Jumat, 4 Juli 2025

JANGAN SALAH PILIH PEJABAT…! Lagi, Dirut Bulog Dicopot, Belum 5 Bulan Menjabat, Ini Gantinya!


JAKARTA-.Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan pergantian Direksi Perum Bulog dan menetapkan Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya, sebagai Direktur Utama, menggantikan Wahyu Suparyono.

Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025, yang mengakhiri pengabdian Wahyu Suparyono sebagai Direktur Utama dan Iryanto Hutagaol sebagai Direktur Keuangan Perum Bulog.

“Selama masa tugasnya, keduanya telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Perum Bulog,” ucap A. Widiarso, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, melalui keterangan resminya, Sabtu (8/2).

Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI, kini dipercaya memimpin Perum Bulog. Dia akan memulai masa baktinya sebagai Direktur Utama bersama dengan Direktur Keuangan Hendra Susanto.

Hendra Susanto yang dipercaya menjabat sebagai Direktur Keuangan Perum Bulog sebelumnya adalah Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI).

Perum Bulog mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian Wahyu Suparyono dan Iryanto Hutagaol selama menjabat, dan menyambut baik kepemimpinan baru di bawah Direktur Utama Mayor Jenderal TNI, Novi Helmy Prasetya dan Direktur Keuangan Hendra Susanto.

Sebagai gambaran, pencopotan Wahyu Suparyono termasuk cepat sebab baru ditunjuk sebagai Direktur Utama pada 10 September 2024 lalu. Ia menggantikan Bayu Krisnamurthi yang juga masa jabatannya hanya sembilan bulan.

Pergantian secepat kilat ini juga terjadi pada Direktur Pengadaan, Awaludin Iqbal berapa hari lalu. Dia belum dua minggu menjabat namun digantikan Prihasto Setyanto pada 6 Februari lalu. Prihasto merupakan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Pertanian.

Kali ini, selain Direksi, Jajaran Dewan Pengawas Perum Bulog juga mengalami perombakan sesuai SK Nomor: SK-29/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025 yang mengakhiri Wicipto Setiadi sebagai Dewan Pengawas diganti dengan Verdianto Iskandar Bitticaca adalah seorang Purnawirawan Polri yang terakhir mengemban amanat sebagai Asisten Utama Kapolri Bidang Operasi.

Beredar Video Ribuan Ton Beras Impor Masuk RI

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaorkan, beredarnya video pembongkaran ribuan ton beras impor asal Pakistan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada Senin (3/2/2025), menimbulkan keresahan di kalangan para petani.

Anggota Komisi IV dari Fraksi PKB Rina Saadah mendesak komitmen pemerintah untuk stop impor beras dari luar negeri. 

Selain video pembongkaran beras impor asal Pakistan, sebelumnya juga muncul video pembongkaran ribuan ton beras impor asal Myanmar yang diunggah di akun media sosial Tiktok @barokah.www pada Sabtu (18/1/2025).

Dalam video tersebut, ditunjukkan proses pembongkaran beras yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

“Kabar masuknya beras impor ini meresahkan para petani. Apalagi sebagian dari mereka akan masuk masa panen. Apalagi pemerintah sebelumnya telah berkomitmen jika tahun ini sudah tidak ada lagi impor beras dari luar negeri,” ujar Rina Saadah, Kamis (6/2/2025).

Rina mengatakan telah mengetahui beredarnya video tersebut. Ia mengakui, video masuknya beras impor ini menimbulkan keresahan di kalangan para petani.

“Jika mengacu penjelasan Bulog, beras tersebut adalah impor untuk pengadaan 2024. Ini berarti beras itu merupakan bagian dari stok awal 2025 carry over tahun 2024 sebanyak 8.148.451 ton,” katanya.

Berdasarkan data yang disampaikan Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Komisi IV DPR RI, tambahnya, pada tahun 2025 hanya ada impor beras khusus sebesar 514.305 ton.

Data Neraca Pangan Nasional 2025 oleh Bapanas total ketersediaan beras sebanyak 40.954.150 ton.
Sedangkan kebutuhannya sebanyak 30.975.843 ton. Pada akhir tahun 2025, estimasi stok beras sebanyak 9.978.306 ton.

“Kami optimis Indonesia mampu mencapai swasembada pangan yang menjadi target pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tapi hal itu hanya bisa dicapai dengan kejelasan komitmen pemerintah salah satunya menghentikan impor bahan stategis dari luar negeri dan mengoptimalkan potensi dalam negeri,” pungkasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru