JAKARTA- Selama ini ada kesalah pahaman dalam mengartikulasikan peran perempuan dalam negara. Perempuan selalu diterjemahkan sebagai pelengkap dalam masyarakat dan bernegara. Padahal perempuan adalah Tiang Utama dari satu bangsa dan negara. Hal ini ditegaskan Dr. Ribka Tjiptaning Proletariat, Ketua PDI-Perjuangan dalam peringatan Hari Perempuan International (International Women’s Day) 8 Maret 2022.
Menurutnya bangsa dan negara bisa berdaulat, adil dan makmur hanya jika perempuan aktif memimpin dalam masyarakat, bangsa dan negara. Satu negara tidak akan pernah bisa maju jika kaum perempuannya pasif membiarkan penindasan terjadi pada dirinya, masyarakat dan negaranya.
Video Bazar Minyak Goreng oleh Baguna, PDI Perjuangan di Tangerang Banten:
“Indonesia akan maju nanti, saat dipimpin oleh perempuan! Pak Jokowi sudah merintisnya,” tegasnya anggota Komisi VIi, DPR-RI ini.
Ribka Tjiptaning menjelaskan bagaimana peran perempuan dalam UMKM yang selama ini menjadi penopang ekonomi nasional.
“Sebagai ibu rumah tangga, mereka tak kenal lelah di sawah sampai di pasar. Jadi profesional. Pekerja sosial. Bahkan mayoritas buruh di pabrik-pabrik sampai rumah tangga adalah kaum perempuan,” ujarnya.
Namun sebagai penopang ekonomi nasional, kaum perempuan belum mendapatkan peran strategis dalam politik nasional.
“Memang ada beberapa individual jadi anggota dewan, bupati, gubernur atau pimpinan partai. Tapi peran mereka tidak signifikan dalam menentukan arah bernegara yang pro rakyat, berdaulat menuju adil dan makmur,” ujarnya.
Bahkan menurutnya, penindasan dan kekerasan pada kaum perempuan jarang ada yang bisa disentuh oleh hukum.
“Ini semua karena kaum perempuan tidak bisa bersatu sejak jaman Orde Baru sampai hari ini,” tegasnya.
Oleh karena itu, Ribka Tjiptaning menyerukan saatnya perempuan Indonesia bersatu membela dirinya dan ikut serta menyelesaikan persoalan-persoalan negara hari ini.
Ia menyampaikan, saat ini rakyat kesulitan mendapatkan minyak goreng dan berbagai kebutuhan pokok karena harga yang melambung.
“Saatnya kita bangun solidaritas. Semua kaum perempuan yang punya akses terhadap kebutuhan pokok rakyat bisa mengumpulkan bantuan dan mendistribusikan kepada rakyat yang membutuhkan,” ujarnya ditengah bazar memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2022 di Tangerang, Banten.
Kepada Bergelora.com dilaporkan secara terpisah, Kepala Baguna PDI.Perjuangan, Ida Ayu RCD Ruby sebagai pelaksana bazar menjelaskan bahwa rakyat dibawah membutuhkan solidaritas yang nyata ditengah pandemi Covid-19 hari ini.
“Sebagai barisan serbaguna, kita harus didepan melayani rakyat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari,” ujarnya.
Menurutnya kalau kaum.perempuan bersatu dan bergerak membangun solidaritas, maka negara tidak akan kesulitan dalam.mengurus rakyatnya.
“Namun kalau kaum perempuan pasif dan diam, maka kaum perempuan menjadi salah satu beban negara,” tegasnya. (Web Warouw)