BANDAR LAMPUNG penghasil kopi robusta di Lampung Barat membutuhkan promosi dan perhatian kebijakan pupuk untuk meningkatkan penghasilan pendapatan petani. Melalui Festival Kopi, pemerintah Lampung Barat berkomitmen angkat kesejahteraan petani kopi.
Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus menegaskan hal ini saat menyambut tani dalam sesi seminar “Tantangan dan Peluang Pengembangan Kopi Robusta” di Festival Kopi Lampung Barat, Sabtu (21/7).
“Lampung Barat adalah penghasil kopi robusta, petani masih butuh kebijakan promosi dan pupuk agar bisa meningkatkan produksi kopi,” kata Parosil Mabsus.
Selain seminar yang buka rangkain festival kopi, rangkaian kegiatan diisi juga dengan panen raya kopi dan aneka lomba yang berkaitan dengan produk kopi.
Kopi robusta adalah komoditas andalan petani di Lampung Barat, hanya memang dalam beberapa tahun terakhir jumlah produksi kopi dengan permintaan belum bisa terpenuhi.
Lampung Barat adalah penghasil kopi utama yang menyumbang produsen kopi Lampung.
“Petani berharap bisa mendapatkan pasokan pupuk yang cukup, agar produksi petani lebih meningkat,” kata Parosil Mabsus.
Di kabupaten Lampung barat ada lahan seluas 55 ribu ha dengan produksi kopi sebanyak 51.483 ton. Rata-rata produksi kopi dihasilkan oleh 40.135 KK petani atau hasil kopi untuk luas 1,5 ha lahan kopi tiap KK.
Tantangan yang lain, untuk hasil pendapatan per tahun dengan asumsi penjualan produksi kopi petani mencapai Rp 25 juta/tahun, atau Rp 2 juta per bulan, ke depan dengan kebijakan pengembangan petani bisa mendapatkan harga penjualan yang layak hingga Rp 4,5 juta agar petani lebih sejahtera.
“Melalui festival kopi, kita ingin angkat potensi produksi kopi di daerah agar lebih dikenal,” kata Parosil.
Stephen Lo, Dewan Kopi Indonesia menyatakan langkah peningkatan produksi kopi, harus seimbang dalam pemberian pupuk, ketepatan waktu dan perbaikan unsur hara tanah.
“Selain pupuk NPK, harus diperhatikan juga kebutuhan pupuk yang berimbang. Harus bisa meningkatkan produksi kopi, Lampung Barat potensi besar penuhi kebutuhan pasokan kopi nasional,” kata Stephen Lo.
Saat ini, beragam tantangan pengembangan kopi di tanah air wajib didorong, lewat peremajaan tanaman selain pola pemupukan yang baik. Jika tidak, dengan tingginya permintaan kopi maka tiga tahun ke depan Indonesia bisa jadi net importir kopi.
Jika dibandingkan dengan negara Vietnam yang bisa mencapai 3 ton per hektar, Indonesia masih berkesempatan tingkatkan produksi kopi.
“Kita dorong anak muda Lampung Barat mau juga jadi petani kopi. Ada aplikasi untuk berjualan kopi yang nanti bisa hubungkan petani dengan pembeli secara langsung, ke depan kita dorong anak muda mau rawat kebun, hasilnya lebih baik, ini kita dorong,” kata Stephen Lo.
Peluang Usaha Wisata Kopi
Kepada Bergelora.com dilaporkan, di sisi lain, keberadaan kebun kopi Lampung Barat sangat menarik sebagai tempat tujuan wisata. Soal pengembangan pariwisata butuh pelibatan banyak pihak baik dinas pariwisata, pengusaha dan kaum muda kreatif.
“Banyak wisatawan Eropa dan Amerika yang suka wisata alam. Lampung Barat tak jauh dari Pesisir Barat yang bisa seiring dikembangkan, banyak turis yang berminat wisata kebun kopi, sebab mereka butuh tahu bagaimana kopi dipanen hingga diproses,” kata Stephen Lo.
Dr M Khadafi, Rektor Universitas Malahayati sekaligus Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Lampung menyatakan dirinya mendorong mahasiswa dan pengusaha muda untuk bersama bantu petani dengan turut aktif kembangkan pariwisata daerah.
“Kita dorong mahasiswa mau kembangkan pertanian, ikut bisnis kopi dan buka peluang usaha wisata ke kebun kopi,” kata Khadafi.
Kepala Pekon Gunung Terang, Mahmudin menyambut baik pilihan Festival Kopi yang tahun 2018 diiringi dengan acara panen raya kopi.
Sejak tiga tahun terakhir, petani kopi belum bisa dapatkan harga jual kopi yang baik.
“Ada banyak tamu dari beragam daerah ke Pekon Gunung Terang, semoga bisa tingkatkan harga kopi agar petani bisa untung,” kata Mahmudin.
Faktor usia tanaman kopi yang sudah tua sejak ditanam tahun 1970-an butuh regenerasi bibit baru agar hasil lebih baik.
“Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus punya program konkret angkat kesejahteraan petani kopi. Kebijakan pupuk dan pembangunan infrastruktur jalan akan bawa peningkatan ekonomi warga, semoga lewat festival kopi bisa angkat kesejahteraan petani,” kata Mahmudin. (Much Fatchurochman)