JAKARTA- Kepastian siapa pasangan calon presiden (capres)- calon wakil presiden (cawapres) yang akan memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2014 adalah penyelenggara pilpres yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena itu, KPU dalam melakukan rekapitulasi penghitungan suara, harus bekerja profesional, jujur, transparan, sesuai amanah rakyat yang direalisasi dalam surat suara. Dan yang sangat penting adalah KPU jangan mau ditekan siapa pun dan dipengaruhi oleh pihak mana pun, termasuk pihak asing.
“KPU harus berpegang pada data sumber formulir C 1 yaitu rekap dari tiap tiap TPS. Profesionalisme dan independensi KPU benar-benar dipertaruhkan,” ujar Ketua umum Jenderal Soedirman Center (JSC) Ir. Drs. Bugiakso dalam pernyataan pers kepada Bergelora.com, Senin (14/7).
Harapan besar kepada KPU ini ditumpahkan mengingat klaim kemenangan dari dua pasangan capres-cawapres yang membingungkan masyarakat, pasca hitung cepat atau quick count oleh sejumlah lembaga survei yang hasilnya berbeda. Ada yang memenangkan pasangan Prabowo-. Hatta dan ada juga yang memenangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Bugiakso dan jaringan relawan di bawah JSC telah mencium gelagat akan adanya intervensi baik dari kubu pasangan pilpres yang mengklaim menang, maupun intervensi yang sangat mengkhawatirkan dari pihak asing.
“Intervensi asing sudah jelas dengan dukungan medianya pada pasangan Jokowi-JK, padahal itu baru quick count dan hasil resmi KPU belum ada. Masyarakat harus waspada soal ini,” katanya.
Hindari Konflik
Bugiakso lebih lanjut mengatakan, untuk menunggu hasil final dari KPU, masyarakat diminta sabar dan tenang. Juga kepada elite politik serta pimpinan relawan dari dua kubu untuk tidak ikut membuat panas suasana. Dia mengetahui, sudah beredar ajakan lewat pesan singkat yang disebar relawan Jokowi untuk berkumpul dan menggelar tasyakuran kemenangan pada saat pengumuman KPU 22 Juli. Ajakan itu disebar di seluruh Indonesia. Padahal cara seperti ini riskan dan berpotensi menimbulkan konflik horisontal di masyarakat.
“Kalau masyarakat sudah diminta kumpul di setiap desa, kelurahan dan tempat-tempat umum, lalu hasilnya kalah? Apa tidak membuat tegang dan lalu konflik? Karenanya, masyarakat lebih baik melihat pengumuman KPU di rumah masing-masing. Percayakan semua itu pada KPU,” ujar Bugiakso.
Cucu mantu Panglima Besar Jenderal Soedirman ini mengatakan, JSC sendiri telah mendapatkan data akurat mengenai hasil penghitungan di 464.666 TPS atau sebanyak 97 persen dengan hasil yang sangat telak untuk Prabowo Hatta yaitu 54 persen dan Jokowi-JK 46 persen. Data JSC ini bisa didapat lebih cepat dari tiap TPS karena JSC telah lama bekerja dan menjalin kerjasama dengan kabupaten-kabupaten yang selama ini dekat dengan JSC.
Dalam hubungan ini, Bugiakso dan seluruh jajaran JSC yang tersebar di seluruh Tanah Air, mengimbau kepada aparat baik TNI maupun Polri yang selama ini sudah bekerja sangat baik, untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat indikasi pengerahan massa untuk merayakan kemenangan yang belum pasti.
”Kita harus hindari konflik horizontal. Makanya, sabar dan serahkan pada KPU saja sebagai intitusi resmi dan diberi mandat konstitusi,”kata Bugiakso. (Calvin G. Eben-Haezer)