JAKARTA- Anggota DPR-RI, dari PDI-Perjuangan, Adian Napitupulu membantah tudingan terhadap dirinya sebagai penggerak aksi demonstrasi mahasiswa di rumah mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur VI, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (6/2)
Aksi mahasiswa itu menurutnya juga dilakukan di Mega Kuningan tepatnya di dekat Kedutaan Besar Qatar. Bila kita lihat lokasi aksinya maka aksi itu tidak tepat di depan rumah SBY karena masih ada jarak pandang sekitar 50 an meter. Kalaupun Polisi mengatakan Demo itu tanpa ijin maka itu hanya masuk kategori Tipiring alias Tindak Pidana Ringan.
“Saran saya tidak perlu mengomentari Tindak Pidana Ringan seperti itu karena kelas mantan presiden harusnya mengomentari Chat Sex yang beredar luas karena itu bisa merusak moral kaum muda se Indonesia,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bergelora.com di Jakarta, Rabu (8/2).
Mantan pimpinan organisasi Forum Kota (Forkot) ini mengingatkan, Mahasiswa adalah generasi muda Intelektual. Mereka mampu berfikir dan bergerak sendiri. Jangan pernah meremehkan mereka dengan menuding kegiatan mereka di dalangi, ditunggangi dan sebagainya apalagi menunggangi sebuah pertemuan besar yang di ikuti sekitar 3.000 mahasiswa dari 500 kampus di 25 Propinsi sebagaimana disebut dalam rilis mahasiswa yang tersebar di sosial media.
“Tidak ada yang sanggup, (termasuk saya) untuk menggerakan kekuatan intelektual muda sebesar itu. Hanya keprihatinan, kebesaran jiwa dan hati nurani mahasiswa yang sanggup membuat mereka datang dari berbagai kota, membelah samudera dan melintasi gunung. Semangat yang sama dengan berbagai sejarah perubahan diseluruh belahan dunia yang dipelopori mahasiswa dan kaum muda,” katanya.
Kepada Soesilo Bambang Yudhoyono ia mengingatkan bahwa tuntuan mahasiswa itu adalah untuk menolak Isu SARA, meminta agar pelajaran Pancasila di lakukan di sekolah-sekolah, melawan organisasi yang ingin merubah Pancasila dan Pemberantasan Korupsi.
“Aneh bagi saya jika ada Mantan Presiden yang marah dengan aksi yang di dasari tuntutan itu. Menurut saya harusnya semua Mantan presiden, semua Jenderal, semua aparatur negara dan seluruh masyarakat mendukung sikap mahasiswa. Saran saya kalau mau komentar ya komentarlah tentang dugaan ada nya Makar jangan komentari aksi yang justeru ingin menjaga keutuhan NKRI dan menjaga Pancasila sebagai Ideologi Negara,” katanya.
Menurutnya, dalam pernyataan sikap aksi mahasiswa itu tidak ada satupun menyebut nama orang ataupun organisasi atau partai politik. Aneh jika ada yang merasa tersinggung sementara namanya tidak disebutkan.
Adian juga membantah tudingan bahwa Mobil Terano yang membawa nasi bungkus adalah mobilnya.
“Mobil saya juga Terano tapi Plat Mobil saya bukan B 2124 ZO tetapi plat Mobil Solo yaitu AD 1 AN. Saran saya tidak perlu buang waktu mencari siapa pemilik mobil, siapa yang masak nasi, siapa yang bungkus karena mengirimkan nasi untuk Aksi yang tidak bertujuan MAKAR bukanlah kejahatan,” ujarnya.
Ia menyarankan agar sebaiknya SBY tidak perlu takut dan mengecam Mahasiswa yang hanya bermodalkan Spanduk dan Pengeras Suara dengan tuntutan yang 1.000% masuk diakal.
“Kalau mau takut maka takut dan kecamlah pelaku Pemboman karena itu merenggut jiwa manusia. Kalau mau takut dan mengecam maka Kecamlah Mantan mantan Menteri yang di tangkap KPK karena Korupsi mereka memiskinkan Rakyat,” ujarnya.
Ia mengatakan sebenarnya masih banyak yang ingin ia komentari sampai hal yang sekecil-kecilnya termasuk semua yang beredar di situs situs hoax dan aneka sosmed lainnya.
“Tapi saya putuskan untuk tidak berlebihan agar jelas bahwa saya, Adian Napitupulu berbeda dengan SBY,” ujarnya.
Aksi Menolak SARA
Sebelumnya, ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Mega Kuningan Timur VI, Setiabudi, Jakarta Selatan, berdekatan dengan rumah mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Purwanta menuturkan, massa yang menggelar aksi merupakan mahasiswa berjumlah sekitar 500 orang yang datamg menggunakan 11 bus besar dan dua unit Kopaja.
Selain berorasi, massa juga membentangkan spanduk dan menyebarkan selembaran bertuliskan antara lain, terapkan nilai-nilai pancasila kepada pendidikan; menolak dan lawan isu SARA upaya adu domba rakyat; tolak dan lawan organisasi radikal yang anti Pancasila; NKRI harga mati; dan usut tuntas semua kasus korupsi.
Mantan presiden SBY sempat berkicau di akun Twitter pribadinya terkait aksi unjuk rasa ini.
“Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan “digrudug” ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*” (Web Warouw)