JAKARTA- Belakangan ini pemerintah menggiring PT FI (Freeport Indonesia) membangun smelter di Halmahera,–setelah sekian lama molornya pembangunan smelter yang menjadi kewajiban PT FI. Menanggapi hal ini, Dr Kurtubi, pakar energi menegaskan langkah ini kurang tepat.
“Karena sebelumnya PT FI sudah kerjasama dengan PT Aman untuk bangun smelter di Sumbawa yang akan menguntungkan semua
Pihak. Kedua pelaku usaha dan pemerintah pusat yang akan memperoleh pajak lebih besar,” jelas anggota DPR-RI 2014 – 2019 dari Fraksi Nasdem dari NTB ini, di Jakarta, Jumat (12/2).
Alumnus CSM (Colorado School of Mines), IFP (Institut Francaise du Petrole dan UI (Universitas Indonesia) ini menjelaskan sejak berlakunya kewajiban membangun smelter berdasarkan UU Minerba No.4/2009, PT FI sudah mulai merencanakan membangun smelter tembaga kapasitas besar di Gersik.
“Tapi karena lokasinya merupakan lahan urugan/reklamasi sehingga biaya membangun smelter akan sangat mahal, disamping jarak dari Mimika ke Gersik sangat jauh yang membutuhkan biaya angkut bahan baku smelter selama usia operasi smelter sekitar 50 tahun juga akan sangat mahal,” jelasnya.
Maka menurut Kurtubi, PT FI juga melakukan Kerjasama dengan PT Aman Mineral untuk bersama-sama membangun smelter di Pulau Sumbawa.
“Sebagai anggota DPR RI saya mendukung penuh Kerjasama PT FI dan PT Aman itu. Sebab langkah ini merupaksn langkah yg paling efisien dan menguntungkan semua pihak,” jelasnya.
Biaya membangun smelter di Sumbawa menurutnya sangat effisien karena lokasinya tanah pegunungan asli, bukan tanah reklamasi.
“Di Sumbawa juga sudah tersedia pelabuhan tambang,” jelasnya.
Tanah untuk industri hilir yang memanfaatkan output smelter sudah tersedia, seperti industri kabel listrik, industri semen didukung oleh adanya produksi pasir besi yang besar di Sumbawa.
“Lahirnya Industri Terintegrasi Hulu Hilir berbasis Tambang di Sumbawa pasti akan mengundang lahirnya Industri penunjang seperti industri wisata, hotel, kuliner dan lainnya. Tak ayal hal ini akan melahirkan Pusat Pertumbuhan Ekonomi baru yang bisa mengurangi kesenjangan antar daerah,” paparnya.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, untuk itu Kurtubi menghimbau kepada Pemerintah dan PT FI serta PT Aman untuk sebaiknya meneruskan merealisasikan membangun smelter di Sumbawa.
“Bisa saja diperkuat dengan mengikutsertakan Investor dari luar termasuk investor dari China,” jelasnya. (Web Warouw)