fatima Payman memiliki keberanian dan prinsip untuk mendukung usulan tersebut dan menyeberang jalan. Anggota Partai Buruh lainnya gagal dalam ujian moral dasar ini.”

Fatima Payman, senator dari Australia Barat, menyeberang jalan dan mendukung usulan tersebut.

Keputusan yang Sulit

Ini adalah pertama kalinya seorang politisi Partai Buruh menyeberang jalan sejak 1986, untuk mendukung usulan apa pun, saat partai tersebut berkuasa.

Menurut aturan partai, dia dapat menghadapi tindakan atas sikap yang diambilnya terhadap keputusan partainya.

Namun, Payman tetap pada keputusannya yang “paling sulit” dan mengatakan dia tidak terpilih sebagai “wakil simbolis keberagaman.”

“Saya terpilih untuk melayani rakyat Australia Barat dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditanamkan dalam diri saya oleh mendiang ayah saya. Hari ini saya telah membuat keputusan yang akan membuatnya bangga dan membuat semua orang yang berada di pihak kemanusiaan bangga,” tegas dia kepada wartawan, setelah pemungutan suara parlemen tentang Palestina.

“Kita tidak dapat percaya pada solusi dua negara dan hanya mengakui satu,” ujar Payman menambahkan.

Tindakan Memalukan

Pemimpin Partai Hijau Adam Bandt menuduh pemerintah melakukan “tindakan memalukan” dalam pemungutan suara menentang pengakuan negara Palestina.

“Itu pengecut… (Partai Buruh) gagal melakukan apa yang telah dilakukan lebih dari 140 negara lain di seluruh dunia, yaitu mengakui Palestina,” tegas dia.

Dia juga memuji Senator Payman atas “keputusannya yang berani” untuk mendukung mosi di parlemen.

Bulan lalu, DPR Australia juga memblokir upaya serupa oleh Partai Hijau untuk mengakui negara Palestina dengan lima suara mendukung dan 80 suara menentang.

Lebih dari 37.000 Tewas

Saat ini sedang diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.658 warga Palestina telah tewas, dan 86.237 orang terluka. Selain itu, 11.000 orang tidak diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru