JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan, bahwa tanaman bambu bisa menjadi solusi untuk mencegah bencana perubahan iklim di Indonesia.
“Indonesia akan menjadi salah satu korban dari perubahan iklim. Dan bambu bisa jadi solusinya, karena bambu itu tumbuh cepat, bambu itu bisa tumbuh di berbagai macam pulau,” kata Nadiem Makarim dalam video di akun Instagram Bamboo Foundation, Rabu (20/10).
Nadiem menjelaskan, tumbuhhan bambu dapat menyerap hingga 50 ton karbon per hektar setiap tahunnya. Adapun karbon, merupakan salah satu gas yang memicu perubahan iklim secara global.
“Terlebih lagi, bambu bisa digunakan sebagai kayu semua jenis barang apa saja,” imbuhnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sementara itu, pendiri Indobamboo, Arif Rabik menambahkan, bahwa bambu memiliki begitu beragam potensi. Tanaman ini bahkan sudah inheren dengan budaya nusantara.
“Yang jelas dari Sabang sampai Merauke itu kelompok-kelompok adat sudah memiliki budaya bambu dan cara-cara untuk memanfaatkan puluhan jenis bambu untuk jadi sumber makanan, serat, anyaman dan mengenal bambu dari lahir sampai meninggal,” tuturnya.
Berdasarkan catatannya, saat ini tanaman bambu di Tanah Air hanya menempati lahan seluas kurang dari 2 hektare saja. Padahal sebelum Perang Dunia II memiliki lebih dari 27 juta hektar bambu.
“Berarti di konteks modern kita, bambu agak kurang kelihatan manfaatnya. Harusnya dengan inovasi yang sudah dilakukan dan sudah diaktifkan di luar negeri, seperti China di Amerika Selatan yang sampai ada kereta api dari bambu, selang-selang dan pipa-pipa industri dari bambu, harusnya ikatan budaya Indonesia di era modern dengan bambu lebih kuat bukan sebaliknya,” pungkasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)