MAKASSAR- Adnan Achmad, orang tua murid MAS (15 tahun) yang menganiaya guru SMK 2 Makassar resmi mendekam dalam tahanan Kamis (11/8) di Makassar. Dia ditetapkan sebagai tersangka sejak Rabu malam, bersama anaknya yang berinisial MAS (15).
Adnan yang masih belum berganti baju sejak kemarin itu tampak tertunduk di dalam sel yang sempit di Mapolsekta Tamlate, Makassar. Sementara di pintu sel, puluhan guru mengintip. Mereka penasaran ingin melihat wajah pelaku yang melukai guru arsitektur SMK 2 itu.
Kapolsek Tamalate, Kompol Azis Yunus mengatakan, tersangka terancam hukuman tujuh tahun penjara. Dia dikenakan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. Sementara MAS yang masih tergolong di bawah umur tetap akan diproses secara hukum.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim memastikan membela Guru Dasrul, dan menunjuk pendamping hukum agar Guru Dasrul bisa terlindungi dan pelaku kejahatan terhadap guru dapat dimaksimalkan hukumannya.
“IGI juga saat ini menjadi bagian dari proses mempersiapkan Undang-Undang atau Permendikbud tentang Perlindungan guru, minggu lalu telah berkumpul dengan beberapa organisasi profesi guru,” jelasnya kepada Bergelora.com.
Menurutnya, sekolah selalu mengupayakan komunikasi dengan orang tua tapi komunikasi itu gagal karena orang tua kadang mewakilkannya kepada orang lain atau ibunya yang datang tapi ayahnya yang mengamuk.
“Sehingga perlu dibuatkan aturan bahwa pada setiap penerimaan siswa baru atau penerimaan laporan hasil belajar atau hari pertama sekolah, kedua orang tua harus dihadirkan agar terjalin komunikasi antara guru dan orang tua serta orang tua tahu 100%, apa dan bagaimana sesungguhnya anak mereka,” jelasnya.
Ia mengatakan, diperlukan perjanjian yang jelas antara orang tua dengan sekolah sehingga orang tua paham bahwa mereka telah menyerahkan anaknya untuk dididik di sekolah.
Mengeroyok Guru
Pada hari Rabu pagi Dasrul, guru gambar SMK Negeri 2 Makassar dianiaya oleh Adnan Achmad, orang tua MAS, siswa kelas 11 SMKN 2 Makassar.
MAS, sebenarnya memang naik percobaan, termasuk siswa yang lumayan malas. Saat masuk sekolah hari itu, guru Dasrul meminta tugas dan tidak dikerjakan. MAS kemudian diminta menyelesaikan tugasnya di bagian belakang kelas tapi justru mondar mandir sambil bersungut-sungut, menendang pintu dan memaki kasar pada guru.
Alif kemudian menghubungi orang tuanya yang bernama Adnan Achmad. Tak berselang lama Adnan yang menurut kabar adalah aktivis LSM pun langsung masuk sekolah bersama teman-teman LSM-nya dan begitu bertemu guru Dasrul, langsung menghajar pak guru Dasrul. Murid MAS juga bersama orangtuanya ikut menghajar sang guru.
Batang hidung pak Dasrul pun patah dan darah bercucuran. Para Kepala Sekolah datang melerai dan mengamankan pak Dasrul di ruang kepala sekolah tapi Adnan Achmad masih terus berteriak dan memaki sang guru hingga akhirnya polisi menjemput. (Ismail)