Sabtu, 5 Juli 2025

Menkopolhukam: Lindungi Perempuan, Dukung RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

JAKARTA- Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan mengecam kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan pada Yuyun (14 tahun) yang dilakukan 14 orang remaja yang terjadi baru-baru ini di Desa Kasie Kesubun Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.  Untuk itu dirinya menduking RUU mengenai penghapusan kekerasan seksual kepada perempuan. Hal ini disampaikannya secara terbuka dalam akun facebooknya di Jakarta, Rabu (4/5).

“Kita semua tidak ingin kejadian ini terulang kembali kepada siapa saja. Maka dari itu saya mendukung semangat dari RUU mengenai penghapusan kekerasan seksual kepada perempuan, untuk melindungi kaum perempuan secara lebih terintegrasi dan holistik. Saya berharap RUU yang telah masuk dalam prolegnas 2016 ini dapat segera disahkan,” ujarnya.

Melalui kejadian ini Menkopolhukam menyeroti betapa kurang optimalnya pendidikan di negara ini dalam menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus Bangsa. Pendidikan yang dimaksud tidak hanya mencakup pendidikan formal semata, tapi juga pendidikan di lingkungan keluarga di mana orang tua lebih banyak berperan.

“Pemerkosaan yang berakhir dengan pembunuhan terhadap Yuyun (14 tahun) adalah kejadian yang sangat menyedihkan bagi saya. Saya adalah juga seorang kakek yang memiliki cucu perempuan seusianya, sehingga saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kejadian serupa menimpa keluarga saya,” ujarnya

Oleh karena itu kepada para orang tua, Luhut berpesan supaya dapat mengajarkan nilai-nilai yang benar dan kedisiplinan kepada anak-anak, supaya mereka bisa menghadapi era yang makin canggih ke depannya.

“Bukan hanya tugas pemerintah saja untuk mencegah terjadinya kembali kejahatan biadab ini. Kita semua para orang tua juga turut bertanggung jawab, tidak peduli apapun latar belakang kita,” tegasnya.

Menkopolhukam juga memaparkan bahwa, kegemaran 14 pelaku menonton video porno lewat DVD player dan telepon genggam, menyebabkan mereka melakukan kekerasan seksual. Sebabnya, pornografi merusak beberapa jenis hormon di otak manusia, seperti:

1. Dopamine, hormon ini menimbulkan rasa senang dan puas yang menuntut peningkatan dosis. Jika sudah terbiasa mengkonsumsi pornografi, anak akan terus mencari yang lebih karena tidak pernah merasa puas.

2. Neuropiniphrin, hormon ini akan membuat pornografi menjadi candu yang memenuhi otak anak, sehingga menghilangkan kretifitas dan menurunkan prestasi.

3. Serotonin, hormon ini memberikan rasa tenang dan kedamaian yang bersifat sementara, sehingga anak akan mencari pornografi ketika sedang stres.

4. Oksitosin, hormon ini menyebabkan adanya ‘ikatan batin’ antara anak dengan pornografi yang dikonsumsinya, sehingga ada keterikatan kebutuhan.

Padahal di era digitalize ini menurut Luhut, isi pikiran anak akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan internet yang mempermudah anak untuk mengkonsumsi pornografi seperti yang ditunjukkan oleh beberapa survei berikut ini:

1. Hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan 97% pelajar SMP dan SMA telah mengakses situs berkonten pornografi dan juga menonton video porno melalui internet.

2. Hasil survei Yayasan Kita dan Buah Hati menunjukkan 92% anak SD kelas 4-6 di Jakarta sudah pernah melihat pornografi.

3. Hasil survei Yayasan Anak di menunjukkan sebanyak 85% anak usia 9-15 tahun di Jabodetabek pernah mengakses pornografi.

Menurutnya, seharusnya orang tua lebih banyak meluangkan waktu untuk mengawasi dan mengajarkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur kepada anak-anaknya. (Web Warouw)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru