JAKARTA – Produksi beras pada Oktober 2024 diprediksi akan menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, peningkatan produksi beras hasil dari program pompanisasi dan optimalisasi lahan (Oplah) oleh pemerintah.
“Artinya pompanisasi dan Oplah yang kita lakukan itu tepat. Dan itu bukan data Kementan, tapi data BPS jadi tidak bisa dibantah lagi. Sekarang pertanian tidak mengeluarkan data, kami hanya dari BPS,” katanya usai agenda rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (26/8/2024).
Ia menjelaskan, peningkatan produksi beras dari Agustus ke Oktober akan berjumlah lebih dari 1 juta ton beras dibandingkan bulan yang sama di 2023.
Artinya, jika nilai harga pasar Rp10.000 per kg, maka tambahan dari produksi beras senilai Rp10 triliun.
Amran pun menegaskan pentingnya refocusing anggaran atau mengalokasikannya fokus pada sektor produksi. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendorong terciptanya swasembada pangan.
“Yang dulu anggaran seminar, anggaran yang tidak penting kami alihkan ke sektor produksi dan itu kadang terlewatkan oleh pengamat,” ujarnya.
Tambahan Anggaran Sebesar Rp 68 Triliun
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan Kementerian Pertanian (Kementan) meminta persetujuan Komisi IV DPR RI untuk mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 68 triliun pada 2025.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa pagu anggaran belanja yang dianggarkan untuk Kementan tahun depan hanya Rp 7,91 triliun.
Penambahan anggaran tersebut diperlukan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Dengan memperhatikan pagu anggaran untuk Kementerian Pertanian yang masih sangat terbatas, tentunya akan sulit mendorong terjadinya peningkatan produksi pangan 2025 secara signifikan.
Kementerian Pertanian mengusulkan tambahan anggaran Rp 68 triliun,” kata Amran dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (26/8/2024).
Amran menyebutkan, tambahan anggaran itu diajukan untuk berbagai program, termasuk mencetak sawah 1 juta hektar (Ha), optimalisasi lahan 600.000 hektar, modernisasi tanaman, penyediaan susu gratis, hingga program pekarangan pangan bergizi.
“Kami mohon dukungan dari pimpinan Komisi IV agar pagu anggaran Kementerian Pertanian 2025 nantinya dapat meningkat,” ujar dia.
Selain itu, Amran menuturkan bahwa pihaknya juga menargetkan produksi sejumlah komoditas utama bisa meningkat.
Antara lain, produksi beras ditargetkan dapat tumbuh sampai 32 juta ton, jagung 16,68 juta ton, kedelai 350.000 ton, aneka cabai 2,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 771.000 ton, kakao 641.000 ton, tebu 36,04 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 399.410 ton, dan daging ayam 3,4 juta ton. (Web Warouw)