DENPASAR, – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman menjadi tamu kehormatan untuk membuka konferensi internasional Bhagawad Gita yang berlangsung di Bali yang dihadiri oleh pimpinan umat Hindu dari 17 negara, Sabtu (25/6)
Dalam kesempatan tersebut Irman menyampaikan bahwa pertemuan ini bukan hanya penting secara kerohanian, tapi untuk pertama kalinya di Bali, Indonesia. Acara ini berlangsung yang tentu saja menjadi catatan sejarah bangsa, karena untuk pertama kalinya umat Hindu di Tanah Air, khususnya di Bali menyelenggarakan peringatan Bhagawad Gita secara internasional, sementara sebagian besar masyarakat tengah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan,
Bhagawad Gita adalah salah satu ritual umat Hindu untuk mengenang peristiwa diturunkannya suatu Kidung Agung, suatu nyanyian dialogis yang memberi petunjuk dari Sri Bhagawan Lord Krishna yang, menurut keyakinan umat Hindu, merupakan personifikasi dari Tuhan Yang Maha Esa kepada Arjuna yang merupakan representasi manusia sebagaimana yang terdapat dalam kisah Mahabharata.
“Kita berkumpul di sini untuk mengenang peristiwa diturunkannya suatu kidung agung, suatu nyanyian dialogis yang memberi petunjuk dari Sri Bhagawad Lord Krisna,” tandas Irman.
Menurut Irman, pesan besar yang berada di balik peringatan turunnya nyanyian atau Kidung Agung Bhagawad Gita adalah bahwa umat Hindu perlu menjadi pelopor yang berdiri tegak di barisan depan untuk menyebarkan kebenaran.
Irman juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan bahasa, beragam adat-istiadat dan budaya, perlu tetap dibangun di atas landasan kebenaran sejati sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila.
“Kebhinekaan Indonesia ini perlu direkatkan dengan nilai-nilai Pancasila seperti pada Sila Pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab serta juga ketiga sila lainnya. Maka kebenaran merupakan nilai tertinggi yang harus tetap diwujudkan dan dipelihara sebab kebenaran adalah nilai yang diinginkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk kita terapkan dalam kehidupan kita baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun sebagai bangsa serta dalam pergaulan antarbangsa,” paparnya.
“Saya melihat sangat nyata kesamaan arah dari ibadah berbagai agama di Tanah Air kita, yaitu untuk berbuat kebajikan bagi sesama, bertoleransi dan berempati, saling menghargai, menolong dan berbagi selama hidup dalam rangka mencapai Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih itu,” tutupnya. (Bon)