Jumat, 28 Maret 2025

Melarung Sengkuni ke Laut Selatan, Berharap Indonesia Bebas Hoax

Gerah melarung Sengkuni ke Laut Selatan, Berharap Indonesia Bebas Hoax. (Ist)

YOGYAKARTA- Perkembangan penanganan kasus hoax rupanya mendapat perhatian dari seniman dan budayawan di Yogyakarta. Sebagaimana diketahui, sebelum polisi mengungkap hoax Ratna Sarumpaet yang akhirnya membuat Ratna mengaku melakukan hoax, salah satunya dari tokoh yang dianggap reformis dari Yogyakarta bersama salah seorang putrinya telah menyampaikan pernyataan tidak benar dan tidak terpuji ke publik melalui media maupun media sosial sebelum akhirnya meminta maaf.

Gerakan Rakyat Anti Hoax (GERAH) melakukan aksi budaya dengan melarung tokoh wayang Sengkuni dengan ritual budaya di pantai Parangkusumo Bantul Yogyakarta.

Lewat simbolisasi ritual budaya ini,  empat berbagai rupa tokoh wayang Sengkuni dibuang ke laut dengan harapan agar watak pembohong atau penyebar berita bohong dan ujaran kebencian tidak ada lagi di nusantara.

Koordinator Gerakan Rakyat Anti Hoax,  GERAH, Anter Asmorotejo menyampaikan bakwa aksi budaya bersama masyarakat Jogja dengan larung tokoh wayang Sengkuni sebagai simbol membuang sifat licik, jahat, angkara murka dan suka bohong. Makna larung tokoh tokoh wayang yang memiliki karakter buruk seperti Sengkuni,  Dasamuka yang melambangkan keserakahan,  Dursasana  berwatak suka hantam kromo, Sarpokenoko dan Tjitraksi yang menyimbolkan sifat tidak baik dan pengecut. Dari dunia pewayangan ini masyarakat bisa mendapatkan tuntunan untuk menghindari hal hal yang tidak baik dan menyebarkan kebaikan.

Melalui aksi budaya ini,  rakyat Yogyakarta khususnya dan Indonesia bisa terbebas dari sifat jahat dan aksi hoax yang menggejala dalam politik dan budaya bangsa.

GERAH merasa perlu untuk melakukan aksi budaya dengan membuang Sengkuni ke laut selatan sebagai simbol harapan agar perilaku elit politik lebih berbudaya.

Anter menyebutkan ada banyak wajah Sengkuni hadir dalam politik elit saat ini yang membuat dirasa perlu melakukan laku budaya agar wajah kebangsaan Indonesia lebih bermartabat.

“Kebohongan,  sifat angkara murka,  karakter dan watak sengkuni itu tidak boleh hadir di Indonesia. Ke depan,  ada tahun politik.  Pemilu butuh suasana yang demokratis,  ritual ini menghilangkan watak licik,  culas, mereka yang suka bohong,  jahat tak boleh eksis di negeri ini,” kata Anter, mewakili GERAH. (Moh. Fatchurachman)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru