Rabu, 2 Juli 2025

MASA DEPAN BERSAMA..! Vietnam, China Alami Lonjakan Perdagangan Pasca Pembukaan Perbatasan

HANOI- Vietnam dan China mengalami lonjakan perdagangan lintas batas pada awal 2024 sejak pembukaan kembali dan peningkatan aktivitas di sejumlah gerbang perbatasan.

Menurut Dewan Pengelolaan Zona Ekonomi Dong Dang-Lang Son, pada minggu pertama tahun ini jumlah truk yang mengangkut barang melalui enam gerbang perbatasan darat di provinsi pegunungan utara Lang Song meningkat hampir 300 jika dibandingkan pada Desember 2023.

Setiap harinya, rata-rata terdapat sekitar 400 truk pengangkut barang ekspor dan sekitar 800 truk pengangkut barang impor yang melintasi garis perbatasan Lang Song dengan Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China sepanjang 231,7 km.

Seorang perwakilan dari dewan menyatakan bahwa permintaan pasar China terhadap produk pertanian Vietnam dan buah-buahan segar selama periode Tahun Baru Imlek biasanya sangat tinggi.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan Vietnam juga perlu mengimpor lebih banyak barang-barang konsumen dan komponen-komponen mesin untuk pasar dalam negeri, sehingga perdagangan lintas batas antar kedua negara meningkat secara signifikan.

Aktivitas perdagangan, terutama untuk produk hasil pertanian, juga berjalan lancar di gerbang perbatasan Lao Cai di provinsi utara Lao Cai, yang berbatasan dengan provinsi Yunnan di China.

Dalam tiga hari pertama pada 2024, total omset impor-ekspor melalui penyeberangan tersebut mendekati 5,4 juta dolar AS dengan nilai ekspor melebihi 2,8 juta dolar AS. Ekspor utama Vietnam meliputi durian, pisang, ubi jalar, buah naga, singkong kering, dan arang.

Kepala Dewan Pengelolaan Zona Ekonomi Lao Cai, Vuong Trinh Quoc, memperkirakan perdagangan dengan China akan lebih berkembang pada tahun ini.

Hal itu lantaran, Sekretaris Jenderal Partai dan Presiden China Xi Jinping, sepakat membuka pasar terhadap produk pertanian Vietnam yang potensial, termasuk kelapa segar, buah beku, buah jeruk, alpukat, pisang, apel custard, dan apel air.

Seorang staf memindahkan durian dari Vietnam saat menunggu izin bea cukai di Pelabuhan Friendship Pass di Pingxiang, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China, pada 12 September 2023. (Ist)

Masa Depan Bersama

Sebelumnya, China dan Vietnam, Selasa (12/12/2023), sepakat untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama yang memiliki signifikansi strategis, memetakan jalur menjanjikan bagi kerja sama dan persahabatan lebih erat di antara kedua negara di masa mendatang.

Dua negara Asia yang bertetangga itu memiliki hubungan yang telah terjalin dalam waktu lama dan solid.

Tak lama setelah berdiri, China menjadi negara pertama yang meresmikan hubungan diplomatik dengan Vietnam pada tahun 1950. Pada tahun 2008, China juga menjadi negara pertama yang menjalin kemitraan kerja sama strategis komprehensif dengan Vietnam.

Selama 15 tahun terakhir, banyak kemajuan telah dicapai dalam hubungan Vietnam dan China di berbagai bidang dan menciptakan fondasi kuat bagi kedua belah pihak untuk membawa hubungan bilateral ke tingkat lebih tinggi, kata Dao Ngoc Bau, deputi direktur yang bertanggung jawab atas Institut Hubungan Internasional di bawah naungan Akademi Politik Nasional Ho Chi Minh.

Pengumuman tentang kesepakatan tersebut disampaikan dalam kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam beberapa waktu lalu.

Itu merupakan kunjungan ketiga Xi Jinping ke Vietnam sejak dirinya mulai menjabat sebagai presiden China.

Pejabat Vietnam, Nguyen Hoang Anh, menyebut kunjungan Xi Jinping itu memiliki signifikansi besar.

“Kontak tingkat tinggi merupakan tradisi yang baik antara Vietnam dan China, dan membantu mendorong pengembangan hubungan bilateral yang berkelanjutan,” kata Anh.

“Dalam menjalin hubungan diplomatik selama 70 tahun lebih, persahabatan tradisional ini telah mengalami perkembangan yang berkelanjutan,” kata Anh.

Interaksi bersahabat semacam itu, menurut Anh, telah memberikan dorongan kuat bagi komunikasi dan kerja sama di bidang perdagangan, investasi, budaya, pariwisata, dan pendidikan dalam beberapa tahun terakhir.

Foto udara menunjukkan pemandangan pelabuhan Friendship Pass di Pingxiang, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China. (Ist)

Dalam pertemuan dengan politikus sekaligus Presiden ke-9 Vietnam Nguyen Phu Trong, Xi Jinping mengatakan China selalu memandang hubungan bilateral negaranya dengan Vietnam strategis dan jangka panjang.

Xi juga meminta kedua partai penguasa di kedua negara itu dapat memahami makna strategis khusus dari hubungan bilateral China-Vietnam; dengan solid memajukan pembangunan komunitas kedua negara dengan masa depan bersama dari perspektif pembangunan kekuatan sosialisme di dunia; serta menjamin perkembangan yang kuat dan berkelanjutan dari perjuangan sosialis masing-masing.

Xi menyatakan keyakinannya bahwa melalui upaya bersama dari kedua belah pihak, hubungan China-Vietnam akan memasuki babak baru yang ditandai dengan rasa saling percaya yang lebih kuat dari segi politik, kerja sama keamanan yang lebih substantif, kerja sama saling menguntungkan yang lebih dalam, fondasi umum yang lebih solid, koordinasi dan kolaborasi multilateral yang lebih erat, serta manajemen perbedaan yang lebih baik.

Pada Agustus lalu, Trong menyambangi pelabuhan lintas perbatasan yang dikenal dengan nama Gerbang Persahabatan (Friendship Pass) dan berpartisipasi dalam acara penanaman “pohon persahabatan”.

Trong mengatakan perlintasan tersebut merupakan satu-satunya pelabuhan lintas perbatasan di dunia yang dinamai dengan kata “persahabatan”.

Trong menuturkan bahwa pelabuhan tersebut melambangkan persahabatan tradisional istimewa antara kamerad dan saudara yang dijalin oleh rakyat Vietnam dan China.

Trong juga mengucapkan terima kasih kepada China yang telah memprioritaskan Vietnam dalam diplomasi bertetangga.

Vietnam menerapkan kebijakan luar negeri yang independen dan menjadikan pengembangan hubungan dengan China sebagai prioritas utama dan pilihan strategis, tegas Trong.

Vietnam pun siap bekerja sama dengan China untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama yang memiliki signifikansi strategis, katanya.

Trong menambahkan bahwa Vietnam akan meningkatkan kerja sama politik, ekonomi, perdagangan, keamanan, serta kerja sama antarmasyarakat dengan China, sembari mengembangkan paradigma kerja sama yang saling menguntungkan.

“Kedua negara telah menjadi salah satu destinasi wisata paling populer bagi satu sama lain,” kata Trong.

Sejak kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra pada tahun 2017, hubungan ekonomi dan perdagangan keduanya terjalin semakin erat.

China telah lama menjadi mitra dagang terbesar Vietnam dan Vietnam pun merupakan mitra dagang terbesar China di ASEAN dan keempat terbesar di dunia.

Pada tahun 2022, nilai perdagangan bilateral antara kedua belah pihak mencapai 234,92 miliar dolar AS dan diperkirakan menyentuh rekor tertinggi baru tahun ini.

“Kunjungan ini akan membantu untuk semakin memperkuat sinergi antara proyek-proyek, strategi, dan inisiatif pembangunan kedua negara,” kata Joseph Matthews, seorang profesor senior di Universitas Internasional BELTEI di Phnom Penh.

Sementara itu, Thong Mengdavid, seorang supervisor riset di Asian Vision Institute, wadah pemikir independen yang berbasis di Phnom Penh, meyakini bahwa China selalu membagi hasil pembangunan damainya dengan Vietnam dan negara-negara tetangga lainnya melalui inisiatif-inisiatif global.

Mengdavid mengatakan Inisiatif Pembangunan Global (GDI) dan Inisiatif Keamanan Global (GSI) menunjukkan bahwa hubungan China dengan negara-negara tetangganya berada di garis depan dalam upaya membangun komunitas berkualitas tinggi dan modern dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Di luar hubungan China-Vietnam, kunjungan Xi juga mencerminkan aspirasi China untuk membangun komunitas Asia yang damai, makmur, indah, bersahabat, dan harmonis.

Posisi baru hubungan China-Vietnam siap menyuntikkan momentum ke dalam proses tersebut, yang memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan kemakmuran regional.

“Kunjungan Xi akan menambah dorongan baru ke dalam pembangunan yang stabil dan kemakmuran kawasan Asia-Pasifik sekaligus menyuntikkan lebih banyak kepastian dan stabilitas ke dalam dunia yang sedang bergejolak,” kata Tang Zhimin, Direktur Studi China ASEAN di Institut Manajemen Panyapiwat, yang berbasis di Bangkok.

Vietnam dan China sama-sama merupakan negara sosialis yang dipimpin oleh partai komunis, dan konsensus penting yang dicapai oleh para pemimpin tingkat tinggi dari kedua partai dan negara akan mendorong pertumbuhan hubungan bilateral yang stabil, ujar Nguyen Tang Nghi, akademisi di bidang hubungan internasional dari Vietnam National University, Ho Chi Minh City.

Kunjungan Xi ke Vietnam menunjukkan signifikansi besar China bagi hubungan Vietnam-China, serta akan memberikan dorongan yang kuat bagi pengembangan hubungan bilateral lebih lanjut, kata akademisi tersebut.

Dokumentasi – Kereta barang relasi China-Vietnam berhenti dari pelabuhan internasional Xi’an, Provinsi Shaanxi, China. (Ist)

Perkuat Kemitraan

Sebelumnya, China dan Vietnam mendeklarasikan komitmen bersama untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama yang memiliki signifikansi strategis berdasarkan penguatan kemitraan kerja sama strategis komprehensif.

Perkembangan tersebut terjadi pada Selasa (12/12) selama lawatan pertama Presiden China Xi Jinping ke Vietnam dalam enam tahun terakhir.

Mengapa tahap baru hubungan China-Vietnam begitu penting?
Bagi kedua negara, hal itu memperkokoh persahabatan mereka yang telah terjalin lama.

Sebagai yang pertama dari jenisnya, sejak Xi mengemukakan visi membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia pada 10 tahun lalu, komunitas China-Vietnam dengan masa depan bersama memiliki signifikansi strategis dibangun di atas persahabatan yang telah terjalin lama dengan visi untuk masa depan.

Berkaca pada sejarah kedua negara, yang telah berlangsung selama 73 tahun sejak pembentukan hubungan diplomatik, China dan Vietnam memperkuat ikatan mereka melalui dukungan dan bantuan timbal balik untuk perjuangan kemerdekaan dan pembebasan nasional.

Xi menuturkan bahwa pencapaian pembangunan yang luar biasa dari kedua negara merupakan hasil kerja keras kedua pihak serta dunia yang terbuka dan inklusif, terutama Asia-Pasifik yang damai dan stabil.

Lewat kerja sama yang komprehensif itu pula, kedua negara sepakat mendorong pembangunan sosialis.

Dalam fase baru hubungan bilateral ini, kedua negara berkomitmen untuk memanfaatkan peluang bersama serta mengupayakan pembangunan bersama di bidang politik, ekonomi, perdagangan, keamanan, dan pertukaran antarmasyarakat.

Bagi kawasan Asia-Pasifik, perjanjian penting itu mewujudkan prinsip persahabatan, ketulusan, manfaat timbal balik, dan inklusivitas dalam diplomasi bertetangga (neighborhood diplomacy) China.

China berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) demi membangun komunitas China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama.

China juga bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN, termasuk Laos, Kamboja, Myanmar, Indonesia, Thailand, dan Malaysia, untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama.

Selain itu, China membangun komunitas dengan masa depan bersama dengan berbagai kawasan termasuk Asia Tengah, Afrika, Arab, Amerika Latin, serta negara-negara Karibia.

Dengan demikian, perkembangan terbaru dalam hubungan China-Vietnam menandai langkah untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi Asia dan umat manusia.

Ini merupakan energi pendorong bagi pembangunan jangka panjang dan hubungan persahabatan di Asia, serta mendorong perdamaian dan pembangunan dunia dengan lebih baik.

Diposisikan pada titik sejarah baru, membangun komunitas China-Vietnam dengan masa depan bersama yang memiliki signifikansi strategis akan memberikan manfaat bagi kedua bangsa, serta memberikan kontribusi baru bagi stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran regional dan dunia. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru