Oleh: Toga Tambunan *
MEMAHAMI ziarahnya di bumi segra akan memasuki tahap panggilan terberat, dan berikutnya Dia akan berpisah, dengan para muridNya, Yesus seperti umumnya manusia saat berpisah dengan yang yang dikasihi, berkenan membuat perjumpaan istimewa. Yesus pun begitu.
Dia membasuh kaki ke-12 muridnya, menggunakan jubahNya sendiri menyeka kaki para murid tersebut. Selanjutnya diteruskan acara perjamuan makan daging dan minum darahNya. Perihal itu kini menjadi sakramen yang dinamai Perjamuan Kudus.
Bukan hanya itu saja. Juga Yesus melakukan pemberian yang sama istimewa serupa membasuh kaki acara perjamuan itu. Yakni saat menutup acara perjamuan itu, Yesus berkata setelah pada murid-muridnya tersayang yang ditinggal itu:
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”. (Yohanes 14:27).
Ternyata ada kado. Pemberian yang mengesankan. Harta bendanya hanya baju yang dipakai. Dia tidak punya benda lain, fabrikasi dunia ini, apalagi yang berarti.
Yang diberikanNya justru fabrikasi sorgawi pada diriNya, yang dimilikinya: Damai Sejahtera.
Tentang jubahNya, benda fabrikasi dunia yang Dia pakai, nantinya ternyata dijadikan mainan oleh para serdadu penyiksaan pembunuhNya. Jubah itu mereka robek-robek dan dibagi menjadi simbol dan kenangan kebanggaan bagi serdadu itu selaku pembunuh manusia INRI (IESVS NAZARENVS REX IVDÆORVM) yang terkenal itu.
Yesus yang Tuhan itu memberikan damai sejahtera, pusaka dimilikiNya, bagi murid-muridNya sebagai representasi umat manusia.
Tahu akan damai sejahtera tersebut, sontak kita ingat, kejadian kumandang pujian : “…….damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14), diantara kalimat pujian kepada Elohim Jahweh oleh sejumlah besar bala tentara sorga. Ketika itu sejumlah besar bala tentara sorga, menyertai malaikat yang berkabar menyambut kelahiran bayi Yesus, kepada gembala di sekitar Betlehem, representasi manusia di dunia.
Damai Sejahtera itu bersama lahirNya ke dunia, adalah juga Damai Sejahtera yang hadir bersama kematianNya, bagi hidup manusia.
Fakta itu mengejawantahkan kekekalannya damai sejahtera berhubung inheren dengan pribadi Tuhan Yesus yang adalah firman Elohim Jahweh yang kudus, alfa – omega tak berkesudahan, yang tak bercacad tak bercela itu. Pemberian itu bukan hanya istimewa mengesankan, bahkan tiada duanya: pusaka kekal.
Pusaka damai sejahtera Yesus akan kekal selama-lamanya, inheren pemiliknya yang alfa – omega
Dia pemiliknya damai sejahtera. Dia yang firman Elohim Jahweh , yang kudus, yang tak bercacad tak bercela itu merupakan kebenaran dari alfa – omega, dari kekal hingga kekal.
Damai sejahteraNya itu fabrikasi surgawi.
Menyebut Elohim Jahweh atau Tuhan Yesus atau Roh Kudus otomatis berkaitan perihal damai sejahtera, sekaligus menghadirkan kekekalan.
Fakta ini kontras terhadap damai sejahtera fabrikasi dunia, jasmaniah. Yakni yang bersandarkan prinsip asalkan punya cukup uang dan harta kekayaan duniawi, hidup yang bersangkutan itu telah
berselendang damai sejahtera. Terlebih lagi jika dimilikinya melimpah emas permata dalam pundi-pundinya, hidup yang bersangkutan diakui pasti mencapai status damai-sejahtera. Itulah damai sejahtera fabrikasi dunia.
Damai sejahtera pemenuhi kebutuhan hidup lahiriah. Rasa nyaman, jika benar ada dalam dalam damai sejahtera fabrikasi dunia itu, tentu tidak salah. Tapi betapa pun besar fabrikasi dunia tersebut, hanya serupa balon kemilau bercahaya sementara di awan yang segra mbleduk sepintas saja kena sentuh sayap layang-layang.
Satu lagi informasi dalam 2 Petrus 1:2 “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita”.
yang diterangkan berlanjut pada 2 Petrus 3:13-14 : “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”.
Saat Anda tanpa cacat dan noda, mengasihi kebenaran, maka Anda akan mendapatkan damai sejahtera fabrikasi sorgawi.
Sejatinya hidup manusia itu berkodrat Ilahi, sebagaimana Alkitab memuat info, bahwa setelah Adam & Hawa tercipta, mereka Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28)
Tidak disebutkan manusia itu hidupnya akan sementara juga dalam ayat berikutnya. Hidup manusia itu berkodrat kekal. Demikian rencana semula Elohim Jahweh. Sampai Hawa dan Adam bikin berantakan, ikut ingkari Penciptaan, turuti tipu muslihat Lucifer: “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kejadian 3:4), kodrat kekekalaan semula pupus berubah adanya kematian manusia.
Lucifer itulah CEO fabrikasi damai sejahtera dunia, yakni mengorbitkan rasa dan pikiran sombong, yang orisinil membuat krisis dalam kehidupan manusia.
Karya Elohim Jahweh memulihkan rancangan semula. Satu-satunya dengan mengutus Yesus sebagai manusia.
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Johanes 14:1-3) dilanjutkan “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.” (Yohanes 14: 27-29)
Langit Baru Bumi Baru yang kekal itulah prakarsa Elohim Jahweh memulihkan damai sejahtera-Nya semula. Dan di saat itu pula Lucifer bersama pengikutnya hidup kekal terbakar api belakang dalam neraka.
Camkanlah hidup kekal berbahagia hanya dalam Langit Baru Bumi Baru.
Selamat hari minggu.
Medan, 15 Januari 2023.
* Penulis Toga Tambunan, Evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)