JAKARTA- Danial Indrakusuma, pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang mempelopori penumbangan Kediktaktoran Orde Baru Soeharto mengungkapkan pentingnya penggalangan Front Internasional Anti Fascist-Imperialis AS untuk menghentikan semua operasi Amerika Serikat merusak perdamaian diberbagai belahan dunia. Hal ini diungkapkannya kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (24/5).
“Kalau terus dibiarkan dan tak terhentikan maka dunia akan hancur oleh kerakusan imperialisme AS yang menggunakan segala cara untuk menguasai ekonomi politik dunia secara paksa atau proxy. Saatnya masyarakat internasional kembali berkonsolidasi menyelamatkan dunia dengan membangun front Anti Fascis-Imperialisme AS disetiap negara. Untuk menyelamatkan dunia dari kerakusan Fascisme dan Imperialisme,” ujarnya.
Walaupun invasi Rusia ke Ukrania tidak bisa dibenarkan secara hukum internasional, namun kita juga tidak bisa membiarkan Amerika, NATO, dan Uni-Eropa yang juga lebih seksama menggangu perdamaian dunia dan melanggar hukum internasional tanpa mendapatkan sanksi.
“Misalnya, yang paling ekstrim: bahkan walaupun Bush telah mengakui bahwa tidak ada senjata pemusnah massal di Irak dan memberikan bukti palsu di PBB, namun pengadilan internasional tak pernah mempermasalahkannya,” katanya.
Danial Indrakusuma menjelaskan, bahwa imperialisme saat ini kembali mengulangi skenarionya yang gagal pada Perang Dunia II, menggunakan Neo Nazi di Eropa untuk menguasai Eropa memerangi Rusia.
“Rezim Nazi Ukraina hanya proxy war Amerika digunakan secara pragmatis yang penting tujuannya tercapai,” ujarnya.
Belum selesai di Eropa, imperialis Amerika menurutnya sudah mempersiapkan Taiwan, Jepang dan Australia untuk mengganggu China di Asia.
“Bisa dibayangkan kalau ini dibiarkan apa yang akan terjadi di Eropa akan di alami juga disini di Asia,” ujarnya.
Danial Indrakusuma menjelaskan bahwa proxy war Amerika itu pragmatis—bisa pakai ISIS, bisa pakai Taliban, bisa pakai kesukuan seperti di Afrika, bisa pakai Nazi, bisa pakai siapapun.
“Indonesia pernah mengalaminya. Ingat 1965 yang berdarah-darah demi mengambilalih Indonesia dari tangan Soekarno. Mereka berhasil dengan pembantaian 3 juta jiwa rakyat Indonesia menurut Jenderal Sarwo Edhi Wibowo,” katanya.
Menurut Danial, karena belum berhasil menundukkan Rusia di Eropa Timur, dan agar jangan sampai China lebih seksama dan langsung membantu Rusia,– Amerika mempersiapkan proxynya di kawasan Asia untuk menggangu China.
“Hari ini proxy strategis Imperialis Amerika adalah Ukraina untuk melawan Rusia. Taiwan, Jepang dan Australia untuk melawan China,” ujarnya lagi
“Imperialisme juga bisa memakai kaum nasionalis, bisa pakai tentara seperti di Indonesia dan di Amerika Latin. Bisa pakai gabungan ideologi nasionalis + ISIS seperti di Suriah., Bisa pakai gabungan agama, nasionalis-kanan, sosdem-kanan, mahasiswa-liberal, borjuis nasional, tentara, oprtunis seperti di Indonesia 1965.
“Pragmatis,—asal bisa jalan—buat sekarang ini minyak, gas, makanan biji-bijian, uranium, cuma buat ditumpuk jadi duit yang hanya dikuasai orang terkaya di dunia di Amerika tidak dipakai untuk produksi riil dan bermanfaat, cuma jadi kapal pesiar mahal, pesawat pribadi, pulau pribadi, mansion dan rumah mewah/antik, perhiasan, koleksi lukisan, barang antik, mobil mewah, pamer charity, transaksi spekulatif di pasar saham, finansial dan komoditi. Sementara, produksi 80% produksi dunia dikuasai hanya oleh 200 perusahaan multinasional monopoli,” ujarnya.
Menurut Danial Indrakusuma, sekarang saatnya generasi muda bangkit untuk merebut kembali masa depannya yang sedang dirusak oleh Imperialisme. (Web Warouw)