DELI SERDANG – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan senang performa Timnas Indonesiadalam fase Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dapat sorotan dunia internasional. Ia menilai Skuad Garuda mulai bangun dari tidur.
Sebelumnya, media Amerika Serikat, ESPN, menyebut Tim Garuda sebagai raksasa Asia yang sedang terbangun dari tidur panjangnya. Sebutan itu setelah tim asuhan Shin Tae-yong bermain imbang dengan Timnas Arab Saudi 1-1 dan Timnas Australia 0-0.
Erick mengatakan berbagai capaian Timnas Indonesia berkat kerja keras seluruh elemen tim. Ia pun menyambut baik dengan adanya pujian dari dunia internasional tetapi tidak membuat besar kepala.
“Ya, alhamdulillah, karena ini yang saya bilang, kita sudah terlalu lama tidur buat sepakbola Indonesia. Ini waktu yang kami bangkit,” kata Erick di Deli Serdang, Minggu (15/9/2024).
“Pasti ada perbedaan pendapat. Tetapi ya kembali kami kerja saja lah. Kami enggak mau terjebak polemik-polemik diskusi,” katanya.
“Ini negara demokrasi kritik itu sesuatu yang baik. Ya tetapi kami fokus saja lah. Kami kerja, kerja, kerja, kerja begitu saja,” tambahnya.
Ketum PSSI Erick Thohir merespons kritik terhadap naturalisasi Timnas Indonesia yang dilakukan Peter Gontha hingga mengundang polemik di media sosial.
Erick Thohir turut merespons kritik terhadap naturalisasi pemain keturunan di Timnas Indonesia yang membuat heboh jagat sosial media.
Kemenangan Palsu
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan sebelumnya, mantan duta besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha, mengaku merasa malu karena Timnas Indonesia didominasi pemain keturunan.
Peter Gontha juga merasa kemajuan Skuad Garuda saat ini palsu dan penuh kebohongan yang membodohi masyarakat Indonesia.
Bahkan sampai menyebut sejumlah pemain Timnas Indonesia yang dinaturalisasi pada 2010 banyak yang kembali ke negara asal usai tidak dipakai timnas.
Pernyataan Peter Gontha melalui akun Instragam pribadinya itu sontak membuat banyak pihak bereaksi, tak hanya netizen tetapi juga PSSI.
PSSI melalui Anggota Exco Arya Sinulingga sebelumnya sudah membantah keras tuduhan-tuduhan Peter Gontha terhadap pemain keturunan.
Termasuk perihal kewarganegaraan ganda hingga paspor Indonesia yang dibuang usai tak lagi bermain untuk Timnas Indonesia.
Tak berhenti sampai di situ, Erick Thohir selaku Ketum PSSI pun turut memberikan respons lewat unggahan media sosialnya.
Dalam unggahannya itu, Erick seolah memperlihatkan kemarahan, ia meminta agar pihak-pihak yang tidak berkepentingan tidak mengganggu timnas.
Termasuk perjuangannya dalam membawa sepak bola Indonesia ke pentas dunia, dedikasi dan perjuangan PSSI tidak untuk dipertanyakan.
“Jangan pernah pertanyakan dedikasi dan perjuangan kami untuk membawa sepak bola Indonesia ke pentas dunia,” tulis Erick Thohir.
Tulisan itu diunggah Erick dengan menyertakan cuplikan perjuangan Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pernyataan seolah menampar Peter Gontha yang mempertanyakan usaha PSSI dalam membangun Timnas Indonesia hanya dengan naturalisasi.
Padahal, seluruh pemain yang dinaturalisasi memiliki keturunan asli Indonesia dan dapat dipastikan hanya memegang satu paspor, Indonesia.
Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Silmy Karim, membantah keras tuduhan pemain naturalisasi memiliki paspor ganda selain Indonesia.
Silmy Karim juga membeberkan proses naturalisasi yang ditempuh sesuai aturan yang berlaku, ia menegaskan para pemain sudah menyerahkan paspor lamanya.
“Mereka mendapatkan paspor sudah melalui proses yang sesuai dengan aturan yang berlaku,” ucap Silmy Karim.
Ketum PSSI Erick Thohir bereaksi terhadap kritik Peter Gontha soal pemain naturalisasi Timnas Indonesia.
“Tahap-tahap dalam prosesnya juga sesuai, bahkan ada Keppres-nya.”
“Dari proses mendapatkan paspor RI sudah memenuhi persyaratan, termasuk menyerahkan dokuman kewarganegaraan lamanya,” imbuhnya.
Kerasnya tuduhan Peter Gontha di media sosial juga membuat salah satu legenda Timnas Indonesia sekaligus mantan Dirtek PSSI, Bob Hippy, bersuara.
Eks Persija Jakarta itu menilai usaha yang dilakukan Erick Thohir dalam menaturalisasi pemain keturunan hanyalah sebagai jembatan.
Bob Hippy sadar PSSI juga harus memproduksi pemain lokal dari usia muda sampai senior guna membangun regenerasi yang baik.
“Apa yang dilakukan oleh Pak Erick adalah menjembatani, hanya menjembatani untuk sementara,” ucap Bob Hippy kepada Tribun Network.
“Tidak bisa (jangka panjang) juga, dia (PSSI) mesti produksi (pemain) lokal, dari mulai usia muda sampai ke atas,” imbuhnya. (Web/Antok)