Jumat, 4 Juli 2025

Mantap…! Musdah Mulia Siap Jihad Menyuarakan Islam Yang Cinta Damai

Diskusi Club Pengkajian Islam “Salam” yang mengambil tema “Memahami Islam Sebagai Agama Cinta Damai” di Jakarta, Sabtu (15/9) lalu bersama Musdah Mulia. (Ist)

JAKARTA- Musdah Mulia seorang perempuan intelektual Muslim siap jihad demi menyuarakan Islam yang cinta damai. Penegasan tersebut disampaikannya dalam Diskusi Club Pengkajian Islam “Salam” yang mengambil tema “Memahami Islam Sebagai Agama Cinta Damai” di Jakarta, Sabtu (15/9) lalu. Acara ini adalah inisitif beberapa lembaga dan ormas perempuan seperti, Mulia Raya Foundation, Indonesian Conference in Region and Peace (ICRP), Forum Penyintas LBH APIK Jakarta dan Aksi Perempuan Indonesia Kartini (API Kartini).

“Pengkajian-pengkajian seperti ini harus kita perbanyak. Saya akan prioritaskan untuk berjihad menyuarakan Islam yang cinta damai, Islam yang sejuk, Islam yang mengedepankan silahturahim, mengedepankan kasih sayang dan nilai-nilai kemanusiaan, “tegasnya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, acara tersebut disiarkan secara langsung (live streaming) lewat media sosial. Tujuan dari kajian ini adalah sebagai dakwah dan pendidikan agama yang humanis dan pluralis.

Sudah saatnya menurut Musdah Mulia, digencarkan kembali advokasi untuk mengkounter semua bentuk kekerasan dengan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan universal dengan mengaitkannya dengan nilai-nilai Pancasila juga prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia.

Musdah menjelaskan bahwa semua ibadah sholat yang kita lakukan ujungnya itu adalah untuk kemanusiaan, mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.

“Karena kalau kita sholat tapi ujungnya korupsi, melakukan kejahatan, menebar hoax – menebar firnah, melakukan kekerasan lalu dimana sholatnya?“ tanya Musdah.

Rukun Islam yang pertama menurutnya adalah bersyahadat yaitu mengakui tiada Tuhan selain Allah, kedua kita melakukan Sholat, ketiga berpuasa, empat zakat dan kelima pergi haji bila punya kesempatan dan kemampuan.

Karena itu menurut Musdah Sholat, Puasa, Zakat dan lainnyaitu mengajarkan perdamai di dalam kehidupan keluarga, di dalam kehidupan masyarakat, di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga dalam kehidupan bersama secara global.

“Jadi kita bisa disebut Muslim jika sepanjang hayatnya melakukan upaya-upaya membangun damai seperti diajarkan dalam Qur’an dan Sunnah,” tegasnya.

Ia menjelaskan mengapa Islam disebut agama cinta damai adalah karena beberapa alasan. Pertama, umumnya agama-agama di dunia ini disebut dari nama pendirinya atau pembawa ajarannya. Budha berasal dari Siddharta Budha Gautama di pembawa ajaran Budha. Hindu berasal dari nama tempat kelahiran di Asia Selatan. Dalam Hindu tidak ada makna atau konsep tentang Ketuhanan, tidak ada konsep mengenai kenabian walaupun di Indonesia itu harus punya Tuhan dan harus punya nabi supaya itu bisa diakui sebagai agama.

“Sementara Islam itu tidak dinamakan dari nama pendiri atau pembawa ajarannya yakni Nabi Muhammad saw. Nama Islam itu diberikan sendiri oleh Allah SWT dan itu tercantum di dalam Al Quran. Dalam makna kebahasaan nama Islam berasal dari kata (dalam bahasa Arab) ‘Aslama’ yang berarti kata yang aktif, yang itu berarti aktif menciptakan damai, aktif melakukan hal-hal yang membawa damai. Karena itu menjadi Muslim adalah menjadi orang yang aktif menciptakan damai, “ujar Musdah.

Dijelaskan juga makna damai sebagai sebuah kondisi yang memenuhi paling tidak 5 prinsip yaitu Pertama, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, penghapusan kemiskinan, kelaparan, pengangguran, semua penyakit menular yang membahayakan. Kedua, prinsip kesetaraan semua manusia, tidak ada satu pun manusia yang boleh diperlakukan secara diskriminatif dan eksploitatif untuk alasan apa pun. Ketiga, prinsip keadilan bagi semua manusia tanpa kecuali. Adil adalah pemenuhan hak-hak asasi manusia yang paling mendasar, seperti hak hidup, hak kebebasan beropini, hak kebebasan beragama, hak properti dan hak kesehatan reproduksi. Keempat, prinsip penghargaan terhadap semua manusia tanpa kecuali. Sebab, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia, makhluk yang memiliki harkat dan martabat. Dan Kelima prinsip pemenuhan rasa aman, mencegah konflik, perang, dan segala bentuk teror yang membuat manusia merasa tidak aman.

Acara terbagi dalam dua termin, pertama menjelaskan tentang Islam dan makna damai. Sementara termin kedua dibuka kesempatan untuk pertanyaan-pertanyaan dari peserta atas kajian yang disampaikan juga mengenai ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran yang berisikan pesan-pesan moral betapa pentingnya perdamaian.

“Tindak lanjutnya diharapkan nanti peserta yang hadir bisa mengajarkan kepada keluarganya, tetangganya dan di dalam masyarakat untuk berani mengatakan dan menjelaskan kepada siapapun tanpa perlu berpikir bahwa kita bukan Ustad atau Ustazah. Kalau kita mengaku seorang Muslim maka kita harus berani menjelaskan bahwa Islam itu adalah agama cinta damai yang berakar dari kata Al-salam (peace),” jelas Musdah.

Kepada Bergelora.com dilaprokan kajian ini akan berseri dan rutin diadakan setiap bulannya dan bisa jadi akan berlanjut kepada kajian-kajian dari agama juga kepercayaan yang lain. (Siti Rubaidah)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru