Minggu, 19 Mei 2024

JALAN BUNTU NIH..! Pejabat Uni Eropa: Gaza Lebih Hancur Dibandingkan Kota-kota di Jerman pada Perang Dunia II

JAKARTA – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa membandingkan skala kehancuran di Gaza dengan kerusakan yang terjadi di kota-kota Jerman pada Perang Dunia II.

Dilansir Euro News, Josep Borrell mengatakan bahwa peninjauan dari Bank Dunia dan PBB menyebutkan biaya pembangunan kembali infrastruktur Gaza mencapai $90 miliar.

“Dapat dikatakan lebih dari 60 persen infrastruktur fisik rusak dan 35 persen hancur total,” ujarnya.

“Kota-kota di Gaza lebih hancur dibandingkan kota-kota di Jerman selama Perang Dunia Kedua.”

Hal ini disampaikannya dalam sesi pleno Parlemen Uni Eropa mengenai respons blok tersebut terhadap pembunuhan pekerja bantuan kemanusiaan, jurnalis, dan warga sipil oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Selasa (23/4/2024).

Warga Palestina memeriksa kerusakan sebuah bangunan di kota Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada 18 April 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Ist)

Borrell membuka sesi tersebut dengan mengatakan lebih dari 240 pekerja bantuan telah terbunuh.

“Kita harus mengulangi sekali lagi bahwa Israel harus menghormati hukum internasional,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Israel harus menjamin perlindungan semua warga sipil dan semua pekerja kemanusiaan.

34.000 Orang Terbunuh

Mengutip Al Jazeera, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 34.183 orang tewas dan 77.084 luka-luka dalam serangan Israel.

Sekitar 72 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak, menurut informasi terkini dari Kantor Media Pemerintah Gaza pada hari Selasa (23/4/2024).

Pada hari Senin, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan seorang anak di Gaza terbunuh atau terluka setiap 10 menit.

Sementara itu, 7.000 orang hilang, menurut Kantor Media Pemerintah, banyak yang diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.

62 Persen Rumah Hancur

Banyak daerah pemukiman di Gaza telah rusak dan hancur akibat pemboman Israel yang tiada henti.

Setidaknya 75.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza oleh pasukan Israel, menurut kantor media Gaza.

Wanita Palestina berduka atas kematian orang yang mereka cintai di luar rumah sakit Al-Najjar menyusul pemboman Israel semalam di Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah berlanjutnya konflik antara Israel dan Hamas pada 18 April 2024. (Ist)

Bulan ini, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, yang juga dikenal sebagai UNRWA, mengatakan 62 persen dari seluruh rumah di wilayah yang terkepung telah rusak atau hancur.

Hampir 90.000 unit rumah telah hancur sementara hampir 300.000 unit telah rusak akibat serangan udara dan darat Israel, menurut kantor media Gaza.

Sebuah laporan Bank Dunia dan PBB yang diterbitkan pada tanggal 2 April mengatakan kerugian yang ditimbulkan pada infrastruktur penting dalam empat bulan pertama perang Israel diperkirakan mencapai $18,5 miliar.

1,1 Juta Orang Menghadapi Kekurangan Pangan

Sekitar 1,1 juta orang – setengah dari populasi Gaza sebelum perang – hidup dalam bencana kerawanan pangan, kata badan pengawas kelaparan dunia, yang dikenal sebagai Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 18 Maret.

Bencana kerawanan pangan merupakan tingkat kerawanan pangan terburuk menurut IPC, mengacu pada kondisi di mana terdapat kelaparan dan kekurangan gizi akut.

Di Gaza utara, kelaparan kemungkinan akan terjadi pada bulan Mei dan dapat menyebar ke seluruh wilayah kantong tersebut pada bulan Juli, tambah laporan itu.

Menurut IPC, kelaparan didefinisikan sebagai kondisi ketika setidaknya 20 persen rumah tangga menghadapi kekurangan pangan yang ekstrem, setidaknya 30 persen anak-anak menderita kekurangan gizi akut, dan setidaknya dua orang dewasa atau empat anak untuk setiap 10.000 orang meninggal setiap hari karena kelaparan atau kombinasi malnutrisi dan penyakit.

26 Rumah Sakit Hancur Dan Ratusan Petugas Medis Tewas

Pasukan Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk mengepung beberapa fasilitas kesehatan terbesarnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus pada tanggal 30 Maret mengatakan hanya 10 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi bahkan dengan kondisi minimal.

Tlaleng Mofokeng, pelapor khusus PBB untuk hak atas kesehatan, pada hari Senin mengatakan setidaknya 350 profesional kesehatan telah terbunuh sejak 7 Oktober dan 520 orang terluka.

Kantor media Gaza pada hari Selasa (23/4/2024) mengatakan 485 staf medis telah tewas sejak perang dimulai. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru