Sabtu, 20 April 2024

JANGAN GITU DONG JENDERAL…! Connie Rahakundini: Jenderal Dudung Masuk Penyalahgunaan Wewenang, Minta Anggota Bikin Video Kecaman

JAKARTA — Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman masuk dalam penyalahgunaan wewenang atau abuse of power karena mengarahkan anggotanya untuk ramai-ramai membuat video ancaman dan kecaman terhadap anggota DPR RI Effendi Simbolon, karena pernyataannya bahwa TNI sudah seperti gerombolan melebihi ormas.

“Buat saya, karena sekali lagi kita bicara tentang tentara, ini bisa masuk penyalahgunaan wewenang,” kata Connie Rahakundini dalam telewicara di tayangan Kompas TV, Rabu (14/9/2022) malam.

Connie menjelaskan jika dilihat aturan militer yang satu garis komando, maka yang dilakukan Jenderal Dudung dengan memerintahkan anggota membuat video kecaman ke Effendi Simbolon adalah pembangkangan.

“Kalau dilihat dari aturan militer, ini adalah treason. Karena gak mungkin, dia sudah diperintahkan Panglima begitu kan, jadi bagaimana mungkin KSAD melakukan ini? Jangan bawa bawa TNI keseluruhan, ya, karena ini kan yang bergerak cuma TNI AD,” ujar Connie.

Apalagi kata Connie sebagai institusi TNI tidak boleh berjalan tanpa garis komando yang sudah jelas.

“Kita bicara soal TNI yang punya garis komando, dan dia itu diatur dalam peraturannya. Sebagai institusi gak boleh jalan tanpa garis komando, OK. Makanya tadi pagi saya masih bilang bahwa ini berarti ada oknum saja yang membuat video dan lain-lain. Apalagi ada tambahan dari Puspenad,” katanya.

“Tapi ternyata ini diperintah, maka saya bertanya, apakah begini cara seorang negarawan menyelesaikan masalah. Karena bagaimanapun Pak Dudung itu bintang 4, beliau negarawan ya. Lalu kita bicara angkatan bersenjata gitu loh. Dengan ini kan saya jadi bertanya. Berhakkah Pak Dudung menggunakan angkatan bersenjatanya untuk melakuka ini?” kata Connie.

Sebab kata Connie ada cara yang jauh lebih baik yang bisa dilakukan dengan melaporkan Effendi Simbolon ke MKD.

“Kan ada cara untuk melakukannya dengan lebih baik. Buat saya karena sekali lagi kita bicara soal tentara, ini bisa masuk penyalahgunaan wewenang,” katanya.

Karenanya kata Connie, Presiden Jokowi harus segera memanggil KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. “Karena beliau panglima tertinggi, atau Panglima TNI memanggil KSAD dan ditanyakan kenapa bisa memberikan perintah seperti itu,” katanya.

“Yang paling kasihan kepada para perwira dan prajuritnya. Karena dibikin salah, Kan dia bilang gitu kenapa kalian diam saja, begitu kan. Nah tidak dibikin juga salah ,” katanya

Sejak awal Connie berharap kemarahan para anggota TNI AD di media sosial itu terjadi spontan. “Tapi kalau menjadi perintah, ini kita harus selesaikan. Ini bahaya. Karena kita ini negara hukum. Kenapa mesti menggunakan dan memerintahkan tentara. Ini kan seperti tentara menggeruduk sipil, meskipun bukan dengan senjata,” katanya.

Connie mengaku baru saja bertemu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan menyampaikan kesedihannya terkait perintah dan arahan KSAD ini.

“Saya baru ketemu Panglima TNI, saya sampaikan kesedihan saya dan saya betul betul tidak berharap kejadian tahun 1950 terulang lagi. karena ini tingkatnya baru memerintahkan sampai izin panglima unmtuk membuat video. Besok diperintahkan apa lagi nih tentara kita kita gak tahu,” ujarnya.

“TNI itu dari rakyat, untuk rakyat. Karena itu TNI itu punya kontrol yakni Komisi I DPR RI. Intinya kita berduka lah TNI AD kita jadi begini,” katanya.

Connie Rahakundini Bakrie mengaku sedih dan merasa berduka karena ternyata banyaknya video anggota TNI AD yang mengecam dan memprotes pernyataan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon di media sosial, adalah atas perintah dan arahan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

“Saya sedih. Itu reaksi saya pertama. Saya sedih sekali,” kata Connie.

Menurut Connie, sekalipun ada tindakan dan ucapan anggota dewan yang sudah menyinggung harkat dan martabat TNI, ada jalur untuk menindaknya dengan melaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan.

“Sudah ada jalur dan alur bagaimana untuk menindaknya atau memperlakukannya,” kata Connie.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sampai Selasa (13/9/2022) malam kata Connie ia masih merasa banyaknya video prajurit dan perwira TNI AD di media sosial yang mengecam pernyataan Effendi Simbolon dan mendesak meminta maaf adalah tindakan spontan atau oknum saja.

“Tapi ternyata ini diperintah. Maka saya bertanya, apakah begini cara seorang negarawan menyelesaikan masalah?” ujar Connie.

“Apakah akan berulang peristiwa tahun 1950 ketika TNI itu menggeruduk sipil, jangan lupa ya TNI itu dari rakyat untuk rakyat, dan bagaimanapun DPR itu adalah institusi yang harus kita hormati bersama. Kalaupun ada keberatan, sekali lagi saya sampaikan bukan begini caranya,” ujar Connie.

Connie mengaku kasihan dengan anggota yang kemudian mengikuti perintah KSAD. Karena jika tidak mengikuti dibilang diam saja dan dianggap salah.

“Saya jadi bingung, sebenarnya peran KSAD apa ya. Menurut saya penggunaan TNI itu tidak boleh ada di KSAD. Penggunaan itu ada di Presiden. Saya bingung, saya sedih, TNI kita seperti ini. Saya cuma berharap bahwa ini tidak akan terjadi lagi,” ujar Connie.

Pengamat militer Connie Rahakundini mengaku sedih dan berduka dengan yang terjadi di TNI AD saat ini

Menurut Connie sebelumnya juga Puspenad memberikan keterangan ke media massa bahwa tidak ada perintah untuk jajaran TNI AD melakukan protes dan kecaman ke Effendi Simbolon melalui media sosial, karena telah mengatakan TNI seperti gerombolan melebihi ormas.

“Lalu ternyata ada video Pak Dudung memerintahkan itu. Nah ini kan ada pembohongan publik dong. Aduh please lah, masak sih TNI AD kita begini. Saya ini concern, saya sedih, saya gak tahu mau ngapain,” kata Connie.

“Saya berharap Panglima tertinggi kita, Presiden bisa turun tangan,” ujarnya.(Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru