JAKARTA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyebut paham komunis telah menyusup ke tubuh TNI.
Gatot Nurmantyo menunjukkan bukti hilangnya patung Presiden kedua RI, Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution yang menjadi diorama penumpasan G 30 S PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad adalah indikasi komunis telah menyusup ke tubuh TNI.
Pernyataan Gatot Nurmantyo itu membuat Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya ikut angkat bicara.
Yunarto Wijaya mengaku tidak heran dengan sikap Gatot Nurmantyo setiap bulan September.
Pasalnya, dia menilai Gatot Nurmantyo kerap mencari panggung setiap bulan September dengan mengangkat isu yang berulang-ulang, yaitu tentang PKI.
“Nah khan, tiap september dia manggung lagi,” tulis Yunarto Wijaya, di akun Twitter @yunartowijaya, Selasa, 28 September 2021.
Sambil menyindir, Yunarto mengatakan Gatot tidak ingin kalah dengan Penyanyi Vina Panduwinata yang menyanyikan lagu berjudul ‘September Ceria’.
“Gak mau kalah sama Vina Panduwinata ‘September Ceria’,” sindirnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sebelumnya, Gatot mengisi sebuah acara webinar yang berjudul ‘TNI vs PKI’ pada Minggu, 26 September 2021.
Dalam webinar itu, Gatot menyampaikan bahwa paham komunis masih ada dan menjadi ancaman di Indonesia. Bahkan, dia menyebut paham komunis sudah menyusup ke tubuh TNI.
Lalu, dia memaparkan bukti-bukti masih adanya Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia melalui insiden penghilangan diorama penumpasan G 30 S PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad.
“Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G 30 S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie,” paparnya.
“Peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih,” tambahnya.
Bantahan Pangkostrad
Tuduhan Gatot itu kemudian dibantah Letjen Dudung Abdurrachman selaku Pangkostrad. Dudung mengatakan bahwa, Letjen TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai orang yang memprakarsai patung itu, kini diambil kembali. Alasannya, AY Nasution takut akan dosa membuat patung.
“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” kata Letjen Dudung. (Web Warouw)