JAKARTA- Penyebaran corona virus dari Wuhan ke Enzizhou tidak mengkuatirkan mahasiswa Indonesia di kota tersebut. Walaupun sudah 38 orang dinyatakan positif corona virus di Enzizhou.
Marina, mahasiswa Indonesia di Enzizhou menjelaskan jarak ke Wuhan dari kota tersebut sejauh 542 kilometer.
“Pemerintah setempat hanya menghimbau untuk tetap stay di rumah hingga keadaan membaik dan selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan lebih sering, memakai masker,” jelasnya dari Enzizhou kepada Bergelora.com di Jakarta lewat Whatsapp, Selasa (28/1).
Mahasiswi Minzu University jurusan kedokteran di Hubei ini menjelaskan di Enzizhou menurutnya hanya ada 10 orang Indonesia dan semuanya mahasiswi dalam keadaan baik
“Menurut saya, masih lumayan aman tinggal di kota ini. Sekarang kebetulan lagi liburan musim dingin dan tanggal masuk perkuliahan sementara ini ditunda hingga keadaan membaik,” jelas Mahasiswa asli Balikpapan, Kalimatan Timur ini.

Marina menjelaskan, para mahasiswi Indonesia memilih tidak keluar dari tempat tinggal mereka, untuk mengurangi resiko tertular.
“Pasti ada rasa takutnya. Kita disini juga ga berani keluar-keluar. Semuanya lebih pilih stay di kamar. Untuk meminimalisir resiko tertular,” katanya.
Untuk kebutuhan sehari-hari ia menjelaskan masih ada mini market yang buka berjualan, sehingga tidak ada kesulitan logistik.
“Sejauh ini logistik aman, ada minimarket sayur-sayuran terdekat yang masih buka,” jelasnya.
Huangshi Aman
Sementara itu, Muhammad Kamaluddin Ikhsan, mahasiswa Indonesia di kota Huangshi, Provinsi Hubei menjelaskan,– berdasarkan info yang beredar, sudah ada sekitar 36 orang yang dideteksi terkena virus ini, namun rata-rata korban adalah orang tua karena daya tahan tubuhnya lemah
“Alhamdulillah tidak ada WNI yang terkena, semuanya sehat walafiat,” kata mahasiwa asal Kota Baru, Kalimatan Selatan kepada Bergelora.com lewat Whatsapp, Rabu (29/1).
Jarak antara kota Wuhan dan kota Huangshi menurutnya sekitar 90 kilometer tempat Kamal tinggal memerlukan 30 menit perjalanan menggunakan kereta api cepat atau kurang lebih 2 jam bila menggunakan kereta lambat.
“Namun sementara ini transportasi umum memang tidak beroperasi, untuk keamanan seluruh warga kota Huangshi maupun mahasiswa Indonesia yang ada didalamnya,” jelas mahasiswa di Hubei Polytechnic University ini.
Kamal juga membantah isu terjadi kerusuhan dan perkelahian berebut makanan di Hubei.
“Setahu saya tidak ada. Mereka memang rebutan, tapi tidak ada saling pukul seperti diisukan. Itu melanggar peraturan setempat,” tegasnya.
Ia bersyukur pemerintah Indonesia lewat KBRI telah menyalurkan bantuan ke setiap mahasiswa Indonesia yang ada di China.
“Kalau masalah tertular, pasti ada yang khawatir. Tapi kami yakin virus nggak akan menyerang orang yang immunenya kuat dan konsumsi air.minumnya cukup,” jelasnya.