Jarak sosial dan masker tak lagi wajib di sebagian besar tempat. Sementara itu, periode karantina bagi mereka yang terinfeksi Covid-19 akan dipersingkat menjadi 5 hari.
“Negara akan terbuka lagi,” ungkap Menteri Kesehatan Belanda Ernst Kuipers.
Namun, ia memperingatkan pandemi belum berakhir, meski negara itu sudah melewati puncaknya.
“Kita boleh optimis, tetapi tetap harus realistis,” imbaunya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Belanda memberlakukan sejumlah protokol terberat di Eropa pada bulan Desember untuk mengekang lonjakan infeksi Omicron. Namun, protokol itu telah dihapus secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir.
Negeri Kincir Angin ini akan bergabung dengan sejumlah negara yang mencabut sebagian besar pembatasan, termasuk Denmark dan Norwegia.
Dengan populasi 17 juta, tercatat 482.695 tes positif pekan lalu. Angka ini naik 22 persen dari pekan sebelumnya. Sebanyak 78 orang meninggal, sedangkan 88 pasien berada dalam perawatan intensif.
Jumlah tamu yang dapat diterima di rumah pun tak lagi akan dibatasi. Namun, warga masih diimbau bekerja dari rumah selama setengah pekan, menurut pernyataan Kuipers.
Klub malam dan bar dapat buka hingga jam 1 dini hari mulai Jumat (18/2) sebelum semua batasan jam buka dicabut pada 25 Februari.
Sementara itu, untuk acara yang dihadiri lebih dari 500 orang, para tamu masih diwajibkan melakukan tes Covid-19.
Mulai 25 Februari, menjaga jarak 1,5 meter dari orang lain dan mengenakan masker tetap disarankan, meski tak wajib dilakukan. Masker pun hanya diperlukan di transportasi umum dan di bandara.
Larangan perjalanan untuk sejumlah negara non-Uni Eropa juga akan dicabut. Namun, pelancong dari beberapa negara Uni Eropa masih harus menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif untuk saat ini. (Enrico N. Abdielli)