Kamis, 30 Oktober 2025

JANGAN BOROS..! Bank Indonesia: Dana Nganggur di Bank Tembus Rp2.374 Triliun

JAKARTA- Mungkin tak banyak yang tahu, dana kredit yang masih ‘terparkir’ di perbankan, angkanya cukup besar. Pemicunya, pengusaha belum berniat untuk membesarkan bisnisnya. Karena, daya beli masih lemah.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, fasilitas kredit yang belum dimanfaatkan pengusaha, atau istilahnya undisbursed loan, mencapai Rp2.374,8 triliun per September 2025. Setara 22,54 persen dari plafon kredit yang tersedia.

Dia mengatakan, salah satu pemicunya adalah sikap pelaku usaha yang masih ‘wait and see’. Mereka masih enggan melakukan ekspansi, atau meningkatkan produksi, karena khawatir tak ada yang beli.

“Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada September 2025 masih cukup besar, yaitu Rp2.374,8 triliun, atau 22,54 persen dari plafon kredit yang tersedia,” kata Perry di Jakarta, dikutip Bergelora.com di Jakarta Minggu (26/10/2025).

Perry mengatakan, kredit menganggur itu, utamanya berada di segmen korporasi. Kontribusi utama dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan. Jenisnya adalah kredit modal kerja.

Pada September 2025, lanjut Perry, otoritas moneter mencatat kredit perbankan tumbuh 7,70 persen secara tahunan (year on year/yoy). Naik tipis ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai 7,56 persen (yoy).

Perry mengungkapkan bahwa permintaan kredit yang belum kuat tersebut dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi.

Dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank memadai, ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 29,29 persen dan DPK yang tumbuh sebesar 11,18 persen (yoy) pada September 2025.

Perry mengungkapkan bahwa minat penyaluran kredit perbankan pada umumnya cukup baik, sebagaimana tercermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang cukup longgar.

Kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM, seiring dengan sikap kehati-hatian bank di tengah risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

Pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi melambat menjadi masing-masing sebesar 3,37 persen dan 7,42 persen (yoy), sedangkan pertumbuhan kredit investasi meningkat menjadi 15,18 persen (yoy).

Kredit UMKM dan pembiayaan syariah tumbuh melambat menjadi masing-masing sebesar 0,23 persen dan 7,55 persen (yoy). (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru