JAKARTA – Pemerintah bersama pelaku industri akan mengkaji terkait rencana pemindahan gerbang (gateway) ekspor-impor ke wilayah Indonesia Timur.
Gagasan strategis ini dinilai dapat mengubah peta logistik nasional sekaligus mendorong pemerataan ekonomi.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto, menyatakan bahwa wacana ini membuka peluang besar untuk pengembangan kawasan timur Indonesia.
“Ini bisa menjadi momentum menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dinamis,” ujar dia dalam pernyataannya, dikutip Bergelora.com Senin (26/5).
Menurut Carmelita pemindahan gerbang ekspor-impor akan mendorong peningkatan aktivitas pelabuhan, penciptaan lapangan kerja serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Selain itu, industri pelayaran nasional, termasuk galangan kapal dan logistik lokal akan mendapat dampak positif.
“Kebijakan ini sejalan dengan semangat cabotage dan optimalisasi armada kapal nasional,” tambahnya.
Namun, ia mengakui, sejumlah tantangan seperti kesiapan infrastruktur dan penyesuaian biaya logistik perlu diantisipasi. Untuk mengatasi kendala tersebut, Carmelita menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan.
“Dengan perencanaan matang, tantangan ini justru bisa menjadi peluang peningkatan konektivitas dan efisiensi logistik,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan perlunya kajian mendalam terkait dampak terhadap industri manufaktur dan kelancaran distribusi barang. Salah satu opsi yang diusulkan adalah penerapan kebijakan berbeda antara pintu masuk bahan baku dan barang jadi.
“Kami juga mendorong penguatan sistem pengawasan untuk menjaga integritas perdagangan,” ujar Carmelita.
Saat ini, rencana tersebut masih dalam tahap diskusi awal dan memerlukan pembahasan lebih lanjut.
Forum Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 disebut sebagai platform strategis untuk membahas rencana ini secara komprehensif dengan melibatkan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan pakar logistik.
“IMW 2025 menjadi momentum tepat untuk mengeksplorasi potensi sekaligus merumuskan solusi inovatif,” tegas Carmelita.
Kajian ini juga sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan sektor maritim sebagai prioritas pembangunan. Jika terealisasi, pemindahan gerbang ekspor-impor dapat mempercepat pengembangan Indonesia Timur sebagai hub logistik baru. Namun, keberhasilan tersebut bergantung pada kesiapan infrastruktur, regulasi pendukung dan strategi diferensiasi komoditas
Pemerintah diharapkan segera memetakan langkah konkret termasuk pembangunan pelabuhan dalam dan konektivitas transportasi pendukung.
Dengan demikian, transformasi sistem logistik nasional dapat berjalan optimal. (Enrico N. Abdielli)