Oleh: Toga Tambunan *
DUA MINGGU lalu saya ikut bersama keluarga yang kukunjungi beribadah di gereja Katholik. Dahulu pun sebelum covid 19, setiap kukunjungi keluarga itu, saya turut kebaktian minggu di gereja mereka dan menerima komuni kudus dari Pastor.
Pada kebaktian dua minggu lalu itu menjelang terima komuni kudus, tampil di tembok samping altar gereja, sorotan teks pemberitahuan bahwa yang boleh terima komuni Kudus itu hanya orang yang dibaptis secara Katholik. Tentu saja kupatuhi aturan itu sambil mengingat, dahulu pemberitahuan begitu tidak ada.
Setahuku pada periode Paus Benediktus XVI, jemaat beragama (Kristen) Protestan jika menikah dengan pasangannya (Kristen) Katholik, masing-masing dan keluarganya tidak lagi dikenai ban (pengucilan/ekskomunikasi). Pernah kusaksikan Pendeta dan Pastor melayani bersama kebaktian pernikahan di gereja Katholik. Kesanku amat baik atas terobosan itu.
Namun dua minggu lalu kualami cekalan perjamuan kudus di gereja tersebut. Sedang di gerejaku Protestan, asal saja sudah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Rohkudus, disambut ikut perjamuan kudus tanpa membedakan corak baptisnya.
Tentang skisma (perpecahan) se-iman substansial ini, saya teringat kebersamaan hidup pada masa primitif. Manusia itu dapat menanggulangi tantangan hidup, jika mereka hidup secara koloni seketurunan, untuk memetik kebutuhan yang tersedia di alam.
Kondisi harus hidup berkoloni itu dipenetrasi Lucifer dengan teori busuk homo erektus, mencangkokkannya ke pikiran manusia sehingga melekat berpersepsi perihal tuntutan makan itu tingkah perut berproses mandiri dalam tubuh lapar homo sapiens keturunan homo erektus.
Teori itulah bentuk konkrit reaksi Lucifer terhadap otoritas Allah mencipta manusia dan jagat raya.
Kapasitasnya berbeda sejauh Timur terhadap Barat dengan potensi Lucifer. Adam & Hawa tidak mengenal karakter Lucifer apalagi mengkaji siasat bulus Lucifer
Lucifer memang entitas yang dipenuhi kapasitas kompetensi algoritma kepandaian cerdas serta kepekaan peringkat tertinggi diantara makhluk ciptaan, PenciptaNya memberinya gelar khusus si-“Bintang Timur”. Tetapi karakternya teramat degil sombong diiringi kapasitas licik bulus.
Kapasitas akal budi Adam dan Hawa sangat tipis memahami siasat bulus Lucifer. Di awal tercipta, sepasang leluhur manusia itu baru dilengkapi komponen gambar Allah. Sementara elemen rupaNya sedang dirakit Allah diproses berlangsung kontinu sepanjang umur Adam dan Hawa. Begitu juga pada tiap orang hingga tutup umur.
Aktivitas komponen akal dan tehnik hidup mereka berdua di masa awal hidupnya masih mengandalkan fisik secara nomaden mencari nafkah. .
Justru Elohim Jahweh yang menganugerahkan keniscayaan tatanan pergaulan saling tolong diantara umatNya. “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja….. “ (Kej. 2:18a)
Bukan disebut setan kalau Lucifer tidak merongrong anugerah Bapa Surgawi. Rekayasa taktik licik lihai piawai bersiasat, akal bulusnya memang sukses besar mempencundangi manusia.
Ketidaktahuan tertipu Lucifer, menyebabkan mereka menyimpang dari perintah Allah jangan memakan buah terlarang.
Akibatnya, ketetapan Allah memberi Adam wewenang berkuasa memerintah dunia, buyar.
Kehendak Lucifer itu dikobarkan Oswald Splenger (1880-1936) yang merumuskan sejarah manusia itu proses relasi kekuasaan dari kejahatan primitif ke kejahatan modern, telah membuka jalan pembentukan naziisme Hitler. Fokus memenuhi nafsu birahi kekayaan dan gengsi berjaya di dunia. Manusia ditipu. Akal busuk brutal Lucifer itu melingkupi global kehidupan seluruh manusia berlangsung terus hingga kini.
Meskipun Adam dan Hawa membelot menuruti Lucifer, Kasih setia Allah yang Alfa & Omega senantiasa tercurah kepada manusia itu sistimatis tahap demi tahap. Termasuk akselerasi kapasitas kompetensi kecerdasan kepekaan manusia itu menandingi kapasitas Lucifer. Allah mencurahkannya dengan rasional kombinasi transrasional.
Rohkudus dalam Efesus 5:17 memerintahkan:
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan Bapa Surgawi menghendaki orang percaya itu belajar sampai tutup umur.
Seiring KasihNya kontinu dicurahkan kepada manusia yang tertipu Lucifer itu, serentak berlangsung pula pembinasaannya terhadap Lucifer. Tindakan antagonis Allah memproses Lucifer binasa itulah kita sebut Kontradiksi Prima.
Memperalat rezim Romawi di Israel, Lucifer teramat bengis tiada taranya menyiksa hingga Yesus digantung tersalib pada tiang salib di Golgota, ternyata gagal menghentikan hidup Yesus. Lucifer makin meningkatkan bringas kebrutalannya mengharubiru kehidupan manusia memecah atau skisma kebersamaan kesatuan pengikut Tuhan Yesus.
Lucifer kian menggosok egoisme pada tiap orang meliputi global kepentingan masing-masing diri per orang, kelompok, ideologi, pendapat, politik, ekonomi, bangsa atau negara.
Terlebih lagi Tuhan Yesus naik ke surga menjadi Raja seluruh jagat raya, proses Kontradiksi Prima semakin berlangsung tajam sengit.
Sebelum naik ke surga Tuhan Yesus berdoa kepada BapaNya, sbb:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya” (Johanes 17:3-4) ……. “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka” (Yohanes 17:8-10)……… “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci” (Yohanes 17:12)………“Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia” (Yohanes 17:14)……“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yohanes 17: 20-23)
Tuhan Yesus menagih kemauan manusia yang telah ditebusnya itu menjadi gereja yang esa dalam hirarki konstelasi Allah yaitu kewajiban masing-masing gereja dan manusia sekarya berdaulat melucuti Luciferisme dari roh, akalbudi dan jiwanya sehingga kudus. Itulah bentuk perjuangan orang percaya dan gereja yang terhimpun dalam keesaan melawan Lucifer ditengah berlangsungnya Kontradiksi Prima.
Keesaan gereja itu suatu tantangan menu makanan super keras, bagi denominasi dan orang pemercaya Yesus itu Tuhan.
Tuhan Yesus sudah memprognosa bahkan memetakan proses dunia ini hancur. Segala futurologi Tuhan Yesus pasti terjadi. Serentak itu memperingatkan keras agar manusia memilih jalanNya, kebenaranNya dan hidupNya.
Kita memang berdoa “janganlah membawa kami dalam pencobaan” mengakui pencobaan dahsyat itu niscaya terjadi. Permohonan pemercaya itu diluputkan.
Lucifer dengan segala daya terus getol bereaksi menancap dominasi dan hegemoninya global atas dunia ini. Mengkapitalisasi dan mobilisasi egoisme berwatak Hellenisme kepentingan selera nafsu jahat masing-masing antar perorang, ideologi, bangsa, negara yang semuanya fokus semata-mata mengejar kepuasan birahi kejayaan kaya lahiriah merebut posisi kekuasaan dan ekonomi duniawi mengandalkan perang bunuh membunuh sesama, berinstrumen tehnologi pemusnah super canggih level tinggi yang dikerahkan beraksi.
Keesaan gereja itu bukanlah perkara keesaan gedung ibadah, liturgi, organisasi, synode atau denominasi. Keesaan itu dalam hal kepenuhan Firman Allah,
melucuti Luciferisme sehingga roh, akalbudi dan jiwa perorangan manusia dan masyarakat menjadi kudus. Seseorang wajib membersihkan diri dari tipuan Lucifer, menyelamatkan diri dari ikatan jeratan ataupun perangkap Lucifer. Itulah bentuk kongkrit perjuangan orang percaya melawan Lucifer ditengah berlangsungnya Kontradiksi Prima. Bukan porsi manusia langsung membinasakan Lucifer.
Menu manusia bukan membela Allah yang Maha Kuasa, walau dicaci maki pengikut Lucifer.
Seseorang percaya Yesus itu Tuhan, memang wajib membela iman percayanya sendiri demi membangun kekudusan bagi dirinya dan sesama seiman. Bukan kapasitas manusia memenangkan Allah yang tak perlu dibela.
Pembinasaan Lucifer sampai tuntas terus dibakar dalam ngarai perapian belerang kekal, bukanlah menu manusia. Perkara itu urusan Bapa Surgawi yang menghendaki umatNya terhimpun dalam keesaan gereja.
Rohkudus merumuskan keesaan gereja melalui Paulus sbb:
“Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efesus 4:6)……. “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”(Efesus 4:13)……. “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, – yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota – menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih”_ (Efesus 4:16)
Rumusan Rohkudus itu disampaikan sekitar tahun 58. Ternyata terjadi skisma sekitar tahun 321 perihal ke-Tritunggalan Allah, berlanjut skisma prinsip Gereja Ortodoks Timur dengan Gereja di Barat pada 1045 dan berikutnya Gereja di Barat terbagi Katolik dan Protestan pada 1521 serta berlanjut lagi pada abad 19 muncul ratusan (ribuan?) denominasi atau synode berbeda. Dan masih terjadi hingga sekarang.
Lucifer mencegah terbentuknya keesaan gereja itu dengan mengerahkan segala kekuatan dan kelicikannya mengkapitalisasi nafsu bejat dan selera lahiriah manusia terus dimobilisasinya.
Menanggulangi skisma inilah menu makanan super keras bagi setiap denominasi dan orang percaya Yesus itu Tuhan.
Keesaaan gereja itu, sungguh menu makanan super keras. Kesediaan setiap gereja mengizinkan setiap yang dibaptis turut menerima perjamuan kudus adalah salah satu ciri keesaan gereja.
Terwujudnya keesaan jemaat pemercaya Yesus itu Tuhan terlebih diantara para penggembala denominasi saat sanggup menganulir skisma, pertanda kapasitas potensi manusia telah mencapai tingkat keserupaan dengan rupa seperti dikehendakiNya sesuai rancangan saat Allah mengkreasi manusia, yakni kapasitas kecerdasan dan kepekaan manusia telah sanggup membaca juga memetakan siasat busuk brutal bringas Lucifer.
Apapun corak tehnisnya liturgi seseorang pengaku Iman Rasul, setiap denominasi wajib tidak menganulir atau mencekal proses kelanjutan keselamatannya. Corak tehnis liturgi berlainan tidak meniadakan substansi keselamatan penebusan Tuhan Yesus.
Keesaaan gereja itu, sungguh menu makanan super keras. Kesediaan setiap denominasi atau gereja menyambut setiap yang dibaptis dalam nama Bapa, Anaknya dan Rohkudus, apapun corak tehnis liturgi baptisnya, turut menerima Komuni Kudus atau Perjamuan Kudus adalah salah satu pengindikasi keesaan gereja.
Camkan. Romantisme “Datanglah Kerajaan di bumi seperti di Surga” akan terrealisasi secepat para pemercaya Yesus itu Tuhan, konkrit terhimpun dalam keesaan gereja yang Kepala Synode atau Paus atau Ephorus-nya adalah Tuhan Yesus sendiri.
Haleluya! Hosiana bagi Tuhan. Selamat hari minggu.
Bekasi, 20 Agustus 2023
*Penulis Toga Tambunan, evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)