JAKARTA- Transaksi perdagangan online (e-Commerce) pada 2022 diprediksi naik hingga Rp530 triliun seiring pesatnya perkembangan bisnis online di Indonesia.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, seiring pesatnya berkembang bisnis online tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong para pelaku UKM untuk mulai menggunakan layanan logistik digital.
Hal itu mengemuka dalam seminar bertema “Peran Fulfillment Service dan Last Mile Delivery Berbasis Digital Untuk Pertumbuhan Bisnis Online UKM di Indonesia” di Hotel Golden Flower, Kota Bandung, Selasa (29/3/2022).
“Berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi e-Commerce tahun 2021 mencapai Rp403 triliun dan masih akan meningkat 31,4 persen atau Rp530 triliun pada 2022,” ungkap Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis 1 Direktorat Ekonomi Digital Kominfo, Wijayanto dalam seminar itu.
Menurut Wijayanto, peningkatan tersebut menjadikan bisnis online di Indonesia mengalami perkembangan sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya bisnis online baru yang terus bermunculan.
“Sebagai pebisnis online, tuntutan pun datang dari konsumen untuk mendapatkan pelayanan terbaik seperti tersedianya akses untuk membeli produk yang diinginkan, pengiriman yang cepat, serta kecepatan dalam melayani konsumen,” tutur dia.
Wijayanto melanjutkan, logistik atau fulfillment kini menjadi sektor strategis yang harus dikembangkan, agar pelaku UKM dapat lebih mudah menyalurkan produknya pada konsumen. Para pelaku UKM, kata dia, harus diarahkan untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam memasarkan produknya.
Oleh karenanya, kata Wijayanto, pihaknya kini menggandeng perusahaan startup Lodi Indonesia untuk memudahkan para pelaku UKM menyalurkan produknya kepada konsumen.
“Selain mereka berjualan secara online, bisa memanfaatkan digital logistik ini untuk memasarkan hasilnya sampai ke tangan konsumen. Fulfillment-nya itu kan bagaimana mereka bisa memanfaatkan gudang yang ada,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, biasanya, pelaku UKM terkendala ongkos ketika hendak mengirimkan barang dari satu kota ke kota lainnya. Dengan memanfaatkan teknologi digital, para pelaku UKM dapat memiliki gudang penyimpanan di kota lainnya, sehingga ongkos pengirimannya pun menjadi lebih murah dan kualitas produknya terjamin.
“Jadi kalau ada konsumen dari Jakarta ya ngirimnya dari Jakarta, gak dari Bandung lagi gitu. Kan akhirnya murah ongkos kirim dan barangnya gak rusak, pengemasannya juga bagus. Digitalisasi di situ, jadi membantu mereka memanfaatkan fulfillment dan pengirimannya,” jelasnya.
Melalui kerja sama yang dijalin dengan Lodi Indonesia, para pelaku UKM bakal jadi semacam mitra yang mempunyai banyak gudang yang tersebar di kota besar, seperti Bandung, Jakarta hingga Medan.
Diharapkan, dengan kerja sama yang terjalin, pemerintah dapat membantu para pelaku UMKM untuk menekan ongkos pengiriman barang.
“Intinya, membantu UMKM mengurangi biaya pengantaran, gudang dan sebagainya,” kata dia.
Di lokasi yang sama, CEO Lodi Indonesia, Yan Hendry mengatakan, kerja sama tersebut bertujuan untuk membantu para pelaku UKM dalam melakukan ekspansi atas produk yang dijualnya.
Proses penjualan itu ditangani melalui layanan fulfillment dan last mile delivery. Menurutnya, fulfillment menjadi hal penting dalam era digitalisasi belakangan ini.
“Kalau mereka mengerjakan sendiri kelimpungan kan lama-lama, kepuasan pelanggan akan turun karena ordernya ter-delay atau packing-nya mulai berantakan atau gak standar. Nah itu diserahkan ke Lodi dan nanti kami yang akan mengerjakan hal tersebut,” jelasnya.
Yan memastikan, beban yang ditanggung oleh pelaku usaha dapat berkurang. Sejauh ini, sudah ada sekitar 100 pelaku UKM yang bermitra dengan Lodi. Diharapkan, ke depannya bakal semakin banyak pelaku UKM yang menjalin kemitraan.
“Biaya ini (di Lodi) sangat terjangkau karena memang sangat ekonomis dibanding dengan mereka mengelola ini sendiri. Kalau mengelola sendiri kan kita harus menghitung orangnya kemudian ongkos materialnya, listriknya, belum lagi sewa tempatnya yang paling mahal, kan gitu. Dengan Lodi, kita bisa melakukan efisiensi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Benua Citra Niaga, Muhamad Fadli mengatakan, sekitar 100 anggota komunitasnya mengikuti kegiatan seminar itu. Diketahui, Benua Citra Niaga adalah komunitas UKM di Bandung yang jumlah anggotanya sudah mencapai 400-an, mulai UKM kuliner hingga fesyen. (Muff)