Minggu, 20 April 2025

MINGGU PALMA 2025: Dekonstruksi sang Raja dalam kesederhanaan

Oleh: Pdt Victor Rembeth *

YESUS tidak salah memilih masuk Yerusalem pada Minggu ketika ribuan orang Yahudi menerima dia dengan daun Palma. Bagi mereka daun Palma adalah simbol yang mengingatkan mereka akan kejayaan Yudas Makabe (Abad ke 2 SM) merebut kembali Bait Allah dari tangan penjajah Yunani yang melarang semua peribadatan Yahudi dilakukan di Palestina.

Simbol daun Palma adalah kemenangan militer dan politik yang membangunkan kembali semangat nasionalisme agama orang Yahudi, sekaligus memperkuat keyakinan akan hadirnya Mesias. Yerusalem dan Palestina pada saat itu memiliki kondisi yang sama dalam ketertindasan Romawi. Pembicaraan Mesias adalah harapan yang kembali dipantik setelah Yesus hadir melayani mereka.

Teriakan “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (Yohanes 12:13), adalah harapan, sekaligus euforia penduduk dan peziarah di Yerusalem menyambut penantang Romawi. Ia hampir pasti akan jadi Raja politik dan militer bagi bangsaNya. Ia kulminasi kesesakan semua orang Yahudi akan kerasnya penjajahan orang Kafir Romawi.

Namun, aneh Ia bukan masuk Yerusalem dalam kereta militer dengan kuda gagah perkasa, Ia memilih seekor keledai muda yang belum pernah membawa beban. Pembalikan makna Ia hadirkan bahwa Ia adalah raja, tapi tidak seperti ekspektasi orang banyak. Ia raja dalam kesederhanaan, dan kerajaanNya bukan didirikan dengan Pedang dan kekerasan, tapi dengan kelemahlembutan keledai muda.

Dekonstruksi pemaknaan itu tidak dipahami oleh kerumunan besar manusia yang ada di Yerusalem. Sangka mereka, di kota ini akan segera hadir revolusi besar menjatuhkan penjajah. Namun Yesus melakukan hal lain yang tak seorangpun sadar, bahwa Kerajaan Allah adalah menghadirkan Damai sejati, bukan _Pax Romana_ atau kedamaian semu karena tameng militerisme.

Ia naik Keledai muda, adalah kisah yang tak akan pernah terlupakan dalam Sejarah umat manusia. Kesederhanaan total yang bukan digambarkan oleh kebanyakan penguasa dan pejabat dengan mobil mewah dan vorijder berlimpah. Ia ada di tengah rakyat, tindakannya tidak pura pura, namun aksinya dibuktikan dalam pengorbanan yang akan ia Jalani beberapa hari kemudian.

Apakah kita masih degil memahami, bahwa Kerajaan Allah adalah apa yang ditunjukkan Yesus dalam minggu Palma? Palma yang melambangkan Kekuasaan Semu bisa Ia patahkan menjadi kesederhanaan dalam kemauanNya menjadi sama dengan kebanyakan orang yang terbuang dan tak diperhatikan oleh penguasa. Keledai muda adalah lambang mengosongkan diri yang paripurna.

“Hosanna bagi Dia, diberkatilah Dia yang datang dalam Nama Tuhan”. Selamat merayakan Minggu Palma, sebuah kisah kesederhanaan, Allah beserta kita dalam keledai muda, Allah beserta kita bukan dengan mobil ratusan juta atau miliaran rupiah, tapi Allah beserta kita menjadi sama dengan siapapun kita yang mau datang dengan rendah hati seperti seekor keledai muda. Hosana!

*Penulis Pdt, Victor Rembeth dari Gereja Baptis Indonesia

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru