JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap varian baru Covid-19 omicron.
Sebab itu, masyarakat Indonesia diminta tetap berada di tanah air dan tidak bepergian ke luar negeri, jika tak memiliki kepentingan mendesak.
“Pemerintah meminta dengan sangat, mengimbau dengan sangat, bagi WNI yang tidak memiliki kepentingan sangat mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri,” ujar Retno melalui keterangan persnya, yang disiarkan Sekretariat Kabinet di YouTube, Selasa (14/12/2021).
Pemerintah mengimbau ke masyarakat untuk tidak bepergian semata-mata demi kesehatan bersama.
Terlebih lagi, penularan varian baru Covid-19 omicron ditemukan di 70 negara.
Penularan varian Omicron juga membuat Inggris meningkatkan kewaspadaan dari Level 3 ke 4.
Di Inggris ditemukan 1.239 kasus varian Omicron pada 12 Desember.
Beberapa bahkan ditemukan di negara yang berdekatan dengan Indonesia, seperti Singapura, India hingga Hong Kong.
“Saat ini, sudah lebih dari 70 negara atau wilayah yang mendeteksi masuknya varian Omicron, baik berupa konfirmasi maupun suspect,” ungkap Retno.
Artinya penularan Covid-19 sebesar dua kali lipat dibandingkan pada 11 Desember 2021 lalu.
“Satu hari mengalami peningkatan dua kali lipat,” tegas dia.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO juga saat ini masih meneliti tingkat penularan Omicron, termasuk diteliti pula efektivitas vaksin terhadap varian baru virus SARS-Cov-2.
Retno lantas mengajak masyarakat berhati-hati dalam menyikapi penularan Omicron.
“Selain melakukan akselerasi vaksinasi, mematuhi protokol kesehatan, maka diperlukan upaya membatasi pergerakan,” tuturnya.
Omicron di 76 Negara
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, per Rabu (15/12/2021) tercatat 76 negara melaporkan kasus Covid-19 dari varian virus Corona B.1.1.529 atau Omicron.
Nadia mengatakan, kasus Covid-19 dari Varian Omicron ditemukan dari para pelaku perjalanan internasional dan transmisi komunitas.
“WHO mengungkapkan per tanggal 13 Desember sudah ada 76 negara yang melaporkan telah menemukan kasus Omicron baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang diperoleh dari komunitas,” kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual terkait PPKM, Rabu (15/12/2021).
Nadia mengatakan, beberapa hasil studi di Inggris menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki kecepatan penularan 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta.
Selain itu, kata dia, kasus re-infeksi Covid-19 dan kasus pada orang dengan riwayat vaksinasi juga ditemukan.
“Beberapa studi sementara menunjukkan bahwa potensi vaksin juga ditekan oleh varian ini, sehingga memungkinkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi,” ujarnya.
Meski demikian, Nadia mengatakan, WHO menyatakan bahwa vaksin terbukti mampu mencegah sakit berat dan kematian akibat Covid-19.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, WHO, lanjutnya, juga merekomendasikan agar seluruh masyarakat dunia mematuhi protokol kesehatan meski sudah divaksinasi.
“Dan upaya menguatkan penemuan kasus di pintu masuk negara dan masyarakat melalui kegiatan upaya testing dan tracing,” ucap dia. (Calvin G. Eben-Haezer)