JAKARTA- Tak perduli dengan gempuran elit Partai Demokrat karena menjadi pengacara 4 anggota partai itu, Yusril terus mengembangkan Ihza & Ihza Law Firm yang dipimpinnya. Kantor Hukumnya di SCBD dan Bali, Ihza & Ihza Law Firm SCBD Bali Office saat ini telah membuka divisi baru, yaitu “Fintech Law & Digital Business Law “.
“Digempur orang karena menjalankan profesi, itu biasa. Makin banyak diserang, kita harus makin kreatif,” demikian Yu tambahnya.
Kepada Bergelora.com di Jakarta Selasa (29/9) dilaporkan, Divisi hukum yang baru di kantor Yusril itu memberi layanan jasa hukum seputar Startup Fundraising, Regulatory Compliance dengan Peraturan Fintech, Mergers & Acquisition Fintech, Data Privacy, Digital Logistics, Crypto Currency, Digital Banking, IOT Integration, Syariah Digital Bangking, Smart City Regulation dan kegiatan lain yang terkait dengan e-commerce.
“Saya sendiri tidak pernah berhenti belajar untuk menguasai bidang-bidang hukum yang baru ini” ujar Yusril.
Kemajuan bisnis digital harus ditopang dengan pemahaman kerangka hukum yg utuh dan menyeluruh. Berbagai permasalahan hukum di bisnis Digital dan Financial Technology sudah semestinya perlu didukung dengan sumber daya dan kajian hukum terbaik.
“Lawyer kita, tidak boleh kalah bersaing dengan lawyer asing,” tambah Yusril.
Hal ini dikarenakan permasalahan hukum yang muncul dalam Bisnis Digital dan Fintech sangat spesifik dan khusus, sehingga membutuhkan praktisi hukum yang sudah berpengalaman dan memiliki track-record yang baik di dunia Digital dan Fintech.
*Mari memajukan Indonesia dengan menjadi Smart Country,” tegasnya. (Web Warouw)
