Ini Tulisan Tomi Lebang, mantan wartawan senior tentang keluarga Jokowi yang tak minta diistimewakan, mereka merasa sama rasa dengan rakyat lain. Berbeda dengan keluarga para pejabat atau dewan atau menteri yang sering ancam orang dengan jabatannya. Bergelora.com mengambil dari link https://makassar.terkini.id/kisah-pasien-tak-dikenal/ (Redaksi)
Oleh: Tomi Lebang
INI sesungguhnya cerita setahun lalu, pertengahan 2017. Mungkin lebih. Tapi saya mengingatnya setelah berita soal dokter Terawan Agus Putranto dipecat dari Ikatan Dokter Indonesia lalu-lalang di beranda. Dan kisah ini bukan soal sang dokter, tapi tentang seorang ibu bernama Sujiatmi Notomiharjo di Solo.
Alkisah, Ibu Sujiatmi sudah lama merasakan hidung yang tersumbat dan juga ada nyeri di tenggorokan yang sangat mengganggu. Pada suatu hari, gangguan itu sudah begitu berat, ia harus ke rumah sakit. Tiga putri yang tinggal bersamanya – Iit, Ida dan Titik – kemudian membawa sang ibu ke sebuah rumah sakit swasta di kota itu.
Setelah melalui prosedur biasa, mendaftar, menjalani pemeriksaan, dan akhirnya mendengar dari dokter: penyakit Ibu Sujiatmi semacam sinusitis yang akut, ia harus menjalani operasi berat. Dan gambaran tindakan operasinya membuat Ibu Sujiatmi meringis karena harus membongkar langit-langit mulut atau rahangnya.
Mendengar rencana itu, Ibu Sujiatmi tak langsung setuju. Ia menghubungi putranya di Jakarta. Tentu saja, sang putra terkejut: kok bisa? Masak sampai separah itu?
Dengan rasa masygul yang dalam, sang putra menghubungi seorang dokter, kepala rumah sakit pemerintahan – dokter resmi kantornya. Diutusnya sang dokter untuk datang ke Solo, untuk mencari tahu sekaligus berdiskusi dengan dokter yang hendak melakukan operasi besar itu.
Singkat cerita, dokter utusan sang putra bertemu dengan tiga dokter di rumah sakit swasta itu. Setelah mendapat gambaran, ditunjukkan foto-foto kondisi sinus Ibu Sujiatmi, dokter dari Jakarta ini menganggap operasi berat bongkar langit-langit mulut pasien tua itu tak perlu dilakukan.
“Apa dokter-dokter tahu, Ibu ini siapa?” Tanya sang utusan.
Dokter-dokter itu serempak menggeleng. Tidak tahu, dan tidak pernah diberitahu.
Saat membawa sang ibu ke rumah sakit itu, tiga putrinya — Iit, Ida dan Titik – tak ingin diistimewakan. Mereka membawanya melalui jalur pasien biasa, sebagaimana orang-orang Solo yang datang berobat.
Barulah sang utusan menyampaikan, kalau pasien ini — Ibu Tua berkerudung itu — adalah Ibu seorang Presiden Republik Indonesia.
Dan sang utusan ini adalah Mayor Jenderal TNI DR. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad, kepala RSPAD Gatot Subroto, rumah sakit kepresidenan.
Begitulah. Ibu Sujiatmi akhirnya tetap menjalani operasi sinus di bulan Juli 2017, tentu dengan penanganan yang lebih sesuai. Ia hanya menjalani beberapa hari perawatan. Saat keluar dari rumah sakit, Ibu Sujiatmi, berjalan ke mobil tanpa menggunakan kursi roda, melalui pintu belakang. – Catatan: ini bukan soal kisruh dokter Terawan.