Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri menerima Delegasi Pemerintah Australia yang menangani bidang pendidikan dan pelatihan vokasi di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Senin (6/3). Delegasi Australia dipimpin oleh Assistant Minister for Vocational Education and Skills, Karen Andrews MP. Indonesia dan Australia memang tengah menjajaki kerjasama di bawah perundingan Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Dari IA-CEPA kita berharap bisa ada Kerjasama pertukaran pekerja di sektor mining, IT dan Finance insurance serta kerjasama pelatihan vokasi,” Jelas Menaker.
Dalam kesempatan ini dibahas juga tentang beberapa rencana kerjasama teknis di bidang pelatihan vokasi. Salah satu yang menjadi perhatian Menaker adalah kerjasama teknis dalam rangka implementasi KKNI (Perpres nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) pada lembaga-lembaga pelatihan kerja di Indonesia.
Pelatihan vokasi dipandang penting oleh Menaker untuk tujuan up scaling skills, transfer knowledge dan mengakrabkan dunia kerja dengan para peserta pelatihan sehingga mereka akan lebih mudah beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja. Melalui kerjasama dengan Australia, Menaker berharap agar program pelatihan vokasi dapat berjalan dengan lebih efektif, misalnya dengan penempatan para ahli dari Australia di Kemnaker dan di BLK UPTP dalam rangka pengembangan kejuruan.
“Kerjasama baik seperti ini perlu terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan di masa yang akan datang,” tutup Menaker.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Kemnaker memang tengah gencar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk menghasilkan program-program yang efektif dalam meningkatkan SDM Indonesia. Pada Februari yang lalu, Menaker juga menerima 21 Duta Besar dari negara-negara Uni Eropa sebagai langkah lanjutan dari Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Pada pertemuan tersebut Menaker menyampaikan harapannya agar melalui IEU-CEPA, mobilitas dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia di EU menjadi lebih luas. (Toto Sugianto)