Dengan data yang dimilikinya dan juga PBB, Vladimir Putin mengaku tidak akan pernah mentoleransi Ukraina, AS, dan Barat dengan memakai dalih kemanusiaan.
Putin marah pada Barat dan AS yang menyebut operasi khusus Rusia ke Ukraina sebagai cara tidak beradab.
Selama ini, mereka dinilai Putin, tidak mentoleransi tentara Ukraina yang menghabisi 14.000 sipil di Donbass.
Maka sebagai balasan, Putin mempertanyakan hal sama pada AS dan Barat untuk operasi khusus yang dilakukan saat ini.
Dikatakan Putin, 14.000 warga sipil di republik Donetsk dan Lugansk telah tewas sejak 2014.
“Apa yang akan saya katakan mungkin terdengar kasar. Namun situasi memaksa saya untuk mengatakan dengan lantang apa yang baru saja terjadi pada saya,” kata Vladimir Putin pada Sabtu, 5 Maret 2022 malam waktu setempat.
“Seperti yang mungkin Anda dengar, ‘anjing-anjing’ liar akhir-akhir ini mulai menyerang orang-orang di berbagai daerah. Beberapa terluka. Ada yang bahkan menjadi kasus yang mematikan,” ujar Putin menambahkan.
Putin mengatakan jika otoritas lokal berkewajiban untuk mengatasinya.
“Sekarang dengarkan ini. Orang-orang Donbass BUKAN bintang. Kalian ‘anjing’ liar! Catat, 13.000-14.000 dari mereka telah terbunuh di sana selama bertahun-tahun. Lebih dari 500 anak telah terbunuh atau lumpuh,” kata Putin.
Putin lantas mengatakan, apa yang sangat tidak dapat ditoleransi adalah apa yang disebut Barat beradab.
Barat lebih memilih untuk tidak memperhatikan penderitaan rakyat Donbass selama delapan tahun.
“Selain itu, pihak berwenang di Kiev mulai mengatakan akhir-akhir ini bahwa mereka tidak akan menerapkan perjanjian ini (Minsk-2 – TASS). Mereka telah mengatakannya selama ini di TV dan di Internet, di mana-mana! Mereka menyatakan di depan umum: “Kami tidak menyukainya, kami tidak akan melakukannya,” tutur Putin.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, aementara itu, Rusia terus dituduh gagal mengimplementasikan perjanjian.
“Tapi itu omong kosong. Itu tidak masuk akal. Mereka berpendapat bahwa putih itu hitam dan hitam itu putih,” dia berbagi kesan tentang peristiwa terbaru.***