JAKARTA – Sosok Joko Widodo (Jokowi) masih sangat terkenal hingga saat ini.
Kecintaan rakyat Indonesia terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) luar biasa besar.
Padahal, masa tugas Jokowi hanya sampai 2024, namun ternyata mayoritas rakyat Indonesia masih menginginkan kepemimpinannya.
Fenomena ini terekam dalam survei terbaru yang dilakukan lembaga survei, Indikator Politik Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, tingkat kepuasan publik atau approval rating terhadap kinerja Presiden Jokowi dalam satu bulan terakhir sangat tinggi.
Berdasarkan hasil survei terbaru Indikator Politik, kata Burhanuddin, sebanyak 71,4 persen publik mengaku puas dan sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
“Total responden yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi sebanyak 71,4 persen,” ujar Burhanuddin saat rilis hasil survel secara daring, Minggu (9/1/2022).
Survei Indikator tersebut menyatakan sebanyak 10,7 persen responden sangat puas, dan 60,7 persen publik mengaku puas sehingga totalnya menjadi 71,4 persen yang merasa puas dengan kinerja Jokowi.
Sementara responden yang kurang puas sebanyak 25,2 persen dan yang tidak puas sama sekali sebanyak 2,6 persen. Sisanya, responden tidak tahu atau tidak menjawab.
“Ada dua faktor yang menjelaskan kenaikan tingkat kepuasan publik ini, yakni faktor ekonomi secara nasional maupun rumah tangga yang mengalami perbaikan serta penanganan Covid-19 (yang lebih baik),” jelas Burhanuddin.
Seperti diberitakan, Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia kembali mengeluarkan hasil survei yang bertajuk ‘Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19, Pandemi Fatigue dan Dinamika Elektoral Jelang Pemilu 2024’.
Dalam hasil survei kali ini, menunjukkan kalau dominan responden atau masyarakat memilih Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi Presiden RI mendatang.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, mekanisme yang dilakukan pihaknya untuk survei ini yakni dengan menerapkan simulasi Top of Mind atau masyarakat diminta memilih tanpa disajikan nama kandidat.
“Terlepas dari penerapan masa jabatan Presiden, dalam simulasi Top Of Mind, masyarakat diminta memilih untuk Presiden mendatang, hasilnya Jokowi masih menempati posisi paling atas,” kata Burhanuddin saat pemaparan hasil survei secara daring, Minggu (9/1/2022).
Adapun dalam hasilnya, Jokowi mendapati 20,8 persen; kemudian disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 13,1 persen; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 8,9 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 8,7 persen.
Dalam grafiknya, jumlah pemilih Jokowi dalam simulasi Top of Mind ini terus meningkat sejak September 2021 hingga Desember 2021.
“Setelah dilanda (Covid-19 varian) Delta pada September, jumlah pemilih Jokowi terus meningkat hingga di angka 20,8 persen,” ucap Burhanuddin.
Tak hanya Jokowi, pemilih Anies Baswedan dalam simulasi Top of Mind ini juga meningkat mulai 6,4 persen pada September hingga 8,7 persen pada Desember 2021.
Sebelumnya, dalam hasil temuan ini juga menunjukkan sebanyak 71,4 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dari 71,4 persen itu, sebesar 10,7 persen menyatakan sangat puas dan 60,7 persen menyatakan cukup puas.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa variabel yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat kepada presiden adalah kondisi perekonomian.
“Baik secara nasional maupun secara rumah tangga, mereka yang mengatakan kondisi (ekonomi) mengalami perbaikan ada peningkatan. Itu menjelaskan mereka yang puas terhadap kinerja presiden itu mencapai 71,4 persen,” kata Burhan dalam konferensi pers daring, Minggu (9/1/2022).
TNI Teratas
Dalam hasil rilis survei tersebut, Indikator Politik turut menyajikan data terkait tingkat kepercayaan responden atau masyarakat terhadap institusi negara.
Pada bagian ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih menempati posisi paling atas sebagai institusi yang dipercaya masyarakat dengan angka 92,2 persen mengungguli Presiden dengan 82,7 persen.
“Kalau kita lihat, TNI masih menjadi institusi negara yang dipercaya masyarakat, selama dua bulan terakhir (November – Desember 2021) mengalami penurunan namun masih pada posisi pertama,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, saat menyampaikan hasil survei terbaru secara daring, Minggu (9/1/2022).
Lebih lanjut, dalam hasil survei yang dilakukan pihaknya, Burhanuddin mengatakan, institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menempati posisi ketiga dengan perolehan 74,1 persen di Desember 2021.
Meski, masih dalam kondisi yang positif, namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, angka tersebut menurun signifikan dari 80,2 persen.
Burhanuddin menilai, menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri, karena dalam kurun waktu belakangan, banyak pemberitaan tidak baik terhadap Institusi Bhayangkara tersebut.
“Ada sebelumnya, anggota Polri yang meminta kekasihnya untuk menggugurkan kandungan, sehingga akhirnya bunuh diri di kuburan ayahnya,” ucap Burhanuddin.
Selanjutnya untuk posisi institusi negara yakni, KPK dengan persentase kepercayaan 71,7 persen; Kejaksaan 70,9 persen; DPD 64,0 persen.
Setelah DPD, baru muncul DPR RI dengan perolehan persentase 61,3 persen, naik sedikit jika dibandingkan pada November 2021 yakni 61,1 persen, dan terakhir Partai Politik dengan 52,9 persen.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan pada 6-11 Desember 2021 ini melibatkan 2020 responden dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan melalukan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (Web Warouw)
Lebih baik sekalian saja usulkan jadi Presiden seumur hidup..!
Aturan 2x masa jabatan dibikin itu ada maksudnya. Bukan buat dilanggar!