JAKARTA- Banjir yang menerjang Provinsi Henan, China telah meninggalkan kerusakan yang begitu luar biasa, khususnya bagi warga kota Zhengzhou yang terkena dampak parah. Hingga kini, bencana banjir setidaknya telah menelan korban tewas hinggga 33 orang. Di antaranya termasuk 12 orang yang terjebak di sebuah kereta bawah tanah yang terendam air. Sementara delapan orang lainnya dinyatakan masih hilang.
Banjir ini juga pada akhirnya memicu pengungsian besar-besaran di mana warga Zhengzhou yang harus dievakuasi mencapai sekitar 100 ribu orang. Kondisi ini makin diperparah dengan pemadaman listrik skala besar hingga pasokan air minum yang terputus.
Dengan situasi yang memprihatinkan itu, warga Zhengzhou pun saling berjibaku membantu para korban.
Seperti diwartakan SCMP, para pemilik bisnis dan penduduk di kota Zhengzhou bergotong royong memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak.
Seorang pria yang mengelola 50 homestay di kota misalnya, rela menggratiskan semua kamar dan area publiknya untuk para korban banjir. Ia pun mengaku menyediakan penginapan gratis bagi yang membutuhkan sejak Selasa (20/7) malam, ketika hujan deras mengguyur kota, membanjiri jalan-jalan dan terowongan kereta api.
“Sudah saatnya saya melangkah maju untuk membantu ketika begitu banyak orang dalam kesulitan,” kara pemilik Kutequ City Guesthouse yang hanya mau diidentifikasi dengan marga Wu.
Wu kemudian bercerita bagaimana saat menawarkan ratusan kamarnya, banyak warga yang langsung menelepon. Bahkan, telepon itu dikatakan terus berdering setiap dua detiknya.
Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga yang berlindung di homestay milik Wu. Namun, menurut Wu, beberapa warga ada yang sudah pulang karena listrik dan pasokan air di daerahnya telah pulih.
“Sejauh ini, banyak tamu yang sudah pergi karena listrik dan pasokan air telah pulih di beberapa tempat,” kata Wu pada Kamis (22/7).Handout via SCMP
Kepada Bergelora.com dilaporkan, selain itu, ada kisah di mana lebih dari 1 ribu warga mendapatkan shelter serta akomodasi gratis dari bioskop selama beberapa malam terakhir.
Tawaran itu berasal dari cabang Bioskop Panen Emas Oriental yang terletak di pusat perbelanjaan di Zhengzhou. Karena upayanya itu, bioskop sempat menjadi trending di Weibo di mana warga berbondong-bondong memberikan pujian.
“Saya dan keluarga saya terjebak di sini setelah hujan deras … Bos dan anggota staf sangat baik kepada kami. Mereka bahkan menyiapkan air panas untuk kami … Orang tua dan anak-anak saya beristirahat dengan baik di sini,” ujar seorang wanita yang sempat mengungsi di bioskop tersebut.
Wanita itu mengatakan apartemennya berada di gedung bertingkat dan masih belum ada air atau listrik di masyarakat, sehingga keluarganya harus tinggal di bioskop sedikit lebih lama.
“Kami merasa jauh lebih baik di sini. Itu membuat kami merasa bahwa kondisi di luar tidak terlalu mengerikan,” katanya.
Sementara manajer bioskop, seorang pria bermarga Yang, mengaku senang memberikan kontribusi selama bencana alam.
“Saya hanya melakukan apa yang harus dilakukan dalam keadaan seperti itu. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa kami akan menjadi terkenal,” ucap Yang.
Selain Wu dan Yang, bantuan juga terus berdatangan dari banyak pemilik restoran, hotel hingga toko kelontong di Zhengzhou.
“Tidak ada pasokan listrik, tidak ada air dan tidak ada sinyal. Banyak hotel dan toko menawari kami air dan mengisi daya ponsel kami secara gratis. Saya sangat berterima kasih kepada mereka yang datang untuk membantu,” tulis seorang pengguna di Weibo pada hari Kamis.
Meskipun permintaan akomodasi meningkat, sebagian besar hotel di kota itu secara sukarela menurunkan tarif kamar mereka di tengah cuaca ekstrem, menurut platform pariwisata ctrip.com.
“Saya berasumsi bahwa harga barang di toko-toko kelontong di komunitas akan melonjak (karena banjir). Tetapi saya salah.
“Saya juga pergi ke luar untuk mencari sinyal seluler dan melihat warga diberi air minum kemasan dari sejumlah truk. Ada juga petugas pemadam kebakaran dari provinsi Jiangsu yang membantu mengeringkan daerah banjir.
“Orang-orang saling membantu… Saya sangat tersentuh!” ujar seorang warga yang bercerita di Weibo. (Calvin G. Eben-Haezer)