JAKARTA- Penangkapan dan penahanan pendiri Relawan Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang di Singapura tidak mempengaruhi atau mengurangi dukungan pendukung Ahok untuk maju mencalonkan dirinya kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Gak ada pengaruhnya itu. Relawan Ahok isinya anak-anak muda yang bersemangat membuktikan dukungan rakyat langsung pada pencalonan Ahok. Justru insiden Singapura memberikan pelajaran berharga bagi Relawan Teman Ahok untuk bersiap dalam pertarungan politik real nanti saat pencoblosan,” demikian mantan Komisioner KPU Pusat, I Gusti Putu Artha kepada Bergelora.com, Selasa (7/6)
Konsultan politik ralawan Teman Ahok itu menjelaskan sebenarnya, sebelum berangkat ke Singapura, Teman Ahok telah mengirim revisi acara di Singapura yaitu hanya festival makanan, namun undangan sudah keburu diedarkan dan dijadikan dasar oleh panitia di Singapura untuk menangkap Teman Ahok atas tuduhan kegiatan politik
“Festival makanan terus berlangsung. Tanpa kegiatan politik apapun. Tapi karena undangan yang dipakai berdasarkan informasi awal, aparat Singapura menangkap mereka,” ujarnya.
Pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) menurutnya sudah cukup membantu untuk segera mengurus kepulangan dua orang Teman Ahok kembali ke Jakarta.
“Jadi tidak benar ada pembiaran oleh KBRI pada Teman Ahok. Namun tentu saja dua orang anak muda pimpinan relawan Teman Ahok sempat panik dan mengecam KBRI di Singapura,” ujarnya.
Saat ini Teman Ahok menurutnya tetap fokus pada pemenuhan pengumpulan 1 Juta KTP pendukung, untuk memenuhi syarat KPU.
“Sudah bisa dipastikan Kawan Ahok akan bisa mengumpulkan sesuai target,” ujarnya.
Sebelumnya Pihak imigrasi Singapura, menangkap pendiri “Teman Ahok”, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, saat menghadiri undangan festival makanan, yang diselenggarakan warga Indonesia, di negeri jiran tersebut. Amalia dan Richard terkena status “unwanted person” atau pihak yang tidak diinginkan, terkait aktivitas politik.
Penangkapan terjadi Sabtu (4/6) siang. Keduanya sempat menjalani isolasi, kontak dari dunia luar diputus, bahkan pihak KBRI tidak diperkenankan untuk bertemu. Inisiator Teman Ahok, Singgih Widyastono, merasa penangkapan keduanya aneh. Sebab, mereka merasa penangkapan Amalia dan Richard laiknya teroris.
“Kami menghormati hukum di Singapura, namun Teman Ahok bukanlah teroris. Amalia dan Richard cuma diundang untuk hadir oleh warga negara Indonesia di Singapura untuk menghadiri acara Food Festival. Dan ini juga kedatangan pertama mereka di Singapura,” jelasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)