BANDAR LAMPUNG- Tragis! Gubernur Ridho Ficardo ternyata memang sudah ditinggal para investor pengusaha. Padahal Lampung membutuhkan banyak investasi untuk membuka usaha baru dan lapangan pekerjaan yang bisa menumbuhkan perekonomian di Lampung.
Selama mendapatkan amanah rakyat untuk berkuasa, Ridho menyianyiakan kesempatan untuk membangun Lampung dan mensejahterahkan rakyat.
“Bangunnya siang. Mbangkong! Jalan infrastruktur saja banyak yang dibiarkan rusak tidak segera diperbaiki. Pengusaha dan rakyat rugi mendukung Ridho selama ini,” demikian Parto Utomo petani dari Kabupaten Pringsewu kepada pers di Bandar Lampung, Rabu (2/5).
Aryati, seorang pegawai bank swasta menceritakan bahwa kalangan perbankan kecewa dengan ketidak seriusan pemerintah Provinsi dalam mengurus investasi di Lampung. Provinsi yang kaya sumber alam tapi tidak terurus. Investasi dalam dan luar negeri kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah Provinsi Lampung.
“berbagai sektor strategis gagal dibangun Provinsi Lampung seperti jalan, energi, pelabuhan dan bandara. Dana pembangunan APBD diserap tidak cukup karena dikorup. Akhirnya mengandalkan pinjaman dari pusat seperti dari SMI (Sarana Multi Infrastruktur),”
Kasus PT Hanjung
Kepada Bergelora.com dilaporkan sebelumnya, salah satu investasi yang gagal dipertahankan bahkan dibiarkan oleh Gubernur Ridho adalah investor dari Korea, PT Hanjung Indonesia Indonesia yang mengadakan alat-alat berat.
Dipenghujung tahun lalu karyawan PT Hanjung Indonesia Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur dan DPRD Lampung, Rabu (11/10). Selain itu, massa juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Disnaker Provinsi Lampung. Dalam aksinya mereka mengadukan manajemen PT Hanjung karena upahnya hanya dibayarkan setengah.
Perwakilan Tim 11 PT Hanjung Indonesia, Ari Joni AS mengungkapkan hampir selama satu tahun lebih PT Hanjung mengalami persoalan yakni terancam pailiti.
“Terlepas dari proses pemailitan PT. Hanjung Indonesia Bandar Lampung, sejak satu tahun terakhir nasib karyawan sebanyak ± 150 (seratus lima puluh) orang keadaan atau nasibnya sangat memperihatinkan. Upah atau gaji dibayar setengah dan diduga ada yang tidak dibayar hingga hari ini,” kata Ari.
Dalam demo yang didampingi Lembaga Bantuan Hukum Cinta Kasih, mereka meminta pemerintah dan DPRD untuk turun tangan menyelesaikan persoalan upah buruh yang dibayarkan setengah oleh PT Hanjung.
“Kami menyatakan prihatin atas kondisi terancam pailitnya PT. Hanjung Indonesia Bandar Lampung karena seharusnya dengan kondisi pemerintahan yang bermotto bekerja, bekerja dan bekerja di bawah Kepemimpinan Bapak Jokowi selaku Presiden idealnya lapangan pekerjaan bertambah, bukan kemudian banyak perusahaan yang harus gulung tikar karena berbagai alasan,” ungkapnya.
Menurutnya sangat wajar para pengusaha dan investor dalam dan luar sudah tidak akan mendukung Ridho Ficardo dalam Pilkada Lampung kali ini.
“Ah Ridho ketakutan. Mereka (investor-red) sudah kapok dengan gubernur Ridho yang justru banyak merugikan rakyat dan dunia usaha. Wajar kalau sekarang mereka pada mendukung cagub Arinal Djunaidi. Sudah waktunya rakyat Lampung punya pemimpin yang bisa menyatukan pemerintah, rakyat dan pengusaha untuk membangun Lampung yang lebih baik,” paparnya menanggapi pemberitaan yang menyebutkan dukungan pengusaha pada Cagub Arinal Djunaidi (Salimah)