Selasa, 20 Mei 2025

MANTAP JENDERAL…! Kasad Andika Perkasa Dukung Penelitian Sel Dendritik Vaksin Nusantara Untuk Hadapi Hadapi COVID-19

JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mendukung penelitian berbasis pelayanan sel dendritik sebagai upaya meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi COVID-19.

“Saya berfikir bahwa penelitian ini adalah sesuatu yang sifatnya saintifik. Bagi saya sesuatu yang sangat mungkin di dukung,” kata Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa di Jakarta, Kamis (25/5)

Penelitian berbasis pelayanan tersebut memanfaatkan fasilitas Cell Cure Center yang dimiliki oleh RSPAD Gatot Soebroto, oleh karena fasilitas akan mempermudah pelaksanaan penelitian.

“Cell Cure Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk memberikan pelayanan kepada individu yang sifatnya seperti immunotheraphy, dapat pula digunakan kepada penderita kanker, diabetes melitus, lupus hingga yang memiliki permasalahan pada otak maupun otot,” tutur Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, sebelumnya, Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto menjelaskan saat ini dunia sedang membicarakan imunoterapi dendritik sel.
Mengingat, kata dia, dunia percaya bahwa Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19 akan dihentikan oleh vaksin yang masih ia sebut vaksin nusantara.

Seperti diketahui, Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM), Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah sepakat bahwa penelitian yang dipimpin Terawan berlabel imunoterapi sel dendritik.

Ditambahkan Terawan, di New York AS kini sudah terbit sebuah jurnal kesehatan yang isinya tentang Dendritik Sel Vaksin Imunoterapi. Judulnya, ‘Begining of the End Cancer and COVID-19’.

“Artinya apa, dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini termasuk COVID-19 adalah dendritik sel vaksin imunoterapi atau vaksin nusantara,” kata Terawan dalam pernyataannya dikutip dari akun Youtube Josie Chyntia, Minggu (26/05/2021)

Dijelaskan Terawan, perbedaan vaksin konvensional dan vaksin berbasis dendritik sel adalah karena dendritik vaksin melakukan intervensi di luar tubuh manusia.

“Dan itu sangat safety, karena kita sudah sangat lama berkecimpung di pembuatan dendritik vaksin itu dengan dr Nyoto (Nyoto Widyo Astoro), bersama-sama dengan kita semua sudah mengembangkannya jauh-jauh hari untuk penanganan cancer, kita hanya mengubah antigennya, menjadi antigen artificial atau antigen rekombinan COVID-19, Sars Cov-2,” urai Terawan.

Artinya, lanjut Terawan, vaksin bisa menyesuaikan kapan saja. Pun ketika mutasi virus, vaksin bisa menyesuaikan.

“Kita bisa menyesuaikan kapan saja, mau mutasi kapan saja bisa kita sesuaikan, dampaknya apa, ketahanan kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik buat setiap warga negara,” jelas Terawan.

Kini, uji klinis vaksin nusantara baru tahap I dan II, setelah itu masih ada uji klinis tahap ketiga untuk sebagai syarat memproduksi massal dan aman disuntikkan ke masyarakat. (ZKA Warouw)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru