Senin, 9 Desember 2024

MUI dan GMIT Kutuk Penikaman Anak Sekolah

KUPANG- Menyikapi kasus yang terjadi di Kabupaten Sabu Raijua Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT dan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) mengutuk dengan keras dan sangat menyayangkan kasus penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan sekolah pada saat kegiatan belajar mengajar. Aksi yang telah merenggut nyawa siswa sekolah di Kabupaten Sabu Raijua merupakan aksi biadab dan terkutuk.

“Anak adalah aset bangsa dan merupakan pelanjut peradaban bangsa, oleh karena itu segala bentuk kekerasan terhadap anak akan merusak masa depan bangsa Indonesia,” Kata Ketua MUI NTT, Abdul Kadir Makarim menanggapi Aksi Kekerasan yang tergolong sadis di Kabupaten Sabu Raijua, Selasa (13/12).

MUI mendesak kepada pemerintah dan pihak keamanan untuk segera mengusut tuntas kasus ini, menemukan pelakunya, menguak motivasi tindakan tersebut dan segera diumumkan ke publik sehingga mengurangi keresahan masyarakat Sabu Raijua serta dalam rangka validasi informasi kepada publik NTT khususnya Sabu Raijua.

MUI menghimbau kepada masyarakat Sabu Raijua dan NTT secara umum untuk tetap tenang dan mempercayakan penuh kepada pemerintah dan pihak kepolisian untuk bekerja secara porfesional dalam mengungkap misteri kasus ini.

“Umat beragama di Sabu Raijua dan NTT secara umum agar tetap menjaga kerukunan antar umat beragama dengan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pendeta Merry Kolimon, mengecam keras tindakan penyerangan terhadap siswa-siswi di lingkungan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Seba, di Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kami mengecam dengan keras penyerangan terhadap anak-anak di lingkungan sekolah pada jam belajar,” tegas Merry, di Kupang, Selasa (13/12/2016).

Menurut Merry, kekerasan terhadap anak adalah kekerasan terhadap kemanusiaan. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah dan pihak keamanan bekerja sungguh-sungguh guna mengungkap pelaku dan motivasi yang melatarbelakangi tindakan penyerangan tersebut.

“Kami minta agar umat lintas agama di Sabu saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan bersama-sama bersuara menuntuk keadilan bagi anak-anak kita yang menjadi korban. Mari kita jaga Sabu dan NTT sebagai rumah bersama,” imbaunya.

Merry juga berharap, anak-anak yang menjadi korban penyerangan tersebut agar mendapatkan penanganan atau perawatan secara maksimal agar segera memperoleh pemulihan kondisi kesehatan maupun mental.

Sebelumnya, sebanyak tujuh orang siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, pada Selasa, 13 Desember 2016 menjadi korban penyerangan dan penikaman oleh seorang pria tak dikenal dengan menggunakan pisau.

Kronologi Kejadian

anak sekolah yanbg jadi korban penikaman (Ist)Wakapolres Kupang, Komisaris Polisi Sriyati menjelaskan kronologis kejadian, saat jam pelajaran berlangsung sekira pukul 08.47 Wita. Pelaku datang dan memasuki ruangan kelas V SDN 1 Sabu Barat, dimana saat itu pelaku dalam keadaan memegang pisau ditangan.

“Pelaku saat itu langsung menuju ke bangku belakang dimana anak SD yang bernama Naomi Oktaviani Pawali, 11 tahun dan pelaku langsung memutar wajah anak SD tersebut dan menggorok Korban dengan pisau yang dipegangnya pada bagian leher Korban,” jelas Sriyati.

Ia mengatakan, setelah pelaku sudah berhasil melukai atau menggorok korban tersebut, pelaku kemudian langsung mencari korban anak siswa-siswi lainnya dan melakukan aksinya.

Atas peristiwa tersebut teridentifikasi korban sebanyak 7 orang yakni, Juniarto Ananda Apri Dimu, jenis kelamin laki-laki berusia 11 tahun, mengalami luka robek pada pipi kiri, luka robekan pada lengan kanan bagian dalam, luka robekan pada daun telinga bagian kanan.

Kedua, Naomi Oktoviani Pawali, jenis kelamin perempuan, umur 10 tahun, mengalami luka pada leher, luka pada bibir bagian depan. Ketiga, Maria Katrina Yeni, usia 8 tahun, jenis kelamin perempuan, mengalami luka pada leher, luka pada jari tunjuk dan jari tengah. Keempat, Gladis Riwu Rohi, berusia 11 tahun, berjenis kelamin perempuan, mengalami luka pada leher dan jari.

Kelima, Dian Suryanti Kore Bunga, jenis kelamin perempuan, usia 11 tahun, mengalami luka pada bagian leher. Keenam, Alberto Tamelan, usia 10 tahun, jenis kelamin laki-laki, mengalami luka pada bagian leher. Ketujuh, Aldi Miha Djami, berusia 11 tahun, jenis kelamin laki-laki, juga mengalami luka pada bagian leher.

Sriyati menjelaskan, saat kejadian siswa sekolah SDN 1 Seba, Sabu Barat langsung berhamburan lari keluar lingkungan Sekolah dan kebetulan disamping lokasi SDN 1 Sabu Barat terdapat kantor Koramil 1627/04-Sabu Raijua.

“Saat mengetahui anak-anak SDN 1 Sabu Barat tersebut lari berhamburan keluar, Danramil Sabu Raijua Mayor (Inf) I Ketut Nesa langsung memerintahkan anggotanya untuk ke Lokasi SDN 1 Sabu Barat dan mengamankan pelaku,” jelasnya.

Dia menguraikan, pada saat bersamaan sekira pukul 09.10 Wita, anggota Polsek Sabu Barat dipimpin oleh Panit I Intel juga tiba di area SDN 1 Sabu Barat dan langsung mengamankan dan mengevakuasi pelaku di Kantor Polsek Sabu Barat.

Selanjutnya, pihak Polsek Sabu Barat dibantu Koramil 1627/04-Sabu Raijua berkoordinasi dengan pihak sekolah dan mengumpulkan siswa sekolah pada kelas masing-masing untuk di data dan bagi siswa yang orang tuanya/Wali belum datang pihak Polsek Sabu Barat membantu mengantar siswa2 tersebut kerumahnya masing-masing.

“Polsek Sabu Barat langsung berkoordinasi dengan polsek terdekat yakni Polsek Sabu Timur dan Polsek Hawu Mehara untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap pelaku yang diamankan di Polsek Sabu Barat,” urainya.

Tewas Dihakimi Massa

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Irwansyah, 32 tahun, yang menganiaya tujuh murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sabu Barat dibawa dan diamankan di Polsek Sabu Barat. Saat berada di dalam sel, masyarakat yang berbondong-bondong mendatangi kantor polisi itu melempar batu ke atap.

“(Irwansyah) sudah ditempatkan di tempat khusus tapi ternyata dihakimi massa. Massa yang mengetahui dan mendengar kejadian tersebut langsung tersulut emosi dan secara berbondong-bondong mendatangi Polsek dan meminta agar pelaku dikeluarkan dari ruang tahanan,” kata Wakapolres Kupang, Komisaris Polisi Sriyati.

“Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke yang datang ke Polsek membantu polisi untuk menenangkan masyarakat yang sudah tersulut emosi dan amarah,” ujar dia.

Tujuh Orang Kabur

Tujuh orang pedagang yang diduga sebagai rekan pelaku penikaman terhadap tujuh murid SDN 1 Seba Kecamatan Sabu Barat memilih kabur dari Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Selasa 13 Desember 2016.

Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua Ruben Kale Dipa yang menumpang kapal Santika 77 bersama tujuh orang itu membenarkan hal tersebut. Menurut Ruben, tujuh orang itu mengaku berasal dari Makassar.

“Tadi saya sempat ngobrol dengan mereka di ruang Nahkoda bahwa memang mereka sama-sama pedagang piring dengan pelaku penikaman di SDN I Seba,” ungkap Kale Dipa dihubungi wartawan, Selasa malam.

 “Mereka tinggal di depan SDN 1 itu. Mereka anak muda-muda dari Makassar. Mereka tampak ketakutan sekali,” ujarnya menambahkan.

Ruben menceritakan, kapal Santika 77 kemudian diperintahkan Syahbandar agar kembali ke pelabuhan Seba setelah hampir satu jam berlayar.

Ditambahkan Ruben, di saat yang sama kapal cepat Pulau Dana mengejar dari belakang yang di dalamnya ada anggota TNI dan Polisi dari Polsek Sabu Barat.

 “Nahkoda diperintahkan untuk menghentikan kapal. TNI dan Polisi lalu naik ke atas kapal Santika dan mengambil tujuh orang itu. Mereka dibawa kembali ke Seba untuk diperiksa,” terangnya.

Ruben Kale Dipa yang sudah berada di Kupang mengatakan, meski sudah berada di perairan Sabu Barat, kapal Pulau Dana yang mengangkut tujuh orang yang dijemput aparat tidak bisa berlabuh lantaran pelabuhan Seba di Kepung massa.

 “Kabar terbaru dari Seba, Kapal Pulau Dana masih belum merapat ke daratan karena ribuan orang sudah menunggu kapal itu di pelabuhan,” imbuhnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru