AMSTERDAM- Para keluarga eksil 1965 menyambut hangat kedatangan Menko Polhukam Mahfud MD dan Menhumkam Yasonna H. Laoly di Amsterdam, Minggu, 27 Agustus 2023. Kedua pejabat negara ditugaskan oleh Presiden RI. Joko Widodo untuk menindak lanjuti penuntasan pelanggaran HAM berat kasus 1965.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat Tatiana Lukman menyatakan bahwa
tidak setuju atas Menko Polhukam, Mahfud MD untuk tidak menempatkan ORBA sebagai pelaku pelanggaran HAM berat 1965 adalah karena ORBA sudah dijatuhkan.
“Tapi, mengapa PKI boleh terus didudukkan dibangku tertuduh sampai sekarang? PKI dan ketiga pimpinan utamanya tak pernah diadili dan diajukan bukti-buktinya, tapi vonis sudah dijatuhkan melalui pembantaian, pemenjaraan, penyiksaan jutaan manusia tak berdosa,” demikian putri dari MH Lukman, salah seorang pimpinan PKI yang diculik dan hilang dibunuh pasca peristiwa kudeta militer pimpinan Jenderal Soeharto menyampaikan pertanyaan dalam forum itu.
Ia menceritakan secara kebetulan dirinya menonton video “Akbar Faizal Uncensored” yang ditayang kan tanggal 16 Desember 2021.
“Terkait dengan siapa pelaku pelanggaran HAM 1965, pada menit 34, pak Menko Polhukam bertanya “Siapa pelakunya? Taruhlah tahun 65 itu ORBA, tapi ORBA sudah dijatuhkan…” Ia mengutip.
“Jadi alasan pak Menko untuk tidak menempatkan ORBA sebagai pelaku pelanggaran HAM berat 1965 adalah karena ORBA sudah dijatuhkan. Tapi, mengapa PKI boleh terus didudukkan dibangku tertuduh sampai sekarang? PKI dan ketiga pimpinan utamanya tak pernah diadili dan diajukan bukti-buktinya, tapi vonis sudah dijatuhkan melalui pembantaian, pemenjaraan, penyiksaan jutaan manusia tak berdosa,” ujarnya.
Dalam video yang sama, pada menit 35, Menko Polhukam berkata “ya sudahlah, untuk apa sih, rakyat sudah lupa itu semua”.
“Mari kita berandai-andai. Seandainya ayah pak Menko hilang. Apakah pak Menko tidak ingin tahu apa yang terjadi dengan dirinya?”
“Seandainya sudah dibunuh mati, apakah tidak muncul pertanyaan kapan, bagaimana dan dimana dibunuhnya, dimana kuburannya, sehingga pak Menko bersama keluarga bisa menyekar?”
“Di samping ayah hilang, dua paman pak Menko ditangkap, tanpa diadili, langsung dimasukkan ke penjara Nusakambangan. Kemudian satu di antara mereka dibawa kerja paksa ke pulau Buru. Apakah Pak Menko bisa melupakan ayah dibunuh, paman dipenjara tanpa diadili?”
Ia mengatakan kasus yang diandaikan kepada Menko Polhukam Mahfud MD itu hanya satu dari ratusan ribu, mungkin bahkan jutaan orang yang kehilangan anggota keluarganya tanpa diketahui apa kesalahannya, tapi sudah divonis dengan dilenyapkan nyawanya dan dipenjara.
“Pak Menko berkata , “ya sudahlah, untuk apa sih, rakyat sudah lupa itu semua”. Rakyat yang mana yang sudah lupa itu semua?”
“Apakah korban pembantaian dan pemenjaraan bukan bagian dari rakyat? Mereka adalah manusia-manusia yang punya nama, punya pekerjaan, punya keluarga, punya kehidupan yang tak terlepas dari sejarah tanah airnya, punya perasaan dan tubuhnya dapat merasakan kesakitan ketika dipukuli dengan popor bedil atau cambuk ekor pari, ketika ditendang, ketika disetrum kemaluannya, ketika dimasukkan botol ke vaginanya, ketika dijemur dibawah matahari terik, ketika dibikin lapar. Semua ini dilakukan untuk menghilangkan martabat dan marwah korban sebagai manusia. Siapa yang melakukan semua ini? Tak boleh kita menyebutnya karena sudah dijatuhkan, kata pak Menko. Rupanya setan-setan yang bergentayangan yang memanggul bedil, atau bawa kampak, golok, pisau dan barang tajam lainnya yang melakukan pembantaian, penyiksaan dan pemenjaraan pada tahun 1965,” ujarnya.
Tatiana mengingatkan bahwa Menko Polhukam dan Menteri HAM, Yassona Laoly merupakan pejabat tinggi pemerintah.
“Yang sedang membunuh secara perlahan-lahan penduduk, rakyat kecil, suku adat di segala pelosok tanah air melalui UU Omnibus Law Cipta Kerja yang merampas tanah garapan, sumber daya hidup mereka dengan mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan yang telah sangat meningkatkan pencemaran lingkungan dan intensitas bencana alam. Itulah penderitaan rakyat kecil yang masih terus dirasakan sampai sekarang,” tegasnya. (Web Warouw)