JAKARTA- Secara ideal Kasad diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal. juga pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan tekhnologi pertahanan baru termasuk Siber. Hal ini disampaikan Pengamat militer dan intelejen, Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, M.Si menyambut Kasad TNI, Jenderal Dudung Abdurachman seusai dilantik Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (17/11).
“Jenderal Dudung seorang pati yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi Peperangan Hibrida. Ia mampu membaca ancaman baik radikalisme maupun separatisme,” ujarnya.
Ia berharap Kasad baru bisa segera memgangun TNI-AD yang mampu melaksanakan interoperabilitas dan Kualitas prajurit TNI dalam
hadapi perang Siber juga harus ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini, seperti pemanfaatan Unmanned System baik berupa robot maupun artificial intelligent, dan cyber defense.
“Juga penting mengikuti perkembangan lingkungan strategis pada tataran Global dan Regional. Meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional. Oleh karenanya dibutuhkan sosok Kasad yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional seperti halnya tuntutan Panglima TNI,” tegasnya.
Sebagai Kasad, Jenderal Dudung Abdurachman harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI.
“Siap menerapkan TNI adalah Kita, sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah Radikalisme dan Separatisme dengan cara yang tidak berlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antar budaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus,” tegasnya.
Melawan Radikalisme
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, saat menjabat Pangdam Jaya, nama Dudung ramai dalam pemberitaan usai ia menginstruksikan prajuritnya mencopot baliho eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Instruksi ini diberikan Dudung tak lama usai Rizieq kembali dari Arab Saudi pada November 2020. Saat itu, spanduk Rizieq dan FPI bertebaran di berbagai penjuru Ibu Kota.
“Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya,” kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) lalu
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu. Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.
“Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar, enggak ada itu,” kata Dudung.
Para prajurit Kodam Jaya pun langsung bergerak ke sejumlah penjuru Jakarta untuk melanjutkan operasi penurunan baliho Rizieq dan FPI.
Tak hanya itu, dalam pidatonya saat memimpin apel pencopotan spanduk Rizieq, Dudung pun sempat mengusulkan agar organisasi FPI dibubarkan saja.
“Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri,” kata Dudung.
(Web Warouw)