JAKARTA – Amerika Serikat (AS) kini menyatakan posisi terbarunya untuk tidak mendukung kemerdekaan formal Taiwan yang diklaim oleh China.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS telah memperbarui lembar faktanya mengenai Taiwan.
Sebelumnya, AS sempat menghapus kalimat ‘Amerika tidak mendukung kemerdekaan Taiwan’ dan ‘mengakui posisi Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari China’.
Sekarang, kedua kalimat tersebut sudah kembali lagi seperti semula karena dinilai sudah memicu kemarahan China.
Perubahan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat resmi Taiwan pada 3 Juni 2022. Diprediksi perubahan telah terjadi pada 28 Mei 2022 sesuai tanggal di bagian atas lembar fakta.
Juru Bicara Deplu AS Ned Price juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
“Kami menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo dari kedua belah pihak. Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan,” kata Price dikutip dari Reuters pada 4 Juni 2022.
AS menginginkan persoalan antara Taiwan dengan China bisa diselesaikan secara damai.
“Kami berharap perbedaan lintas-Selat diselesaikan dengan cara damai,” ujarnya.
Taiwan sudah menjadi negara merdeka secara de facto, meskipun dengan pengakuan internasional yang sangat terbatas.
AS memang tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan. Namun, tetap menjadi pendukung internasional dan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan.
Pemerintah China pada 2005 telah mengesahkan undang-undang tentang dasar hukum untuk tindakan militer jika Taiwan telah memisahkan diri atau akan segera memisahkan diri.
Namun, Pemerintah Taiwan mengatakan bahwa hanya 23 juta penduduk pulau yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka.
Taiwan sementara ini menginginkan perdamaian. Meski begitu, tetap akan membela diri jika diserang China. (Web Warouw)