Senin, 15 September 2025

Jalan Kaki Dari Cilacap, Nadzar Watimin Bertemu Budiman

JAKARTA- Setelah menempuh perjalanan kurang dari sepekan dari Desa Puncung Lor, Korya, Cilacap ke Jakarta dengan berjalan kaki, akhirnya Watimin menemui Budiman Sujatmiko, anggota DPRRI RI, PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Cilacap.

Seperti diketahui, Watimin ke Jakarta bermaksud menunaikan nadzar  kepada ibunya yang sembuh dari tumor mematikan. Pada waktu ibunya menderita, ia bernazar,  berjalan kaki  ke Jakarta untuk bertemu Budiman. Di Jakarta, niat beliau bertemu Budiman  jadi kenyataan, Minggu (31/7) sore di rumah dinas Budiman, Kompleks Perumahan DPR-RI, Kalibata.

Pertemuan Budiman dengan Watimin bukan baru kali ini saja. Menurut Budiman, pertemuannya dengan Pak Watimin sejak dimasa ia kecil. Budiman dilahirkan di Desa Majenang Barat dan berjauhan dengan Lor, Kroya. Namun Kakek Budiman tinggal di Kroya. Karena alasan itulah, menurut Budiman ia sering berkunjung ke rumah Kakeknya di Kroya, dan ketika berkunjung sempat bertemu beberapa tokoh masyarakat, termasuk Watimin.

Menurut Budiman, ia banyak menghabiskan waktunya di desa kelahirannya semasa kecil.

“Waktu kecil di desa itu, saya diberi pelajaran dan menyaksikan mbah Dimin yang gantung diri akibat lingkaran kemiskinan,” urainya.

Sesudah itu, kata Budiman, bertemu lagi dengan Watimin, ketika  itu Watimin   jadi buruh bangunan di Kalideres, tapi dia ditipu tidak dibayar oleh majikannya.

Pada waktu itu, untuk menyelesaikan masalahnya, menurut Budiman, Watimin sampai jalan kaki juga ke Jakarta untuk mencari  pemborongnya, tapi sayang tak ketemu. Akhirnya dia balik lagi jadi buruh tani di desanya.

Budiman tak pernah menduga bertemu dengan Watimin lagi. Menurutnya ini sungguh luar biasa.  Kedatangan Watimin, baru diketahui Budiman malam sebelumnya Sabtu (30/7), ketika menerima pesan dari Watimin.

“Dari pertemuan ini  juga kita petik  beberapa hal berharga. Pak Watimin memberi pelajaran berharga bahwa rakyat kecil pasti  menepati janjinya,” ujarnya sela-sela pertemuannya.

Menurut Budiman, orang-orang  seperti Watimin ini banyak di desa-desa  Indonesia. Watimin sendiri,  penduduk tergolong miskin di Desa Lor, karena pekerjaan beliau adalah buruh tani, hidup menjadi buruh di perkebunan dan sawah orang dengan upah sekitar Rp 30 ribu per hari.

Ketika ditanya, apakah karena ia pernah tinggal di desa menjadi inspirasi kelahiran gagasan Undang-Undang Desa, Budiman tidak menolak,–Karena melihat bagaimana kemiskinan terjadi di desa.

Menurut Budiman, Jika mau sejahtera, caranya membangun dari desa, sebab desa menjadi produsen utama (primary production).

Pesan terakhirnya, Undang-undang Desa yang ada saat ini bisa mengubah wajah desa dengan menyediakan lapangan kerja yang lebih banyak, dan membangun dengan prinsip Nawacita.

Menutup pembicaraan dengan Budiman, “besok saya akan bertemu dengan ibunya yang baru sembuh dari sakit tumor bersama Watimin tentu saja,” tutupnya.(ZKA Warouw)

  

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru