Sabtu, 5 Juli 2025

Menelusuri Medan Pertarungan Aktivis Angkatan 98

Presiden Joko Widodo ditengah Rembuq Nasional Aktivis 98 beberapa waktu lalu. (Ist)

Kebangkitan aktivis 98 dalam Rembuq Nasional beberapa waktu lalu dihitung akan mempengaruhi politik nasional, khususnya memperkuat dukungan pada Presiden Jokowi dan politik membela Bhinneka Tunggal Ika. Manaek Hutabarat, aktivis 98 Simpul KM Perbanas Jakarta, mengabdi di Kementerian ATR /BPN menuliskannya dalam Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Manaek Hutabarat

SEJARAH telah mencatat terjungkal nya Suharto dari kursi kepresidenan setelah 32 tahun berkuasa.  Bangunan rezim ORBA ambruk akibat Tata kelola negara yang tak benar , maraknya KKN, rakyat disengsarakan digusur dari tanahnya , pelanggaran berat HAM adalah sebagian kecil dari alasan rakyat bergerak bersama menumbangkan rezim ORBA.  Mahasiswa sebagai lokomotif penimbangan rezim ORBA mendapat legitimasi dari rakyat yang 32 tahun sengsara.  Rakyat dan mahasiswa menjebol tembok ORBA.  Kemenangan tahun 1998, seharusnya diikuti dengan perbaikan nasib rakyat yang tertindas ORBA.  Ukuran ini harus dirasakan setelah 20 tahun Suharto dipaksa mundur dari kekuasaannya namun hari ini belum menampakkan hasil yang signifikan.

Rezim ORBA tidak mengalami pembersihan 100% banyak yang ikut kembali di pemerintahan pasca Suharto tumbang. Kesalahan orba bukan hanya Suharto tetapi jalur ABRI Golkar dan Birokrasi atau disebut ABG harus tanggung jawab dan wajib yang salah dihukum .  Namun sebagai mana di atas tidak maksimal penegakan hukum.  Sejurus hal itu nasib rakyat yang korban HAM , penyerobotan tanah , konflik agraria masih bersabar menunggu kasusnya selesai.

Tak bisa dipungkiri Kehidupan demokrasi pasca Suharto tumbang, tumbuh subur dan semua orang sudah bebas beraktivitas.  pemerintah lahir silih berganti namun persoalan konflik agraria tidak pernah diselesaikan. Apakah mafia tanah lebih berkuasa dari Suharto ? Pertanyaan besar yang wajib dijawab oleh pemegang kekuasaan.  Sebab dari masa Suharto sudah banyak mafia tanah merampok tanah rakyat dan sampai sekarang masih etis terjadi. Perampasan tanah rakyat menjadi agenda perjuangan aktivis 98 yang mendampingi kasus kasus tanah rakyat.

Berangkat dari semangat advokasi tanah rakyat para aktivis 98 pasca Suharto tumbang mulai mengisi komponen trias politica.  Harapannya para aktivis 98 tetap berkonstruksi kepada perjuangan rakyat sekaligus sebagai ujian sejarah apakah mereka memasuki dunia aktivis adalah panggilan nurani atau kepentingan lain.  Harapan kepada pemegang kekuasaan puncak eksekutif yaitu presiden Jokowi untuk menjalankan nawacita sekaligus menyelesaikan konflik agraria yang selama 20 tahu lebih tidak diselesaikan.  pemerintah Jokowi tidak memiliki dosa dan keterikatan dari masa lalu / ORBA  sehingga aktivis 98 yang sejati tentu bisa berjalan bersama membangun faksi permanen pemenangan rakyat atas kasus2 tanah yang menimpanya .  Negara harus hadir dan ini wajib diperjuangkan aktivis 98 dimasa Jokowi tentu lebih mudah, selain agenda rakyat yang diusung akan menjadi penilaian sendiri oleh rakyat mana aktivis 98 sejati atau penyusup yang hanya jualan rakyat saja.

Saya, anda dan semua yang pernah bersama rakyat menumbangkan orba telah lolos dari kawah Candra dimuka gerakan mahasiswa 98, wajib terus memperjuangkan hak – hak rakyat yang dirampas sekalipun 20 tahun Suharto telah tumbang.  Semoga Jokowi memiliki pengetahuan tentang aktivis 98 mana yang sejati terus memperjuangkan hidup rakyat , tegaknya hak rakyat atas tanah karena Jokowi tidak hadir bersama kita saat 1998.  Perlu kaum aktivis 98 yang sejati menegakkan rambu rambu perjuangan tanah untuk rakyat sebagai pembeda dengan mereka yang sibuk mengaku2 aktivis 98 sedang menipu Jokowi tapi rakyat tidak tidur mereka bisa menilai aktivis 98 sejati dan semoga Jokowi bisa melihat kelompok yang bersama rakyat….mereka 100%

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru