JAKARTA- PDI Perjuangan percaya bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi silent majority untuk bangkit dan menggalang kekuatan. Jangan biarkan negeri yang damai ini diinjak-injak oleh mereka yang bermaksud memecah belah bangsa. Kita kobarkan semangat Satyam Eva Jayate bahwa kebenaranlah yang akhirnya akan menang. Hal ini ditegaskan Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan Rabu (18/1) kepada Bergelora.com menyusul pembubaran pengobatan gratis yang dipimpin oleh Ketua PDI Perjuangan Dr. Ribka Tjiptaning di Tambora, Jakarta beberapa waktu lalu.
“Apa yang dilakukan oleh FPI dengan membubarkan aksi kemanusiaan berupa pengobatan gratis merupakan tindakan yang telah melampaui batas. Tidak bisa diterima dan mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak cepat. Ada batas kesabaran dari kami, dan pesan yang ingin saya sampaikan ke Rizieq Shihab adalah kami tidak takut. Kami siap berhadapan jika mereka terus bertindak main hakim sendiri,” tegas Hasto
Ia menjelaskan Bung Karno sangat dekat dengan Muhammadiyah dan NU. Kedua organisasi Islam tersebut benar-benar berkeringat dan berdarah-darah untuk tegaknya republik ini bersama PNI saat itu, dan seluruh elemen kekuatan militer bangsa dalam keseluruhan jati diri TNI sebagai tentara rakyat.
Oleh Karena itulah menurutnya Megawati kokoh berdiri memperjuangkan kemerdekaan seluas-luasnyanya bagi Palestina; menolak aksi unilateral atas Irak dan membela kedaulatan bangsa Irak dengan gigih.
“Ibu Megawati juga menolak pemberian Blok Cepu ke Exxon karena tahu, bagaimana dana minyak itu juga dipakai utk menciptakan ketidakadilan di Timur Tengah. Karena itulah tuduhan Rizieq ke Ibu Megawati sangat tidak beralasan,” tegasnya.
Sikap Megawati yang keras di dalam membela perdamaian di Timur Tengah itulah menurutnya yang juga ikut mewarnai konstelasi pilpres 2004. Disitulah kenegarawanan Megawati termasuk ketika membela Ustadz Abu Bakar Baasyir agar tidak di ekstradiksi karena tugas pemimpin untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Ia menjelaskan, keseluruhan pidato Megawati Soekarnoputri pada Ultah PDI Perjuangan beberapa hari lalu dipersiapkan melalui perenungan yang mendalam, kontemplasi dengan rasa cinta kepada bangsa dan negara, dan disampaikan dengan lantang untuk bangsa dan negara Indonesia. Pidato tersebut juga diucapkan dengan komitmen kuat untuk menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI dan kebhinekaan Indonesia.
“Dalam kapasitas Megawati sebagai Ketua Umum dan Presiden kelima RI maka sangat wajar Megawati memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang muncul saat ini. Sekiranya Rizieq Shihab, memang akan berhadapan dengan Ketua Umum Partai, maka sebagai Sekjen Partai saya tegaskan bahwa kami siap berhadapan dengan Rizieq,” tegasnya.
Lebih-lebih menurutnya, Rizieq selama ini telah mengobarkan rasa kebencian dan memecah belah bangsa. Seluruh jajaran PDI Perjuangan satu komando untuk membela kehormatan dan martabat Ketua Umum dan Partai.
“Sekiranya Rizieq Shihab ada yang tidak puas, sampaikan melalui jalur hukum, dan kami akan siapkan pembela hukum terbaik. Bagi kami komitmen terhadap fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa ditawar-tawar,” katanya.
Sekjen PDI Perjuangan ini juga menegaskan, bagi yang akan merongrong kewibawaan Bapak Presiden Jokowi dan Pak Wapres JK, maka PDI Perjuangan akan membela pemerintahan yang sah dan konstitusional tersebut dari berbagai bentuk ancaman, termasuk tindakan makar.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana
Dr. Ribka Tjiptaning P AAK menyampaikan kepada Bergelora.com kronologi Pembubaran Pengobatan Gratis Baguna DPP PDI Perjuangan di Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat
Pada hari Minggu (15/1) Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Basuki –Djarot kembali menghadapi tindak kekerasan ketika melakukan kampanye. Kali ini dilakukan oleh sekelompok orang yang menggunakan atribut dan bendera keagamaan tertentu (beberapa diantaranya menggunakan topi bertuliskan FPI) menghentikan dengan paksa bhakti sosiaL berupa pengobatan gratis massal yang dilakukan Baguna (Badan Penanggulangan Bencana) DPP PDI Perjuangan di Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Kronologis
09.00 -12.00 : Baguna menggelar pengobatan gratis, kegiatan langsung dipimpin Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana , dr Ribka Tjiptaning P AAK. Kegiatan ini dilakukan rutin dan berkeliling di wilayah DKI, dan merupakan perintah langsung dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
12.00 – 12.15 : bapak Djarot Saiful Hidayat sebagai pasangan calon Wakil Gubernur DKI meninjau lokasi pengobatan gratis, didampingi Ribka Tjiptaning dan Irene (Anggota DPR RI Komisi I Fraksi PDI Perjuangan).
12.15 – 14.00 : Bapak Djarot meninggalkan tempat acara pengobatan gratis menuju Kecamatan lain, untuk melanjutkan kampanye dengan mengunjungi acara kawinan salah satu warga. Seluruh aparat Kepolisian mengikuti rombongan Pak Djarot. Tempat pengobatan gratis hanya dijaga dua Polisi dan dua anggota Bawaslu. Sekelompok massa dengan atribut dan bendera agama tertentu melakukan aksi mengecam acara pengobatan gratis. Mereka berteriak Baguna PDI P Kafir. Mereka juga meminta agar pengobatan segera dibubarkan. Tidak perlu berobat ke Baguna karena sudah ada bh Puskesmas. Awalnya teriakan dan berangsur menggunakan cara kekerasan. Mobil-mobil Baguna yang di parkir mulai ditendangi. Massa juga memaksa Ribka Tjiptaning dan Irene (keduanya anggota DPR RI) untuk membuka baju kotak-kotak yang dikenakannya saat itu. Kedua anggota DPR RI ini menolak melepas baju kotak-kotak. Dua Polisi dan dua anggota Bawaslu tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan tindakan anarkis sekelompok orang yang menentang acara pengobatan gratis itu.
14.00-14.30 : Ribka Tjiptaning memutuskan pengobatan gratis yang dilakukan Baguna DPP PDI Perjuangan untuk diakhiri karena tidak ada jaminan keamanan dan menghindari jatuhnya korban warga setempat, walau masih banyak warga yang sedang antri untuk diperiksa dan mendapat obat.
Atas kejadian ini, Ribka Tjiptaning, selaku Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana DPP PDI Perjuangan akan melaporkan ke Bawaslu melalui Ketua Bidang Hukum DPP PDI Perjuangan, yang di Ketua Trimedya Panjaitan. Agar kejadian ini diproses sesuai dengan ketentuan hukum. (Web Warouw)