JAKARTA – Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan, food estate dibuat pemerintah untuk merespons krisis pangan global. Namun, ia mengakui bahwa dalam praktiknya, harus ada evaluasi dan penyempurnaan.
Hal ini dia nyatakan untuk menanggapi kritikan calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat cawapres pekan lalu.
“Dalam implementasinya tentu ada evaluasi, perbaikan-perbaikan, penyempurnaan. Itu terus berjalan supaya apa yang jadi cita-cita, jadi tujuan kebijakan itu bisa tercapai,” kata Ari Dwipayana, Selasa (23/1/2024) di Jakarta.
Ari menyampaikan, food estate dibangun karena situasi perekonomian dunia tidak baik-baik saja usai pandemi Covid-19. Karena krisis, banyak negara yang gagal memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.
Akibat lainnya, harga-harga pangan lantas melambung tinggi di pasar dunia.
“Untuk merespons itu harus ada terobosan yang skalanya tidak bisa skala kecil, harus skala besar. Dan itulah sebabnya mengapa Bapak Presiden mendorong untuk merespons dampak pandemi dan situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan,” tutur Ari.
Tujuannya, kata Ari, lumbung-lumbung itu memenuhi kebutuhan cadangan pangan pemerintah. Dengan begitu, Indonesia bisa mandiri karena bahan-bahan pangan diproduksi di dalam negeri.
“Tidak perlu impor, tidak perlu tergantung dari negara-negara lain, khususnya ketika harga cukup tinggi. Makanya, kebijakan lumbung pangan itu kemudian dicoba dibangun untuk merespons itu,” ucap dia.
Ari tak memungkiri bahwa kompleksnya program tersebut membuat pemerintah perlu melakukan evaluasi dan melakukan penyempurnaan.
“Dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan,” jelas Ari.
Akan Segera Panen di Kalteng
Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Bravo (Komunikasi) Budisatrio Djiwandono menegaskan proyek food estate tidak gagal dan tidak merusak lingkungan.
Budi bahkan menyebut, food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng), akan segera menghasilkan tanaman jagung dan singkong dalam jumlah besar.
Hal ini disampaikan Budi merespons cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD yang kompak menyebut food estate gagal dalam debat cawapres semalam.
Budi menegaskan, tidak tepat jika proyek food estate itu dianggap merusak lingkungan, karena sejak awal lahan yang digunakan memang tidak produktif.
“Saya tegaskan mengenai tuduhan-tuduhan bahwa lahan di Gunung Mas ini merusak lingkungan, ini saya katakan tidak benar karena berdasarkan kondisi riil. Kita sudah evaluasi, lahan yang ada di Gunung Mas adalah lahan eks area hutan produksi,” ujar Budi dalam jumpa pers di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).
“Area hutan produksi ini yang kita temukan merupakan lahan tidak produktif, komposisi mayoritasnya adalah lahan kering, semak belukar, dan pohon-pohon vegetasi kecil dengan diameter di bawah 50 cm,” sambungnya.
Budi menjelaskan, berdasarkan pemantauan TKN Prabowo-Gibran per awal Januari 2024, lahan food estate di Gunung Mas, Kalteng, sudah berprogres.
Budi menyebut food estate di Kalteng itu akan menghasilkan 8 hektare jagung dan 5 hektare singkong.
“Per hari ini sudah tertanam dan sudah akan panen sekitar 8 hektar jagung dan juga 5 hektare singkong. Beberapa waktu lalu ada narasi juga yang menyebutkan bahwa ini adalah lahan yang gagal ini sekarang ditanamkan jagung untuk menutupkan kegagalan singkong, tidak,” kata Budi.
Menurut Budi, masyarakat desa di sekitar Gunung Mas menyambut antusias proyek food estate di sana.
Sebab, kata dia, proyek food estate turut melibatkan masyarakat desa sekitar.
“Yang memang ditunjukkan denga hadirnya program lumbung pangan ini mereka melihat bahwa ini kesempatan menimbulkan efek untuk ekonomi rumah tangga, memberikan lapangan kerja bagi desa itu untuk turut serta berpartisipasi mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Budi mengingatkan bahwa hasil dari proyek food estate tidaklah instan.
Dia menyebut tidak mungkin jagung hingga singkong bisa panen dalam waktu 1 hari atau 1 minggu saja.
“Tapi sekali lagi, saya ulangi per hari ini itu sudah ada 5 hektare singkong dan 8 hektare jagung, di mana perkiraan produktivitas lahannya atau hasilnya adalah singkong 20 ton per hektare dan jagung sekitar 6 ton per hektare dengan asumsi 15 persen kadar air yang tercantum,” imbuh Budi.
Kritik Mahfud MD
Sebelumnya diberitakan, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menyebut proyek food estate sebagai proyek gagal. Menurut dia, proyek ini merusak lingkungan.
Mahfud mengatakan, Indonesia merugi jika lingkungan rusak, tapi proyeknya gagal. Hal tersebut Mahfud sampaikan dalam debat cawapres kedua di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.
“Jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja? Rugi dong kita,” ujar Mahfud.
Kritik juga disampaikan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dalam debat yang sama. Ia mengatakan, program food estate cenderung mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat, menghasilkan konflik agraria, dan merusak lingkungan.
Digagas Presiden Jokowi
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebagai informasi, program food estate digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak awal kepemimpinan di periode kedua.
Ia menugaskan Kementerian Pertanian, yang dinakhodai politikus Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo menjadi leading sector. Kemudian, Jokowi juga menugasi Kementerian Pertahanan, di bawah kendali Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga capres nomor urut 2, menjadi back-up dan fokus mengurusi lahan singkong.(Calvin G. Eben-Haezer)
Klu jd pemimpin suka bohong, tunggulah azab nya. Klu tdk sanggup mengurusi rakyat, janganlah jd pemimpin.m
Sebaiknya ada evaluasi yang menyeluruh untuk melanjutkan program food esatate. Niat baik, belum tentu hasil baik, kalau cara dan pengelolaan tidak diperhatikan…