Sabtu, 5 Juli 2025

KAPAN STOP IMPOR..? Biar Tak Kena Tarif Jumbo, RI Siapkan Rp 249 T Buat Impor Migas dari AS

JAKARTA – Pemerintah Indonesia menganggarkan sebesar US$ 15,5 miliar atau sekitar Rp 249,5 triliun (kurs Rp 16.100) untuk belanja produk energi dari Amerika Serikat (AS). Belanja energi ini merupakan bagian dari penawaran pemerintah Indonesia terhadap AS agar tidak dikenakan tarif hingga 32%.

Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menjelaskan bahwa belanja energi ke AS tahun ini mengalami peningkatan yang cukup tajam dibandingkan tahun lalu. Ia menyebutkan tahun lalu belanja energi ke AS hanya US$ 4,2 miliar.

“Jadi untuk tahun ini sesuai dengan komitmen kita untuk trade balance antara Indonesia dengan Amerika, ini akan menyesuaikan dengan negosiasi,” kata Yuliot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2025).

Yuliot menjelaskan belanja energi dari AS ini akan terdiri dari Liquefied Petroleum Gas (LPG), crude (minyak), dan Liquefied Natural Gas (LNG). Selain sebagai tawaran dalam negosiasi, ia menjelaskan produk energi yang bakal dibeli dari AS ini juga memang untuk kebutuhan dalam negeri.

“Yang pertama kan kita membutuhkan LPG, jadi untuk LPG kita juga akan meningkatkan impor dari Amerika. Kemudian crude untuk kebutuhan dalam negeri,” katanya.

Sementara untuk minyak, Yuliot mengatakan sebenarnya RI selama ini juga melakukan impor minyak dari AS, namun melalui negara lain. Ia mengatakan kali ini, peningkatan impor minyak ini akan dicatat langsung dari AS.

“Selama ini kan juga kita mengimpor crude, ada yang dari Amerika tetapi melalui negara lain. Jadi nanti akan diusahakan pencatatan langsung untuk impor dari Amerika. LNG termasuk yg salah satu komoditas yang diimpor dari AS,” katanya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sementara itu untuk produk BBM, Yuliot mengatakan masih dalam tahap pertimbangan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan RI saat ini sedang mengusahakan peningkatan produksi dalam negeri.

“Untuk BBM kita masih melihat, karena untuk BBM itu kan juga kita di dalam negeri kan juga diusahakan peningkatan produksi di dalam negeri, dengan selesainya progres untuk perbaikan yang ada di kilang-kilang dalam negeri, kemudian upgrade teknologi kita juga akan melihat sebagian besar kebutuhan itu akan berasal dari dalam negeri,” katanya.

Terkait dengan volume, Yuliot belum menjelaskan detilnya. Soal waktu realisasi impor energi dari AS tersebut, Yuliot mengatakan tinggal menunggu keputusan hasil negosiasi.

“Ya tergantung dari negosiasi yang dipimpin oleh Pak Menko Perekonomian,” katanya. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

Untuk mendapatkan Update terikini, bisa follow channel WA Bergelora.com di atas juga link channelnya ini:

https://whatsapp.com/channel/0029Vb6gIXYGehEULVwQ6r1T

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru