Senin, 28 April 2025

Mantap! Jaringan 98 Tantang Kepala BIN Perangi Neoliberalisme!

BANDARLAMPUNG– Jaringan 98 menantang Kepala Badan Intelejen Letjen (Purn) Sutiyoso untuk berani melawan Neoliberalisme yang saat ini sudah menguasai kehidupan rakyat, pemerintah dan negara Republik Indonesia.

 

“Selamat untuk Bang Yos, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terpilih. Tugas berat siap menanti, perang terhadap teror korupsi dan neoliberalisme. Berani gak dia (Sutiyoso) ?” ujar Juru Bicara Jaringan ’98, Ricky Tamba kepada Bergelora.com, di Bandar Lampung, Senin (6/7).

Ricky Tamba menilai, korupsi jadi ancaman pokok stabilitas Indonesia. Maraknya korupsi elite dan politisi, menstimulasi rakyat mengidap pragmatisme akut di berbagai momentum demokrasi dan kehidupan sosial budaya.

“BIN harus diberdayakan untuk penyadaran rakyat akan bahaya korupsi, juga menyerap informasi berbagai indikasi pidana korupsi hingga desa. Dengan konsep satu agen BIN di tiap kabupaten, bisa eliminir korupsi sejak dini. APBN, APBD dan anggaran desa tidak terus jadi bancakan pengkhianat bangsa,” saran Ricky.

Selain korupsi, lanjut dia, BIN adalah garda terdepan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) hadang gempuran neoliberalisme yang menerpurukkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Neoliberalisme adalah penjajahan gaya baru, sama seperti neokolonialisme yang dibenci Bung Karno, yang masuk melemahkan ketahanan bangsa dan wawasan bernegara.

“Caranya macam-macam, bisa melalui konsesi suap ke pejabat daerah dalam izin pertambangan yang eksploitasi sumber daya alam merugikan masyarakat lokal dan keuntungan dilarikan ke luar negeri. Juga bisa dalam bentuk pasokan budaya asing yang negatif seperti gaya hidup seks bebas dan narkoba,” terang dia.

Ricky berharap BIN semakin maju, modern dan efektif dikomando Sutiyoso yang piawai di kemiliteran dan pemerintahan, sehingga membantu Presiden Joko Widodo mewujudkan janji Nawacita dan Trisakti.

“Kami dukung Kepala BIN perangi teror korupsi dan neoliberalisme. Area pertempuran sudah bergeser, dari perang konvensional domestik jadi perang informasi dan teknologi global. BIN harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman guna menjaga NKRI tercinta,” pungkasnya.

Namun Ricky Tamba mengingatkan bahwa kerja intelejen tidak akan efektif tanpa melibatkan rakyat yang sadar akan Tri Sakti, yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian Indonesia.

“Kunci keberhasilan kerja intelejen adalah jika rakyat sadar dan bekerja bersama pemerintah khususnya BIN untuk menjaga kedaulatan Republik Indonesia,” tegasnya (Ernesto A. Goevara/Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru